Chapter 20

424 14 0
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hati-hati ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hati-hati ya..
Mengandung unsur dewasa...

ღ ღ ღ ღ ღ

"Lucifer..." panggil Arabella pelan ketika memasuki kamar.

"Hmmm..." gumam Lucifer yang sedang di depan laptopnya, lalu mendoak dan tersenyum sekilas sebelum kembali menatap laptop.

"Kau masih sibuk?" tanya Arabella dan duduk di ujung ranjang.

"Beri aku lima menit," kata Lucifer masih fokus pada laptopnya.

Arabella pun hanya diam dan mulai memainkan ponselnya. Namun tiba-tiba ponselnya di ambil dan di gantikan oleh wajah Lucifer yang berlutut di depannya.

Kedua mata mereka sejajar, Lucifer yang berlutut dan Arabella yang duduk di atas ranjang, lalu Lucifer memajukan wajahnya, mereka berciuman dengan lembutnya. Bibir Lucifer melumat bibir Arabella dengan penuh perasaaan, membuatnya terlena. 

Arabella mendesah ketika Lucifer mendorongnya terbaring di ranjang, dengan kaki menjuntai di bawah dan Lucifer membungkuk di atasnya.

"Kita tidak bisa melakukannya sekarang. Ini waktunya makan siang. Mrs. Hoffman akan mencari kita..." Arabella berbisik dalam napasnya yang sedikit tersengal. "Mrs. Hoffman sudah mencari sejak tadi, lebih tepatnya mencarimu. Itu sebabnya aku menyusulmu kemari, karena kau tidak turun untuk makan siang." 

Mrs. Hoffman adalah pengurus yang selalu menjaga rumah ini agar tetap bersih, sekaligus koki yang akan memasak makanan untuk mereka. 

Karena selama di sini, Arabella tidak di izinkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah apapun oleh Lucifer.

Lucifer mencumbu leher Arabella.

"Aku rasa Mrs. Hoffman akan mengerti, kita kan sedang berbulan madu." 

Jemari Lucifer membuka ritsleting gaun Arabella dan menurunkannya, dia menarik gaun itu melewati pinggul Arabella dan melemparnya ke lantai. Pakaian dalamnya menyusul kemudian, hingga Arabella berbaring telanjang dan pasrah di bawahnya.

Lucifer tidak terburu-buru, lelaki itu dengan pelan membuka kancing kemejanya dan melepasnya, memamerkan tubuh indah dan kerasnya yang bahkan masih membuat Arabella merasa kagum setiap melihatnya, bahkan setelah berkali-kali jemarinya menyentuhnya di sana, menikmati kehalusannya. 

Lalu Lucifer menurunkan celananya dan kemudian telanjang sepenuhnya di depan Arabella, kejantanannya mengeras dan siap. Lelaki ini amat bergairah.

Dengan lembut lelaki itu menunduk di atas Arabella, jemarinya bergerak menelusuri tubuh Arabella dan menemukan kewanitaan Arabella yang sudah basah. 

"Aku hanya menciummu, dan kau sudah basah seperti ini..." kata Lucifer sambil menyentuhnya lembut, "Kau pasti sangat merindukanku di sini."

Dengan lembut Lucifer mengangkat kedua kaki Arabella dan menaruhnya di pundaknya, membuat posisi Arabella begitu pas untuk dia masuki. Lelaki itu melakukan penetrasi dan mengerang parau.

"Astaga... kau begitu sempit sayang, begitu sempit dan nikmat..." Arabella mengikuti semua ritme yang dibawa oleh Lucifer. 

Posisi ini membuat titik-titik sensitif yang tidak di sadarinya ada tersentuh dan bangun, membuat seluruh tubuh Arabella menggelenyar dalam kenikmatan yang luar biasa. 

Jemari Lucifer bergerak dan menyentuh klitoris Arabella, memainkannya. Membuat Arabella seakan di hantam oleh dua kenikmatan bertubi-tubi.

"Lucifer..." Arabella mengerang, menyebut nama suaminya, karena sudah tidak bisa menahan diri.

"Ya sayang, ya...." Lucifer membalas erangan Arabella dengan suara parau tertahan. 

Ritmenya semakin cepat, semakin tak tertahankan membuat Arabella tidak mampu lagi, sehingga akhirnya membiarkan dirinya dibawa oleh arus deras kenikmatan yang memenuhi seluruh sarafnya. Lucifer ikut mengerang sehingga mereka mencapai orgasme bersamaan.

ღ ღ ღ ღ ღ

"Apakah kau mencintaiku?" tanya Lucifer

Mereka masih berbaring telanjang dan puas di atas ranjang. Arabella meringkuk membelakangi Lucifer dan Lucifer memeluknya dengan posesif dari belakang, kaki mereka saling bertautan. 

Arabella mengernyit mendengar pertanyaan Lucifer. Karena pria itu selalu menanyakan hal tersebut secara tiba-tiba.

"Kenapa kau menanyakan itu?"

"Hanya memastikan," kata Lucifer sambil mengeratkan pelukannya dan mencium bahu telanjang Arabella.

"Aku tidak akan menikah denganmu kalau aku tidak mencintaimu, Lucifer."

Lucifer mendesah pelan. Jantungnya berdegup kencang.

"I love you, baby."

"I love you too." kata Arabella sambil menyentuh lengan Lucifer yang melingkar di perutnya. "Dan berhenti menanyakan hal konyol itu."

"Hmmm..." gumam Lucifer. 

Lalu lelaki itu memalingkan muka Arabella supaya menoleh menghadapnya, dan menciumnya dengan sangat bergairah.

Arabella merasakan kejantanan Lucifer mengeras lagi di sana, menyentuh bagian belakang tubuhnya, jemari Lucifer sudah menangkup payudaranya dan memainkannya dengan lembut, menggoda putingnya, merayunya, jemarinya lalu turun dan memainkan titik sensitif Arabella, dengan lembut dan menggoda. 

Arabella mendesah dan mencoba membalikkan tubuhnya, tapi Lucifer menahannya.

 "Jangan, kita akan mencoba seperti ini." 

Dengan lembut Lucifer mengangkat sebelah kaki Arabella yang masih berbaring miring membelakanginya, kemudian dari belakang, Lucifer menyelipkan kejantanannya yang keras , memasuki kewanitaan Arabella yang lembut dan basah.

Arabella setengah menjerit merasakan penetrasi Lucifer ini. Gaya bercinta Lucifer ini membuat titik-titik yang biasanya tidak tersentuh oleh kejantanan Lucifer menjadi tersentuh semua, membangunkan sarafnya dan merangsangnya. 

Lucifer membimbing Arabella supaya mengikuti ritmenya, mereka bergerak dengan lembut, tidak terburu-buru, menikmati setiap detiknya dengan bahagia. Dan kemudian mencapai orgasme bersama.

ღ ღ ღ ღ ღ

Terimakasih sudah baca..

Love KRN

His LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang