38 | My heart

110 13 0
                                    

Happy Reading Y'all
_________________

"Han han" Zefa menepuk pundak Farhan yang berdiri di sampingnya.

"Apaan?" tanya nya penasaran.

"Itu kan cewe yang waktu itu pelukan sama Hamza" ucap Zefa.

"Apa jangan-jangan Hamza kesini mau nikah sama dia" bukannya meredamkan api Farhan malah menyalakannya.

"Kayaknya bener deh, itu orang tua nya Hamza Han, coba liat kesitu" benar-benar diluar dugaan, ia harus menyaksikan pernikahan Hamza.

"Ini beneran deh dan lo yakin masih mau disini, menyaksikan orang yang lo sukai nikah didepan mata lo?" ucap Farhan.

Setelah menoleh ternyata Zefa sudah tidak ada lagi disampingnya.

Hamza berpakaian rapih dengan tuksedo nya menambah kewibawaan pria ini.

" Ze kok ada disini? " sapanya heran.

Zefa hanya meliriknya kemudian pergi dari hadapan Hamza tanpa jawaban.

Farhan menyusulnya "Brengsek!"

Ku kira dia datang kembali untuk memulai yang baru, ternyata hanya menambah sakit yang baru.

Ku kira tempatnya akan berubah ternyata dari awal aku tidak memiliki tempat dihatinya.

Saat aku mengira rasa kita sama ternyata saat itu juga kamu hanya sebatas anganku

Kita tidak pernah bisa ditakdirkan bersama karena kita adalah dua tidak untuk jadi satu

Akan ku coba untuk melupakan mu
Berikan kesempatan bernafas sejenak

Aku akan mengikhlaskan mu.

Sampai jumpa.

Zefa menatap langit malam di halaman rumahnya, ia kembali karena tidak sanggup untuk menyaksikan pernikahan itu.

Akan sangat aneh jika dirinya ada disana karena ia akan tersenyum dibalik derasnya air mata yang tertahan.

"Dih kenapa kabur, gak mampu ya boss" ujar Farhan ikut menatap langit malam bersama Zefa.

"Mampu lah yakali" jawab Zefa.

"Udahlah gak usah dipikirin lagi, lagi pula hobi tuh orang Cuma datang-pergi-datang-pergi lagi udah kayak manusia purba idupnya nomaden" Farhan geram akan sikapnya Hamza namun ia juga sadar tak mampu berbuat apa-apa.

"Positif thinking aja mungkin dia gabut jadi nikah deh"

"Keren juga ya, tu orang gabutnya nikah lah lo gabutnya nangis"

"Diem lu" kali ini Zefa sedang tidak mood bercanda.

"Hati lu kosongin aja dulu siapa tau besok-besok ada yang nikahin kan keren tuh judulnya ketika di tinggal nikah tak lama ia juga menikah"

"Udahlah lagi pula nikah tuh bukan masalah siapa cepat tapi siapa yang siap lahir dan batinya, gue aja baru lulus SMA udah di suruh nikah kan aneh"

"Ya gapapa kalo siap mah, banyak kok yang mau jadi pasangan lo" ucap Farhan.

Setelah beberapa saat orang tua Zefa pulang dari acara pernikahan tadi.

"Kok kalian pulang duluan" ucap Aisyah.

"Padahal tadi acaranya asik apalagi pas anak yang waktu itu pernah main ke rumah gandeng pengantin wanitanya, masyaallah pada cantik sama ganteng" Reza memuji acara pernikahan yang barusan ia datangi.

Sabar - sabar

"Umi-abi Zefa pamit dulu ya, nanti aja ceritanya."

"Dia kenapa han?" tanya Reza.

Virtual Love Life [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang