Arabella sudah bangun satu jam yang lalu, karena jujur saja dia tidak bisa tidur dengan benar. Dia turun dari tempat tidurnya, melihat kamarnya yang sudah penuh dengan kotak dan tas belanja yang belum dia bereskan.
Barang-barang yang kemarin di belikan oleh Lucifer langsung di kirim kemari.
Akhirnya dia memutuskan untuk membuat sarapan dulu, untuk Lucifer dan Raiden sebelum membereskan kamarnya.
Ketika dia berjalan ke dapur, sudah tercium bau makanan dan ada seorang gadis yang sibuk di sana.
Gadis yang sibuk itu langsung menoleh dan tersenyum pada Arabella.
"Morning," sapanya.
Dia gadis yang cantik dan dia berwajah asia. Memakai kaus yang sangat besar untuk ukuran tubuhnya yang kurus seperti dirinya.
Apakah dia kekasih Raiden?
Tapi Arabella tidak melihat gadis itu semalam.
"Morning," balas Arabella.
"Aku Ella, teman Raiden," katanya menghampiri Arabella.
"Kekasih," tiba-tiba ada suara di belakang Arabella dan mengejutkannya. "Dia kekasihku, sist," kata Raiden sambil berjalan pada Ella dan mengecup bibirnya singkat.
Ella memutar matanya dan tersenyum pada Arabella.
"Maaf semalam aku tidur cepat, jadi kita tidak sempat bertemu," katanya dan memeluk Arabella sebagai tanda perkenalan.
"Wah, sekarang Lucifer memiliki susu di kulkasnya," kata Raiden sedikit terkejut saat dia memeriksa isi kulkas.
"Ugh... aku membelinya karena aku terbiasa meminum susu saat sarapan," jelas Arabella malu karena memasukan makanan miliknya pada kulkas Lucifer.
"Bagus. Apakah aku boleh meminumnya?" tanya Raiden sambil mengeluarkan kotak susu.
Arabella hanya mengangguk dan menghampiri Ella yang sudah kembali memasak.
"Ada yang bisa ku bantu?"
"Kau bisa menyiapkan buah. Aku dan Raiden biasa sarapan dengan buah juga," kata Ella masih fokus membuat pancakes.
Arabella mengangguk paham dan mulai mengeluarkan beberapa buah dari kulkas.
Setelah buah susah siap, Arabella mulai menyiapkan kopi untuk Lucifer.
"Kalian ingin kopi juga?" tanya Arabella.
"Yes, please," kata Ella dengan tatapan memohon.
Raiden yang melihat itu langsung terkekeh.
"Ella sangat menyukai kopi, tapi dia tidak pernah membuatnya sendiri," jelas Raiden yang bersender pada konter di dekat Ella.
"Tidak ada waktu," kata Ella sambil mengangkat bahu.
"Aku yang akan membuatkannya untukmu, sayang," kata Raiden langsung memeluk Ella dan menciumi lehernya.
Ella hanya terkikik geli karena perlakuan Raiden.
Arabella menatap kedua pasangan yang tampak saling mencintai itu dengan tatapan iri.
Apakah dia dan Lucifer akan seperti itu?
Saat Arabella sedang memikirkan hal itu.
Tiba-tiba ada tangan yang memeluknya dan mencium pelipisnya.
"Morning," kata suara itu serak.
Tubuh Arabella langsung menegang dan menolehkan kepalanya. Dan melihat Lucifer yang tersenyum.
