Hari ini adalah hari pernikahan suamiku dengan istri keduanya. Namanya Aisyah Ratih Purnamasari. Panggilannya Sari. Dia wanita yang Maa syaa allah menurutku. Dia baik, tutur katanya santun, ramah, sopan, dan ia adalah seorang wanita berhijab syar'i bahkan bercadar.
Sungguh betapa besar hatinya mau menerima menjadi yang kedua. Walaupun menjadi yang pertama sakit rasanya seperti ini. Aku bertemu dengannya juga baru hari ini. Setelah pernikahan tadi aku sedikit berbincang dengannya. Namun bukan masalah pribadi. Hanya pertanyaan umum yang kuajukan sekedar mengakrabkan diri.
Mereka melangsungkan akad dirumah mertuaku. Saat ini sudah malam, dan aku memilih kembali kerumah dibanding harus berada diantara mereka. Sehabis solat isya tadi aku pamit pulang. Tak menyempatkan diri makan malam karena itu adalah momen pertama bagi sari yang harus kuberi. Aku gak mau nginap disana juga, karena aku gak nyaman.
Kalau kalian tanya gimana rasanya menyaksikan suamiku menikah dengan perempuan lain, gimana rasanya mendengar suamiku mengucap ijab qobul?
Buruk. Buruk sekali perasaan ku. Perasaanku dan anganku rasanya ingin kembali saat dimana 7 tahun lalu. Disaat suamiku mengucap ijab qobul atas diriku.
Kini aku sendiri. Malam ini adalah malam yang berat bagiku. Sungguh, asal kalian tau aku sudah nangis dari malam sebelumnya dan sebelumnya. Aku selalu berdoa ya Allah kuatkan, dan berilah aku surga sebagaimana janji Mu.
Aku menangis lagi? Ya. Sekarang aku menangis lagi. Setelah selesai kucurahkan perasaanku padaNya. Aku menangis, masih menangis.
Aku melihat foto pernikahan kami. Di album dan juga di hp ku. Video-video kebersaam kami. Ya Allah, aku gak kuat. Aku gak kuat rasanya berpisah dari suamiku. Aku juga gak kuat rasanya kalau harus berbagi seperti ini. Bagaimana aku tahan melihat suamiku mencium kening wanita lain biarpun itu istrinya? Sedang tadi aku menundukkan kepala saat setelah Sari mencium tangan suamiku.
Ya Allah, beginikah pernikahan yang harus aku jalani? Harus rela membagi kasihku? Meluapkan egoku?. Ya Allah jika memang begini surgaMu lebih terbuka untuk hamba. Maka kuatkanlah hamba ya Rabb. Ikhlaskanlah hati hamba.
Ting!
Kuraih hpku dimeja samping tempat tidur.
"Assalamualaikum sayang, maafin mas ya. Maaf banget. Maaf karena mas ndak bisa sama kamu malam ini. Maafin kesalahan mas ini. Kesalahan terbesar mas yang udah menduakan kamu. Tolong jangan menangis sendirian sayang. Mas ingin pulang rasanya. Ingin memelukmu dan mendengar isakanmu. Maafin masmu ini sayang" itu adalah pesan dari suamiku. Baru kuketikkan jari ingin membalasnya. Ia mem vc aku.
Aku mengangkatnya. Terlihat lah dia sedang duduk disofa ruang tamu mertuaku. Hanya dia sendiri disana. Aku heran.
"Assalamualikum sayang" dia tersenyum lalu kemudian sendu.
"Waalaikumussalam maskuu. Kenapa begitu wajahnya? Senyumnya mana?" Aku berusaha tersenyum.
"Maafin mas sayang. Mas ndak bisa begini. Mas jahat sama adek. Maafkan mas ya. Mas pengin tidur dipangkuan adek" ia menunduk.
"Mas, mas ndak boleh gitu. Mas harus sama Sari mas. Dia pasti nungguin mas dikamar. Kenapa mas disitu? Kenapa mas vc adek?"
"Mas kangen. Mas pengennya sama adek aja" ucapnya dibuat seperti anak kecil yang sedang meraju. Kebiasaan dia memang. Manja.
Aku mengalihkan kameraku. Airmata udah lolos jatuh.
"Mas, adek mohon jangan kayak gini. Mas menyakiti Sari mas" ucapku sedikit serak.
"Mas udah nyakitin adek. Ia kan? Adek nangis? Maafin mas. Mas pulang ya sekarang"
"Mas. Jangan pulang adek mohon. Mas sama Sari ya. Adek mau istirahat dulu. Assalamualaikum" kumatikan vc.
Aku menangis lagi dan lagi. Mengapa kau malah seperti ini mas?
Kuambil wudhu dan aku bersiap tidur.
.
.😀😀😀
Terimakasih untuk yang sudah baca cerita ini..
Semoga kalian suka..
KAMU SEDANG MEMBACA
Indahnya Dimadu? | SELESAI |
RandomHidup berumah tangga memang gak selalu mulus kayak jalan tol. Banyak hal yang bakal muncul bahkan tanpa di kira kira oleh orang-orang single pada umumnya. Jangan ngayal kalo kalian sama-sama cinta trus bisa hidup bahagia selamanya dunia akhirat. Ja...