Flashback on
Setelah dokter pergi. Lucifer kembali ke kamar tamu untuk memeriksa gadis itu.
Dia tampak pucat sekaligus damai dalam tidurnya.
Siapa nama gadis ini?
Untung saja tadi dokternya tidak menanyakan nama gadis ini.
Kalau sampai itu terjadi, dia pasti sudah berpikir macam-macam pada Lucifer karena dia tidak mengetahui nama gadis yang dia bawa.
Dan tiba-tiba ada suara yang mengganggu.
Darimana asalnya suara itu?
Lalu Lucifer melirik pada tas ransel milik gadis itu. Dia memberanikan diri untuk menyentuh tas itu, bukan karena ia merasa jijik tapi karena tas itu bukan miliknya.
Di bukanya tas itu dan Lucifer melihat isi tasnya. Tas itu hanya berisi ponsel dan dompet kecil, dan beberapa keperluan wanita yang tidak Lucifer pahami.
Lalu dia mengambil ponsel yang layarnya masih menyala dan menampilkan beberapa panggilan tidak terjawab dari 'THENBLANK'
Tiba-tiba ponselnya kembali berbunyi dengan panggilan dari 'THENBLANK'
Akhirnya Lucifer memberanikan diri mengangkat telefonnya.
"Halo, Bella," kata suara gadis di seberang sana. "Akhirnya kau mengangkat telefonnya. Aku sudah khawatir."
"Kau siapa?" tanya Lucifer dengan dingin.
"Huh?" Ada jeda sejenak sebelum gadis ini melanjutkan, "Bukankah ini nomor Arabella?"
Arabella?
Lucifer langsung melihat ke arah tempat tidur, dimana gadis itu masih tidur dengan tenang.
Jadi nama gadis itu, Arabella.
"Hallo,"
Lucifer langsung tersadar dari lamunannya.
"Arabella sedang sakit, dia tidak bisa menerima telefon."
"Sudah kuduga. Apakah kau saudaranya?"
"Hmm," Lucifer tidak mengiyakan atau membantah.
Kalau dia membantah, dan berkata bahwa dirinya hanya pelanggan tetap di cafe tempat Arabella bekerja, gadis ini pasti akan berpikir macam-macam.
"Bisakah kau bilang padanya, kalau dia Selasa depan ada pemotretan? Aku juga akan mengirim pesan pengingat padanya nanti."
"Ya. Akan ku sampaikan padanya."
"Baik, terima kasih," dan setelah itu panggilan terputus.
Pemotretan?
Apa dia seorang model?
Tapi bukankah dia hanya pembersih di cafe?
Banyak pertanyaan yang di pikirkan Lucifer. Dan dia akan menanyakan langsung pada Arabella ketika dia sudah benar-benar pulih.
Flashback off
ღ ღ ღ ღ ღ
Arabella kembali terbangun, dan mengerjapkan matanya. Obat itu seperti membiusnya, membuatnya tidur nyenyak, dan juga membuat tubuhnya terasa enak.
Saat dia mengedarkan pandangan ternyata Lucifer ada di dalam kamar itu, duduk diam sambil menatap Arabella dengan tatapan tak terbaca.
Arabella pun langsung bangkit dan duduk di tempat tidur. Dia melirik sekilas untuk melihat jam.
Jam tujuh.
Lalu dia menoleh untuk melihat Lucifer yang masih menatapnya.
Apa dia tidak tidur?
Mengingat dia selalu berkunjung ke cafe saat tengah malam hingga pagi.
atau dia sudah bangun?
Akhirnya Arabella memberanikan diri untuk memecahkan keheningan.
"Maafkan aku merepotkanmu, terima kasih sudah merawatku, aku akan pergi sekarang, badanku juga sudah enakan," katanya sambil bergerak membuka selimut.
Tapi kata-kata Lucifer yang keluar menghentikan gerakannya.
"Kau tidak akan pergi kemana-mana, Arabella."
Suara Lucifer tenang dan pelan.
Arabella menatap Lucifer dengan ngeri dan mengernyitkan dahinya.
"Apa maksudmu?" Arabella bertanya, bingung.
Apa Lucifer menginginkan bayaran?
Arabella akan menggantikan uangnya jika itu yang Lucifer minta.
Lucifer menatap Arabella dalam diam lagi.
Dan itu sedikit mengerikan.
"Bisakah kau berhenti menatapku seperti itu?" kata Arabella dan turun dari tempat tidur.
"Kebiasaan," kata Lucifer sambil mengangkat bahunya.
"Berapa yang harus aku bayar?" kata Arabella ketika berjalan menuju tas ranselnya yang berada di sebelah Lucifer.
Lucifer langsung menatap tajam pada Arabella.
"Apa maksudmu?"
"Semua biaya perawatanku yang kau keluarkan. Berapa?"
Lucifer mendengus kesal. Lalu tiba-tiba senyuman mesum terukir di bibirnya dan membuat Arabella mundur sambil memeluk ranselnya.
"Kau tidak perlu membayarku dengan uang," katanya masih dengan senyuman mesum.
Arabella menelan ludah ketakutan dan mulai melirik pintu kamar, bersiap untuk kabur.
"Kau cukup membayar dengan tubuhmu."
Dan setelah kata-kata itu meluncur dari mulut Lucifer, dengan kecepatan kilat dia mulai berlari ke arah pintu. Tapi ternyata dia kurang cepat, tangannya sudah di genggam oleh Lucifer.
"Kenapa kau kabur?" tanya Lucifer heran.
"Aku tidak akan membayar dengan tubuhku. Aku hanya akan membayarnya dengan uang," kata Arabella yang berusaha melepaskan genggaman tangan Lucifer.
"Aku belum selesai bicara," balas Lucifer yang tidak mau melepaskan Arabella.
Melihat Arabella diam, akhirnya Lucifer melanjutkan.
"Sebagai pelayanku."
"Pelayan?"
"Ya. Yang melayaniku di kasur."
Arabella langsung ketakutan lagi dan mulai meronta lagi. Reaksinya membuat Lucifer tertawa keras, seolah Arabella sedang melucu.
"Apa yang kau tertawakan?" tanya Arabella dengan marah.
"Kau," katanya masih dengan tawa. "Berhentilah meronta nona. Kau akan menyakiti dirimu."
"Kalau bergitu berhenti mempermainkanku."
Lucifer akhirnya melepaskan tangan Arabella dan menunjuk ke kursi agar Arabella duduk.
Arabella menurut, walaupun masih waspada, takut kalau Lucifer berbuat aneh-aneh.
"Aku ingin kau melepaskan pekerjaanmu dan bekerja denganku," kata Lucifer ketika Arabella duduk dengan tenang.
"Bekerja denganmu?"
Lucifer mengangguk.
"Sebagai pelayanku."
ღ ღ ღ ღ ღ
Maaf ya per chapternya sedikit.
Terimakasih sudah membaca.
Love KRN