18

208 54 0
                                    

Langkah kaki Yeira menyusuri koridor kampus untuk kelas pertamanya di jam dua belas siang, kali ini ia tidak bersama dengan Ryu, karena semalam Yeira benar-benar di antarkan pulang sampai rumah oleh Arjun, syukurlah rumah Yeira tampak sepi karena memang Ibunya sedang pulang kampung karena neneknya sedang sakit, sedangkan Ayahnya ternyata sedang liburan keluar kota dan berangkat kemarin sore, jadi Yeira bisa tenang berangkat ke kampus untuk beberapa hari kedepan.

"Ra!" Sapa seseorang yang ternyata ketika di tengok adalah Cheryl dengan Dava yang berangkat bersama, tidak di pungkiri pasangan ini memang benar-benar memiliki aura yang positif dan ceria, pantas saja keduanya kerap kali menjadi pasangan yang menjadi idaman orang yang melihat keduanya.

Yeira, Cheryl dan Dava memasuki kelas, sudah ada Abin, Ryu, dan Arjun yang duduk di tempat masing-masing, Yeira menyapa semua temannya dengan senyuman.

Saat pertengahan kelas berlangsung Yeira izin untuk ke toilet yang diikuti oleh Ryu setelahnya, mereka berdua akhirnya ke toilet bersama, saat sampai koridor tak jauh dari kelas keduanya tak sengaja berpapasan dengan Hansa yang dengan bibir dan pelipis yang membiru.

Ryu melihat perbedaan ekspresi Yeira yang berubah cemas dan takut saat berpapasan dengan Hansa yang bahkan tidak melihat ke arahnya.

"Lo kenapa Ra? Ngelihat Hansa kok kayak takut gitu?"Tanya Ryu dengan nada cemas, belum saja mendapat jawaban, Yeira malih berlari lebih dulu dan masuk ke bilik toilet.

Tak berlangsung lama, bilik Yeira terdengar suara isak tangis, dengan perasaan penuh kekhawatiran Ryu mencoba membuka pintu Yeira dengan sekuat tenaga, pintu tak kunjung terbuka Ryu mencoba mendobrak pintu dengan sekuat tenaga, di percobaan ketiga barulah bilik toilet terbuka dan betapa terkejutnya Ryu melihat keadan Yeira yang tampak sangat berantakan dan menangis histeris.

"YEIRA LO KENAPA RA?!" Ryu panik dan langsung memeluk tubuh Yeira yang gemetar, dirinya tidak pernah melihat Yeira sekacau ini, bahkan ketika Ayahnya menyiksanya dengan pukulan pun Yeira tidak sekacau ini.

"Ra lo kenapa Ra? Lo kenapa tiba-tiba nangis?" Tanya Ryu masih panik dan terus mendekap Yeira, memeberikan elusan lembut ke punggung sahabatnya yang masih bergetar hebat.

Yeira terisak hebat sejak melihat Hansa di koridor, walaupun tatapan Hansa seakan menghindar, tapi kilatan kejadian kemarin masih sangat membekas di dirinya, pikiran-pikiran negatif mulai menggerogoti otaknya memberikan stimulus ke tubuhnya, rasa takut kembali menjalar apalagi saat kakinya memasuki toilet, semua kejadian seakan terputar kembali memberi efek trauma yang sungguh hebat.

"Gue... kotor Ryu... Gue jijik sama diri gue sendiri...." Ucapan Yeira terbata-bata masih sambil terisak, seperti tangisan deras yang tertahan, sangat sakit.

Ryu menteskan air matanya, tidak bisa ia melihat Yeira terguncang seprti ini, entah apa yang di alami sahabatnya ini hingga bisa sekacau ini.

"Ra, tarik napas ayok, pelan-pelan tarik napas di sini ada gue yang lindungin lo, lo gak kotor, sama sekali enggak yah, di sini tenangin diri lo dulu, semua temen lo sayang sama lo Ra, ada gue, Cheryl, Lia, Yuna sama anak-anak bandnya Arjun, semua sayang sama lo yah, gak usah takut, gak usah jijik sama diri lo sendiri okey." Ryu mencoba menenangkan Yeira memberikan kata-kata yang ia harap dapat membuat Yeira sedikit tenang.

"Hansa Ryu...." Bisik Yeira dengan suara parau lalu kembali histeris lagi.

Mendengar kata Hansa dari Yeira, Ryu langsung paham, pasti ada kejadian yang terjadi kemarin yang membuat sahabatnya seperti ini bahkan hanya berpapasan dengan Hansa.

Namun dirinya tidak ingin menunjukan emosinya saat ini dan mencoba Yeira untuk tenang.

Setelah tahu semua kejadian kemarin dari Arjun saat istirahat, Ryu dan Arjun memutuskan untuk melaporkan Hansa kepada pihak kampus agar dapat memberikan sanksi ke Hansa atas perbuatannya tersebut dan meminta Yeira untuk pindah kelompok dalam mata kuliah yang ia tempuh bersama Hansa, mengajukan perpindahan kelas sedangkan Yeira bersama teman lainnya di klinik kampus.

Setelah melaporkan seluruh kejadian ke pihak kampus, Ryu dan Arjun berpapasan dengan Hansa, tanpa berpikir Ryu menghampir Hansa dan menampar bahkan memberikan tendangan ke alat vital Hansa, membuat Hansa jatuh dan kesakitan luar biasa.

"LO UDAH KURANG AJAR SAMA TEMEN GUE! GUE GAK AKAN TINGGAL DIAM YA BANGSAT!!! LO HARUS TANGGUNG SEMUANYA!!!" Teriakan Ryu dengan nada yang sangat tinggi membuat orang di sekitar memandang dirinya dan Hansa yang terkapar.

"Bangsat! Maksud lo apa hah?" Tanya Hansa di tengah rintihannya.

"Lo masih nanya?" Ryu kembali ingin menendang Hansa namun di tahan oleh Arjun.

"Ryu, ini di kampus keep calm, jangan sampe kita ribut di sini." Bisik Arjun sambil menahan pundak Ryu.

"Gak bisa! Dia Jun! Dia bikin Yeira lagi-lagi terluka, gue gak pernah lihat Yeira nangis histeris dan nyalahin dirinya sendiri kayak tadi! Ini semua gara-gara manusia brengsek!!!" Ucap Ryu penuh dengan penekanan disetiap katanya dan meneteskan air mata ikut merasakan apa yang di rasakan Yeira.

Hansa tersenyum miring dan berusaha bangkit dengan susah payah lalu mendekati Ryu dengan tatapan menikam.

"Kalau lo sampe laporin kasus ini ke polisi atau pihak kampus, gue gak akan segan-segan bikin Yeira tambah hancur, asal lo tau dia harus nanggung semua kesalahnnya!" Bisik Hansa tepat di telinga Ryu.

Hansa kembali tersenyum miring lalu menepuk Arjun.

"Dan lo! Gak usah sok jagoan jagain Yeira dia bakalan bikin hidup lo sial atau bahkan mati! Dia itu cewek pembawa sial!" Ucap Hansa sambil menatap Arjun serius, lalu berjalan begitu saja meninggalkan keeumunan yang sedari tadi terpusat ke arahnya.

tbc...

After Met You | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang