17

221 60 0
                                    

Sebenarnya Arjun ingin membawa Yeira pulang ke rumahnya tapi ia sendiri tidak tahu alamat Yeira, kalaupun Arjun membawa Yeira ke kafe Ryu sepertinya Yeira sendiri masih belum sanggup bertemu teman-temannya atau hanya akan menyimpan cerita hari ini tanpa memberitahu kepada sahabat-sahabatnya.

Napas menderu serta pelipis yang basah oleh keringat sebesar biji jagung, membuat Arjun melihat ke arah Yeira yang sednag terlelap, lebih tepatnya kini Yeira seperti mimpi buruk, maka Arjun langsung membangunkan Yeira agar terlepas dari mimpinya.

Yeira mengerjap, napasnya tak beraturan, ia mengusap wajahnya mencoba menyadarkan diri akan keadaan sekitar, mimpi buruk kali ini di tambah dengan bayangan wajah Hansa yang masih melekat di ingatannya.

"Arjun maaf ya, ya ampun gue ketiduran lama banget ya? Maaf banget kalau gue bikin lo repot." Yeira merasa tidak enak kepada Arjun yang sudah banyak membantunya hari ini, ia tidak tahu bagaimana nasibnya jika Arjun tidak ada saat kejadian itu menimpanya.

Arjun langsung menepis ucapan Yeira. "Gakpapa sumpah, santai aja Ra, gue seneng bisa bantu lo, sekarang lo mau langsung pulang atau ke kafe Ryu?" 

"Gue turunin di sini aja Jun gakpapa." Yeira hendak melepas seatbelt yang dikenakannya, namun dengan cepat Arjun menahannya.

"Gak, lo harus sampe rumah dengan selamat, lo gak takut kalau gue turunin di sini lo bakalan aman dan bisa jaga diri?" Tanya Arjun sedikit tegas.

Yeira langsung menunduk perasaan tidak enak pada Arjun semakin menguar, rasanya ia hanya merepotkan Arjun sejak mereka pertama kali bertemu, dari Arjun yang memberinya air mineral, lalu Arjun yang menyelamatkannya dari Ibunda Jaevin, dan sekarang Arjun menyelamatkan hidupnya yang hampir saja menjadi korban perlakuan tidak bermoral dari Hansa.

"Ra... Jangan salahin diri lo sendiri yah, sekarang lo mau kemana? Biar gue anterin?" Tawar Arjun sekali lagi k pulang tapi ia memikirkan Ibunya yang berada di rumah, tapi dirinya rasanya malas bertemu siapa-siapa apalagi lp 0.8jika ia pulang dan ada Ayahnya yang tempramen itu, pasti akan memperburuk keadaannya.

"Atau lo mau makan dulu?" Tanya Arjun saat Yeira tak kunjung menjawab pertanyaannya.

Yeira hanya mengangguk pelan, ia kehabisan ide untuk dirinya sendiri agar merasa lebih baik. Yeira hanya ingin pulang ketika Ayahnya sudah tertidur pulas entah dengan siapa.

"Okey kita makan dulu!" Arjun setengah berteriak membuat Yeira terkekeh.

"Lo kenapa semangat banget pasti udah laper banget ya? Maaf ya Jun." Ucap Yeira, sudah pasti ini salah dirinya yang malah tertidur.

"Hehehe... Iyaa yang penting kita makan sekarang, pokoknya sampe kenyang!" Seru Arjun yang lagi-lagi membuat Yeira tertawa melupakan sesikit luka di hatinya.

"Okey!" Ucap Yeira mencoba menyamakan antusiasme Arjun.

Keduanya berhenti di sebuah warung pecel lele di pinggir jalan.

"Mau pesen apa?" Tanya Arjun yang duduk di hadapan Yeira sambil memegang oulpen dan secarik kertas untuk mencatat pesanan.

"Samain aja Jun."

"Okey!" Arjun menulis menu ayam goreng dan nasi ditambah es teh untuk dirinya dan Yeira.

"Lo tau gak? Lesehan ini tuh paling enak, gue jamin sehabis lo makan di sini, lo pasti bakalan balik terus." Cerita Arjun.

"Okey gue bakalan buktiin omongan lo itu bener atau enggak." Sahut Yeira sambil tersenyum.

Di dalam hati Arjun dirinya merutuki senyuman yang terpancar di wajah Yeira, mengingatkannya dengan senyuman Saira dulu.

"Lo mirip." Celetuk Arjun tiba-tiba membuat Yeira mengangkat kedua alisnya.

"Mirip?" Tanya Yeira bingung.

"Eh! Sorry bukan apa-apa, gue cuma ngomong lo mirip sama Saira, senyuman lo." Jawab Arjun yang malah membuat kerutan di kening Yeira semakin dalam.

Melihat wajah kebingungan Yeira, Arjun menggaruk tengkuknya, merasa dirinya bertingkah aneh karena tiba-tiba berceletuk seperti tadi.

"Saira itu orang yang selalu gue datengin di makam, pas kita pertama ketemu." Mendengar jawaban Arjun, Yeira langsung paham ternyata makam yang selalu di kunjungi oleh Arjun itu bernama Saira.

"Heh Mas Jun, cie bawa cewek, nih ayamnya masih anget fresh from wajan legendaris!" Suara pemilik warung menyapa sambil memberikan pesanan Arjun dan Yeira.

"Wah pesanan gue spesial dianterin sama CEO warung ayam goreng Mas Janu thankyou." Balas Arjun lalu menatap makanannya dengan mata yang terbuka lebar.

Yeira yang melihat keakraban pemilik warung dan Arjun kembali merasa terhibur, lagi-lagi ia teringat bagaimana Jaevin juga begitu akrab dengan salah satu warung batagor di dekat rumahnya yang selalu menjadi tempat mereka berdua menikmati batagor bersama.

"Ayok dimakan Mba!" Mas Janu mempersilahkan Yeira yang sedari tadi hanya diam dan tersenyum.

"Kayak Mas Jun ini lho, lahap banget makannya kayak kuli, dia itu Mba kalau makan gabisa cuma secentong nasinya, harus empat centong kalau laper banget ya lima centong terus nambah ati goreng."

"Heh! Jangan gitu dong! Jangan buka rahasia gue gitu, gak gue promosiin nih warung lo!" Arjun mengerucutkan bibirnya seakan-akan ngambek atas ucapan Mas Janu yang memang benar adanya.

Yeira kembali terkekeh kembali melihat interaksi keduanya, sudah dapat dipastikan Arjun adalah pelanggan setia warung ini.

"Makan Ra, gausah di dengerin nih orang, cerewet soalnya."

"Enak aja! Selamat makan yah, jangan lupa promosiin ke temen-temennya ya Mba."

"Siyap Mas!"

Sepertinya Yeira menemukan pundak bersandarnya kembali.

tbc...

maaf ya kalau ceritanya ngebosenin huhu... nanti aku berusaha biar jadi seru... tapi aku izin gak update lama ya... sampai proposal tugas akhirku di acc dosen😭 see you!

After Met You | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang