Seperti rencana sebelumnya setelah kelas terakhir Yeira pergi menuju tempat yang sudah diberitahukan oleh Hansa, tempatnya sedikit jauh dari area kampus.
"Cie botol minumnya disimpen." Goda Ryu saat melihat Yeira masih mengenggam air mineral pemberian Arjun saat kelas tadi.
"Belum abis Ryu." Yeira mengangkat air mineral botol ke hadapan Ryu setengah kesal.
Ryu terkekeh melihat ekspresi Yeira yang menurutnya masih salah tingkah hingga sekarang, wajar saja Arjun tiba-tiba memberikannya minuman kepada Yeira membuat sahabatnya itu menjadi kepikiran maksud dari Arjun.
"Ryu gue pengen cerita sesuatu, nanya deng bukan cerita." Ucap Yeira.
"Apaan?" Ryu melirik sekilas sahabatnya.
"Lo kenal geng motor daerah timur gak?" Tanya Yeira yang tiba-tiba menanyakan mengenai geng motor, tumben sekali, pikirnya.
"Geng motor? Tumben lo nanya gituan ke gue." Ryu malah balik bertanya.
Yeira mengigit bibir bawahnya, ia ragu ingin menceritakan semuanya ke Ryu.
"Gue nanya doang, lo kan punya mantan anak geng motor, siapa tau kan kenal sama geng motor bagian timur." Yeira memilih untuk tidak menceritakan tentang Hansa saat ini, ia harus memastikan bahwa kabar yang diterimanya benar adanya.
Ryu tampak berpikir sejenak, mengingat-ingat tentang geng motor.
"Kayaknya gue gak tahu deh, setau gue kalau geng motor tuh ya aktif dan beraksinya di kawasan mereka aja gitu, misal nih bagian barat itu kawasan mantan gue nah dia cuma keliling daerah barat aja, kalau ke timur pas ada urusan aja, jarang muncul di bagian geng lain maksudnya." Jelas ryu panjang lebar.
Yeira menganggukan kepalanya paham, ia pikir Ryu tahu banyak tentang geng bagian timur itu tapi ternyata tidak.
"Kenapa sih Ra? Ada masalah?" Tanya Ryu yang penasaran karena tingkah Yeira sedari tadi tampak sednag berpikir keras.
"Gakpapa, nanti gue bakalan cerita kok." Ucap Yeira yang diangguki Ryu.
Sesampainya di kafe Yeira langsung turun dari mobil Ryu dan berpamitan ke sahabatnya yang sudah mau mengantarkannya.
"Thanks ya Ryu!" Yeira menutup pintu mobil.
kling!
Suara pintu terbuka Yeira langsung disambut dengan aroma kopi yang menguar dengan nikmatnya, Yeira berjalan ke meja pesanan untuk memesan satu kopi susu caramel, sambil menunggu struk netra Yeira memencar mencari Hansa dan teman-teman sekelompoknya.
Satu pesan masuk dari Hansa mengirimkan lokasi dimana mereka duduk, wajar saja kafe yang ia kunjungi dua kali lebih besar dari kafe milik Ryu, sehingga ia sedikit kesulitan menemukan Hansa dan teman-temannya.
"Sini Ra!" Teriak Hansa sambil menggeser kursi untuk Yeira duduk tepat di sebelahnya.
Yeira hanya mengangguk dan duduk di sebelah Hansa, dia tidak menyangka hanya dirinya yang perempuan di kelompok ini ia pikir nama Aulia yang dipanggil dosen kemarin saat menentukan kelompok berjenis kelamin perempuan, tapi ternyata malah sebaliknya.
Yeira merasa sangat tak nyaman pasalnha Hansa terus saja menaruh lengannya pada kepala kursi yang ia duduki, membuatnya seperti dirangkul oleh Hansa, apalagi tangannya yang kekar membuat Yeira sangat tidak nyaman. Terlebih pembahasan mereka bukannya mengenai materi melainkan lain hal yang sama sekali tidak dimengerti oleh Yeira, hendak menegur tapi myalinya menciut.
"Gilak gue tadi malem ketemuan sama cewek yang gue temuin di twitter gue ajak FWB dia mau anjir, terus tadi malem manteb banget, lo harus coba!" Ujar Mario salah satu teman Hansa sambil menyeringai.
"Gilak lo, gue gamau make bekas lo, yang ada HIV ntar!" Balas Mahesa sambil mendorong bahu Mario.
"Untuk apa mencari friends with benefit kalau pacar kalian udah ngasih jatah!" Kini giliran Felix yang bersuara, kelima cowok serentak tertawa puas, Hansa sesekali melirik Yeira dengan tatapan yang membuat Yeira bergidik ngeri.
Yeira tahu betul topik pembicaraan kali ini, ia merasa betul-betul tidak nyaman.
"Gue pamit ke toilet ya." Suara Yeira membuat kelima laki-laki terdiam dan menatapnya, lalu Hansa mengangguk.
Yeira menatap dirinya pada cermin toilet, merasa sangat bosan ia tidak tahu harus berbuat seperti apa, rasanya ia hanya ingin pulang dan kembali bekerja di kedai, bertemu dengan Ryu serta membuat kopi yang dapat menenangkan dirinya.
Toilet kafe ini berada di belakang sedikit terpisah dari bangunan utama, lampu yang remang-remang di tambah hari yang semakin sore memang membuat toilet kafe tampak sedikit gelap, namun Yeira sedikit nyaman di sini daripada harus duduk bersama lima laki-laki mesum di sana.
Tap! Tap! Tap!
Suara langkah kaki dari sisi luar tak di hiraukan oleh Yeira, sampai pantulan cermin memantulkan Hansa yang menyeringai ke arahnya, mendekat ke sisi telinganya dan berbisik.
"You wanna try my game?" Bisiknya yang membuat tubuh bulu kuduknya meremang ia takut dan tampak tegang terlebih ketika Hansa memeluknya dari belakanh dan meletakkan kepalanya di pundaknya sambil mengendus lehernya yang terekspos karena ia baru saja mengikatkan rambutnya.
Yeira seakan mematung, air matanya sudah menggantung di pelupuk matanya siap untuk terjun, tidak sampai disitu Hansa kini mulai meraba tubuhnya, hendak melawan tapi Yeira tidak bisa, ia merasa hina dan berdosa.
"don't cry baby, you will like it, trust me." Ucap Hansa lalu mengecup pipi Yeira.
Air mata Yeira menetes saat Hansa memutar tubuhnya, kini ia berhadapan langsung dengan Hansa.
Saat hidung Yeira dan Hansa sudah bertemu, Yeira memejamkan matanya ia benar-benar tidak bisa bergerak sedikitpun ia takut dan hendak pergi tapi dirinya seperti tidak berdaya, ia hanya terus merapalkan doa agar seseorang datang menolongnya siapapun itu.
"BANGSAAATT!!!"
BUGH!!!
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
After Met You | End
FanfictionArjun dan Yeira, keduanya sama-sama kehilangan dan dipertemukan disebuah pemakaman tempat dimana orang yang mereka cintai beristirahat, siapa sangka takdir tersebut membuat Yeira kembali menemukan pondasi hidupnya yang runtuh serta menemukan bahu un...