Epilog

12.2K 388 13
                                    

"Maa Syaa Allah Vi... imut banget ya. Aku jadi pengen juga" Vira masih saja menoel-noel pipi bayi yang baru beberapa jam kulahirkan. Sekarang dia sudah berpendamping, baru beberapa minggu dia menjadi istri. Sekarang dia nampak lebih solehah dari segi penampilan, begitu juga tutur kata. Alhamdulillah, semoga kita semua istiqomah. Suaminya bernama Doni.

"Ya sabar dulu Vir, kan baru juga nikah. Nikmati aja masa pacarannya" aku menggodanya.

"Ah bener juga, tapi aku gak mau nunda juga sih kalo emang dikasihnya cepet" Vira tertawa.

"Barakallah, Selamat ya Vi..akhirnya datang juga yang kamu tunggu" ucap Vira tulus dengan senyuman.

"Iya, selamat juga buat kamu. Maaf aku gak bisa datang keacara kamu Vir"

"Udah si.. aku tau kamu takut brojol dijalan..hehe"

"Sini Vir. Ngumpul bareng tante, ini loh dimakan. Sayang makanannya dianggurin begini. Nak Doni ayo dimakan" mama menawarkan makanan yang memang cukup banyak.

Akhirnya Vira ikut berkumpul dengan mama, ibu dan ayah serta suaminya. Giliran mas Bram yang menarik kursi dan duduk disebelahku.

Dia tersenyum, tanpa berkata apa-apa. Kemudian mencium tanganku. Lalu berpindah mencium kening putri kecil kami. Sedari tadi dia irit bicara. Entah apa yang dipikirkannya. Tetapi, aku tau dia sedang bahagia.

Alhamdulillah, sejak hamil aku diberi kesehatan. Bahkan aku sempat takut, saat ingat bagaimana Sari hamil dulu. Tetapi, Allah memberi kemudahan dalam kehamilanku ini. Aku hanya mengalami mual beberapa kali. Meskipun sempat ada rasa pusing dll, tetapi secara umum tak ada yang begitu berarti. Bahkan hingga proses persalinan, semuanya berjalan cepat dan lancar. Meskipun sakitnya kontraksi tetap aku rasakan. Tetapi proses persalinannya tak memakan waktu lama. Hanya sekitar tiga jam dari mulai sakit hingga bayiku keluar. Dan aku sangat bersyukur dengan segala nikmat yang Dia berikan.

"Nih Bram, suapin buah ke Via. Biar banyak makan biar sehat" ibu memberikan mas Bram sekeranjang buah. Dan mas Bram mengupas apel, lalu menyuapiku. Sebenarnya tadi aku sudah sarapan. Waktu juga baru menunjukkan jam 9.00 pagi.

Semua keluarga sudah mendapat kabar bahagia ini. Tentu saja karena ibu heboh mengabari semua orang. Semenjak tahu kehamilanku, ibu malah lebih cerewet, melarang ini itu yang kadang bikin aku kesel sendiri. Begitu juga mama, beliau malah memilih menemaniku dirumah saat kehamilanku menginjak usia 34 minggu.

"Kapan kita boleh pulang bu?" Mas Bram bertanya sambil menyuap sepotong apel padaku.

"Gak tau juga, ibu belum tanya. Nanti kalo perawatnya datang tanyain aja"

"Kamu sekarang sibuk ngapain Vir?" Aku bertanya pada Vira.

"Masih kerja?"

"Engga Vi, aku udah resign. Biar ajalah, lagian emang tugasku dirumah kok" jawab Vira. Akupun menganggukkan kepala.

Semua hal berjalan tanpa kita sadari. Segalanya berubah, entah itu berubah lebih baik atau lebih buruk. Karena waktu, membawa kita terus melangkah kedepan.

Mama sebenarnya agak kesal harus berkumpul dengan ibu, mengingat karena ibulah aku pernah terluka dan menangis dihadapannya. Tetapi demi diriku jua, beliau setia mendampingiku hingga sekarang.

********

"Habis acara ini, mama kayaknya bakal balik Vi. Gak enak kalo lama-lama ninggalin sekolah" ucap mama yang sekarang tengah duduk santai disampingku.

"Ya udah ma, gak papa. Nanti biar giliran Via yang main ke tempat mama"

"Sama Shakira kan?"

"Iya lah ma, masa iya dia ditinggal sendiri"

Indahnya Dimadu? | SELESAI |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang