20

229 54 2
                                    

Kondisi Yeira benar-benar tidak baik-baik saja, selepas pertarungan hebat bersama Hansa, di dalam dekapan Arjun dirinya pingsan begitu saja dan membuat Arjun panik setengah mati, tidak lagi memperdulikan luka di ujung bibirnya yang mengalirkan darah segar dari sana, dirinya berlari melewati lorong demi lorong mengantarkan ke tempat dimana Yeira akan di periksa.

Pintu ruangan ditutup Arjun langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai rumah sakit, ingatannya kembali berputar pada saat dimana Saira dulu dalam masa kritisnya, dirinya benar-benar tidak mau Yeira berakhir seperti itu.

"Jun udah Jun, ayok duduk disitu jangan di lantai gini." Ryu menarik lengan Arjun perlahan sembari menyuruhnya untuk duduk, kini dirinya yakin Arjun benar-benar akan menjaga Yeira sesuai ucapannya.

"Gue keinget mantan gue yang udah meninggal Ryu, gue gamau ngalamin hal serupa untuk kedua kalinya." Arjun menunduk pundaknya kembali terguncang, dirinya memang lemah saat ini, benar-benar takut akan kondisi Yeira.

"Jun obatin dulu luka lo itu yuk, ntar infeksi." Ajak Ryu yang kembali mengangkat bahu Arjun agar dapat tegak tidak menunduk.

"Lo gak usah khawatirin gue Ryu, gue gapapa ini luka kecil, gue mau lihat sampai Yeira dinyatakan baik-baik aja sama dokter." Arjun tetap kukuh dengan kemauannya sehingga Ryu hanya bisa mengangguk pasrah dan menghubungi teman-temannya yang lain.

Setelah lima belas menit Yeira melakukan pemeriksaan di dalam ruangan, akhirnya dokter muncul memberi hasilnya.

"Teman kalian ini mengalami syok ringan, tekanan darahnya menjadi sangat rendah saat ini, diharapkan pasien bisa di rawat selama beberaoa hari sampai tekanan darah kembali normal." Jelas dokter yang membuat Arjun sedikit lega.

Setelah mendapat penjelasan tersebut Yeira di pindahkan ke ruang rawat inap dan beberapa temannya juga datang menjenguk dirinya.

"Ceritanya panjang banget, gue gak bisa cerita kalau Yeira belum mau cerita." Jelas Ryu saat Lia, Cheryl dan Yuna bertanya-tanya mengapa Yeira sampai jatuh pingsan dan ada keributan apa tadi di parkiran kampus bagian belakang, namun Ryu belum mampu menjawab, biarkan Yeira sendiri yang membagikan kisahnya, dirinya tidak berhak untuk itu.

Teman-teman lain untungnya paham dan hanya fokus pada kesembuhan Yeira terlebih dahulu.

"Ini makanan, nanti malam biar cowok-cowok aja yang jaga Yeira." Ucap Dava yang baru saja datang membawa kresek berisi makanan.

"Gue tetep mau jagain Yeira di sini." Celetuk Ryu, bahkan dirinya sejak tadi belum berganti baju.

"Lo harus istirahat bego, kecut belom mandi." balas Bram yang langsung mendapat tamparan dari Ryu di bahunya.

"Ya maksud gue, ntar gue balik ke sini lagi."

"Makan dulu aja guys, mukanya pada lemes-lemes banget." Kamal membuka kresek membuka satu persatu makanan yang ada di sana kemudian ditata di meja.

"Jun lo makan anjir jangan sampe sakit." Tegur Abian pada Arjun yang masih setia duduk di sebelah Yeira yang masih belum sadar.

Arjun tidak munafik ia benar-benar sudah lapar, setelah mendapat perintah dari Abian dirinya langsung bangkit dan berkumpul dengan yang lain.

"Ryu lo mau gue anterin gak? Balik ke rumah?" Tawar Lia sambil memakan kentang gorengnya.

"Boleh, mobil gue masih di kampus gapapa kan yah?" Tanya Ryu yang baru ingat jika mobilnya masih terparkir di kampus, karena dirinya ke rumah sakit bersama Arjun.

"Mana kunci lo, biar gue ambil, terus dibawa ke sini." Tawar Bram sambil mengadahkan tangan meminta kunci mobil.

"Serius?" Tanya Ryu memastikan, tunben Bram tidak mengajak dirinya ribut.

"Iyaa ntar abis makan ya, gue mau makan dulu." Ucap Bram lalu melahap ayamnya, Ryu mengangguk lalu mengeluarkan kunci mobilnya.

Setelah makan ada beberapa yang pulang karena sudah larut malam, Arjun masih setia berada di sebelah Yeira, entah mengapa dirinya kini benar-benar ingin selalu berada di sisi Yeira, menjaga dan menemaninya.

Yeira membuka matanya, dilihatnya Arjun terpejam dengan kedua lengannya yang di jadikan sebagai bantalan, wajahnya begitu terlihat kelelahan di tambah luka di ujung bibirnya.

Yeira jadi tidak tega membangunkan Arjun untuk meminta air minum, dirinya melihat ke arah sekitar ada Kamal dan Dava yang asyik bermain game.

"Ssstt..." Bisik Yeira dari jarak yang cukup jauh.

Kamal menyadari lebih awal, "Eh Yeira! Lo mau minum kan pasti?" Tanya Kamal sambil mengambil botol air mineral.

Yeira menempelkan jari telunjuknya ke bibir lalu menunjuk Arjun yang telah tertidur pulas dengan posisi yang sama, Kamal langsung paham dirinya langsung menghampiri Yeira tanpa suara yang berisik.

"Gue naikin ya ranjangnya, biar lo gampang minumnya." Ucap Kamal dengan suara perlahan agar Arjun tidak terusik, dirinya tahu Arjun sangat kelelahan hari ini.

"Gausah, gue bukan pasien abis operasi Mal hehehe..." Yeira bangkit dari tidurnya untuk minum terlebih dahulu, keadaannya jauh lebih tenang sekarang.

"Dia jagain lo daritadi, kayaknya sih Arjun sayang sama lo Ra." Ucapan Kamal membuat Yeira sedikit tersedak.

"Lo tau kan, mantannya dulu juga sakit parah, dia takut banget kejadian itu ke ulang di lo, itu artinya dia siap jagain dan sayang sama lo Ra, baru kali ini juga dia kayak gini setelah dia kehilangan ceweknya." Penjelasan singkat Kamal membuat Yeira tersentuh, namun apakah dirinya ini adalah orang yang spesial di mata Arjun atau hanyalah sebuah rasa iba yang diletakkan Arjun pada dirinya?

Arjun seperti sudah di takdirkan untuk menjaga Yeira, tapi dapatkah Arjun menjaga Yeira untuk jangka waktu yang lama? Ataukah dirinya akan kembali kehilangan seperti saat dirinya kehilangan Saira dulu?

Beraambung...

After Met You | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang