Chapter 6

602 28 0
                                    

Menjadi pelayan?

Arabella masih memproses kata-kata Lucifer.

Pelayan yang sesungguhnya? Atau...

"Sebaiknya kau buang semua pikiran bodoh yang ada di otakmu itu. Aku sama sekali tidak tertarik padamu secara seksual," Matanya menelusuri tubuh Arabella, "Kau terlalu kurus, dan bukan termasuk tipeku, jadi kau bisa tenang."

Meskipun merasa tersinggung atas penghinaan terang-terangan dari Lucifer itu, Arabella merasa sedikit tenang, setidaknya pria itu tidak tertarik padanya, jadi tidak mungkin pria itu memperkosanya. 

"Aku ingin mempekerjakanmu sebagai pelayan. Pelayan sungguhan yang membersihkan rumah dan memasak."

"Apakah kau tidak punya pelayan sebelumnya?" Arabella mengedarkan pandangannya.

Tidak mungkin bukan Lucifer membersihkan semuanya sendiri?

"Sudah kupecat," jawab Lucifer dengan tenang.

Entah kenapa Lucifer tiba-tiba memiliki ide gila ini. Dia tidak membutuhkan pelayan. Karena pihak gedung dimana penthouse-nya berada sudah menyediakan pembersih yang akan datang tiap minggu dan Lucifer bisa memasak dengan baik.

"Kau pecat?" Arabella menghela napas, "Kau tidak memecatnya karena aku bukan?"

Tatapan Lucifer tampak geli.

"Jangan besar kepala, mana mungkin aku memecatnya karenamu. Aku hanya tidak menyukainya."

Pipi Arabella langsung merah padam, betapa malunya dia, lagipula seharusnya dia sadar kalau Lucifer tidak mungkin melakukan itu.

"Aku sudah memiliki pekerjaan," kata Arabella sambil berpikir sejenak. "Tapi kalau benar-benar butuh pelayan, aku bisa bekerja pada waktu-waktu tertentu."

"Waktu-waktu tertentu seperti apa?"

"Sebenarnya aku memiliki dua pekerjaan. Aku bekerja setiap hari shift malam di cafe yang biasa kau kunjungi. Tapi untuk dua atau tiga hari seminggu, aku bekerja menjadi model untuk toko baju online. Jadi mungkin, aku bisa bekerja denganmu ketika aku sedang tidak ada jadwal pemotretan," jelas Arabella sambil meremas tangannya.

Kalau Lucifer mengiyakan, Arabella akan memiliki tiga pekerjaan dan mungkin Lucifer juga akan membayarnya. Uang yang Arabella kumpulkan akan semakin banyak dan membantunya juga untuk menabung lebih cepat.

"Berbicara tentang pemotretan, tadi ada seseorang yang menelepon dari ThenBlank..."

"Kau menyentuh barang-barangku?" sela Arabella dengan tatapan menuduh.

Lucifer hanya mengangkat bahunya acuh. 

"Ponselmu terus berbunyi dan itu menggangguku."

Arabella mendengus kesal tapi Lucifer tidak merasa bersalah sedikit pun.

"Apa yang dia katakan?"

"Kau ada pemotretan Selasa depan dan dia akan mengirimu pesan juga."

"Terimakasih. Tapi aku harap kau tidak melakukannya lagi," pinta Arabella.

"Tergantung," kata Lucifer acuh.

Arabella pun melototinya tapi Lucifer hanya terkekeh geli.

"Jadi, bagaimana? Apakah kau masih membutuhkan pelayan?" tanya Arabella ketika Lucifer sudah berhenti tertawa.

"Tentu saja. Kau bisa keluar dari cafe itu dan bekerja penuh waktu padaku. Aku akan membayarmu."

Arabella menatap Lucifer, menilai apakah Lucifer mempermainkan dirinya.

"Tapi aku tidak bisa keluar dari pekerjaan di ThenBlank," aku Arabella.

"Kenapa?"

"Aku terikat kontrak. Kalau aku keluar sebelum kontrak berakhir, aku akan di kenakan denda."

"Aku bisa membayar dendamu jika kau tidak suka bekerja di sana," tawar Lucifer.

Arabella menggelengkan kepala, sebagai tanda tidak setuju.

"Sudah cukup kau membantuku. Tapi aku suka bekerja di sana."

"Baiklah kalau begitu. Kau masih boleh bekerja di sana selama kau bekerja untukku."

Arabella menggigit bibirnya sambil berpikir dan entah kenapa perbuatannya itu memberikan reaksi yang tak terduga pada Lucifer.

Sial, aku tidak tertarik padanya. Tapi kenapa 'dia' menegang.

Lucifer pun berdehem dan berjalan ke arah jendela membelakangi Arabella, untuk menutupi tonjolannya.

"Baiklah," akhirnya Arabella bersuara.

"Apa?" tanya Lucifer masih memunggungi Arabella.

"Aku akan bekerja denganmu."

Lucifer pun menyunggingkan senyuman dan entah kenapa hatinya sangat senang.

"Bagus. Kau bisa datang ke cafe hari ini dan memberikan surat pengunduran diri."

Arabella menganggukan kepalanya dan merasa bingung kenapa Lucifer tidak berbalik menatapnya.

"Jadi, jam berapa aku harus berada di sini?" tanya Arabella sambil menatap punggung tegap Lucifer.

Akhirnya Lucifer berbalik dan mengerutkan kening.

"Jam berapa? Tidak. Kau akan tinggal di sini, bersamaku dan itu akan lebih mudah untukmu."

"Tinggal di sini?" Arabella setengah berteriak, "Tidak! Aku tidak bisa!"

"Kenapa?" Lucifer bersedekap dan mengangkat alisnya, "Bukankah hal biasa seorang pelayan tinggal di rumah majikannya? Jadi dia bisa melaksanakan tugasnya dari pagi sampai malam, memastikan seluruh rumah bersih dan seluruh kebutuhan majikannya terpenuhi. Dan tentu saja aku akan membayarmu dengan pantas."

Arabella mengerutkan keningnya. Tapi kebanyakan yang mempekerjakan pelayan yang menginap itu bukanlah seorang bujangan yang tinggal sendirian seperti yang di katakan oleh Lucifer tadi.

Bagaimana mungkin Arabella tinggal berdua dengan seorang laki-laki dalam satu rumah tanpa ada orang lain?

"Jangan berpikir yang tidak-tidak." Sekali lagi Lucifer bisa membaca apa yang berkecamuk di dalam benak Arabella, "Aku tidak akan berbuat macam-macam padamu."

Kecuali kau yang menginginkannya. Kata Lucifer di dalam hati.

Apa kau gila Lucifer?

Apa yang kau pikirkan.

Lucifer pun membalikan badannya lagi, sambil menatap pemandangan yang tersaji di depannya.

"Baiklah," putus Arabella akhirnya.

"Bagus. Bersiaplah, aku akan mengantarmu ke cafe lalu ke rumahmu untuk mengambil barang-barangmu," kata Lucifer sambil berjalan keluar ruangan.

"Kau ti..."

"Aku tidak suka di bantah nona," sela Lucifer dan hilang dari pandangan Arabella. 

Arabella pun hanya menghela nafas dan mulai memakai sepatunya.

ღ ღ ღ ღ ღ

Alasan aku nulis, karena otak aku terus berkhayal dan seneng aja gitu di ketik jadi tulisan yang mungkin akan di baca sama orang lain..

di tambah lagi, aku lebih seneng nulis ketimbang ngomong..

Terimakasih sudah baca..

Love KRN

His LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang