Chapter 21

375 11 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hati-hati ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hati-hati ya..
Mengandung unsur dewasa...

ღ ღ ღ ღ ღ

Usia pernikahan mereka sudah menginjak lima bulan. Mereka masih tinggal di penthouse milik Lucifer, Ayah Lucifer menawarkan rumah pada mereka. Tapi tentu saja mereka menolaknya.

Lucifer ingin membeli rumah dengan uang miliknya sendiri tanpa ada campur tangan dari Ayahnya.

"Kemarilah" Lucifer mengulurkan tangannya, "Aku merindukanmu."

Lucifer baru pulang dari perjalanan bisnisnya. Hanya pergi dua hari tapi sudah terasa dua tahun bagi mereka.

Arabella tersenyum dan menerima uluran tangan Lucifer, membiarkan dirinya masuk ke dalam pelukan lelaki itu. Lucifer memeluknya dengan erat kemudian mengangkat dagu Arabella dan mengecupnya lembut.

 "Apakah kau merindukanku sayang?"

"Sangat." Arabella tersenyum, "Aku terbiasa melihatmu setiap saat." Jemarinya menelusuri wajah Lucifer yang tampan dengan lembut. "Rasanya berbeda kalau kau tidak ada."

Lucifer meraih jemari Arabella dan mengecupnya lembut.

"Mungkin lain kali kau harus ikut denganku." 

Arabella tersenyum, "Ide bagus."

"Dan akhirnya aku melupakan janji temu dengan klien, karena sibuk bercinta denganmu."

"Lucifer," Arabella berseru, mencela kata-kata Lucifer yang selalu vulgar.

Membuat Lucifer terkekeh, di kecupnya pucuk hidung Arabella dan menjauh dari gadisnya.

Lucifer melepaskan kemejanya, membuangnya ke lantai, celananya menyusul kemudian. Membuatnya telanjang bulat dengan tubuh yang indah dan tentu saja kejantanannya pun sudah tegak berdiri. 

"Ikut?" Lucifer mengulurkan tangannya lagi, dan Arabella menerimanya, membiarkan Lucifer menelanjanginya dan mengajaknya masuk ke kamar mandi.

Lelaki itu bersandar di kepala bathup dan menarik Arabella ke pangkuannya. Arabella bersandar dengan nyaman di dada Lucifer yang bidang.

Jemari Lucifer bergerak nakal dan mengusap payudara Arabella. Payudara itu licin terkena sabun yang bercampur air hangat dengan puting yang tegak karena terkena angin, Lucifer memainkannya dengan lembut membuat Arabella mengerang dan menggerakkan pinggulnya. Merasakan kerasnya kejantanan Lucifer yang menekannya dari belakang. 

"Angkat sedikit pinggulmu sayang." 

Lucifer membantu Arabella bergerak, dan dengan mudah memasukkan kejantanannya yang sudah begitu keras, menyatukan dirinya dengan kewanitaan Arabella yang sudah begitu siap menerimanya.

Mereka mengerang, menikmati penyatuan yang begitu erotis. Kemudian Lucifer menggerakkan pinggulnya pelan, menggoda Arabella, membuat istrinya menggeliat penuh gairah, jemarinya menyentuh klitoris gadis itu sambil terus bergerak dengan ritme yang teratur.

"Aku mencintaimu Arabella." Suara Lucifer parau, lelaki itu menunduk dan melumat telinga Arabella dengan sensual. 

Bibirnya lalu menjelajahi leher dan pundak Arabella dari belakang, menjilatnya, sementara di bawah sana, pinggulnya bergerak dengan teratur bersama dengan pinggul Arabella, membawa mereka berdua bersama-sama mendekati puncak kenikmatan.

Gerakan Lucifer makin cepat dan makin bergairah. Lalu pria itu mengangkat pinggulnya, menekankan dirinya dengan begitu kuat, masuk begitu dalam ke diri Arabella, dan menyemburkan ledakan kenikmatannya di dalam sana. Membawa Arabella bersama-sama mencapai orgasme bersamanya.

Arabella menyandarkan kepalanya di dada Lucifer, menikmati debar jantung Lucifer yang berpacu cepat setelah orgasmenya dan gerakan naik turun dadanya yang tersengal. 

Setelah tubuh mereka tenang, Lucifer menegakkan tubuhnya. Dengan lembut dia mengajak Arabella berdiri melangkah keluar dari bathup dan mengarahkannya ke pancuran.

"Ayo, aku akan menggosok punggungmu,"  

Lelaki itu menyalakan pancuran air panas yang langsung menyiram mereka dari atas. 

Lucifer memeluk Arabella, merasakan air mengalir dari atas kepalanya. Lalu pria itu mencium Arabella, dan gadia itu merintih dalam pelukan Lucifer.

Lalu tiba-tiba Arabella berlutut di depanku, gadis itu memainkan milik Lucifer yang sudah kemabli mengeras. Mengurutnya pelan dan memasukkan seluruh ereksi Lucifer ke dalam mulutnya, dan yang Lucifer  lakukan adalah menenangkan diri, telapak tangannya menempel di dinding.

Lucifer mengerang saat hisap dan cengkeraman Arabella bekerja secara bersamaan untuk menciptakan sensasi terbaik di dunia. Mulut gadis itu bersemangat, begitu hangat dan basah. 

Mulut Arabella adalah satu-satunya yang membuat Lucifer berharap bisa menciumnya dan menidurinya pada saat bersamaan.

Tangan Arabella yang bebas menangkup bola milik Lucifer, dan itu hampir membuat pria itu terjungkal.

"Aku harus ada di dalam dirimu," kata Lucifer.

Tapi Arabella tidak menanggapi, jadi Lucifer menariknya ke posisi berdiri dan kemudian mengangkat gadis itu, Arabella langsung melingkarkan kakinya di pinggang Lucifer.

Gadis meraih telinga Lucifer dan mengigitnya, dan Lucifer langsung memposisikan dirinya, memutuskan pada saat itu juga untuk menurunkan gadis itu ke penisnya—perlahan karena Arabella sudah membuat Lucifer menggila.

Dan mereka bercinta sekali lagi di bawah pancuran.

ღ ღ ღ ღ ღ

Terima kasih sudah membaca..

Love KRN

His LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang