8 |Batal

229 22 0
                                    

Selamat membaca y'll 🖤
jangan lupa follow, vote, comment dan share cerita ini.

"Kayaknya Lo harus bikin video klarifikasi beneran deh Zef." ujar Farhan berbisik.

Tidak ada yang menyangka kebahagiaan itu terenggut begitu saja, setelah kata penolakan jelas terdengar di telinga sang insan yang menyatakan keseriusannya.

"Saya mohon izin untuk berbicara dengan Putri bapak dan Zefa."

"Zef apa maksudnya?." Tanya Adam.

Wah rupanya Adam tersulut amarah pada Zefa, Adam tau Zefa sakit hati akan kenyataan ini, tapi tidak kah bisa Zefa menerima semua ini.

"Rupanya Zefa tau sekarang bang kahsya bisa sekesel ini sama Zefa, rasanya bang Kahsya gak perlu nanya itu sama Zefa deh, coba tanya aja pada orang yang bersangkutan apa masalahnya, Zefa pamit." ujar Zefa.

"Han bilangin ke umi sama abi Zefa pamit mau ke rumah Regi, katanya ada hal yang perlu dibicarain soal ujian seni nanti." Zefa menitipkan pesannya pada Farhan.

***

"Oh My God! bang kahsya mau nikah?." Regi terkejut dengan penjelasan dari Zefa.

"Iya, kayaknya pernikahan itu batal karena gue deh."

"What!? terus?."Tanya Regi yang mendengarkan cerita itu dengan seksama.

" Gak ada terusnya, Kak Tanisha nolak bang Kahsya dan gue langsung kabur kesini"ujar Zefa.

"Lo gila?." tanya Regi.

"Alhamdulillah baik, lagi pula kalo kak Tanisha cerdas dia gak akan nolak bang Kahsya karena alasan sepele."

"Ta-tapi.." ujar Regi

"Apa? mau nyalahin gue juga?." tanya Zefa.

"Enggak Zef justru lo cerdas, membiarkan bang Kahsya menyelesaikan masalahnya dan menguji kak Tanisha."

"Kirain, oh iya kata Abi orang yang mau nikah itu pasti ada aja masalah yang bisa membuat mereka membatalkan pernikahan, soalnya menikah itu ibadah yang luar biasa banyak godaannya."jelas Zefa.

" Bener banget Zef, kira-kira kapan yah gue nikah sama Jefri Nichol." Ucapan Regi membuat Zefa beristigfar ratusan kali.

" Mimpi lo, yuk bangun! bangun! "

" Mimpi itu luar biasa indah tapi sayang jarang ada yang mempercayai mimpi, soalnya sulit dijadikan kenyataan. "ujar Regi.

"Gue kesini mau menenangkan diri, eh malah mendengarkan kehaluan lo yang tinggi." Ucap Zefa.

"Gue usir atau nginep disini?"ujar Regi berjalan ke arah pintu kamarnya.

" Ancaman?"

"Itu tawaran bukan ancaman Zefa ku sayang ku cintaku"

"Najis,eh"

"Gue bilangin umi lo, di omelin pasti." ujar Regi.

Zefa meminjam Leptop Regi untuk melihat file yang dikirim Hamza. Ia merindukan sosok yang tidak patut dirindukan.

Virtual Love Life [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang