37 | Pura-pura gak kenal

89 13 0
                                    

Happy Reading Y'all
___________________

Pagi yang cerah belum tentu hari yang bahagia. Terkadang fisik terlihat sehat namun tidak dengan mental. Di masa Pandemi ini kewarasan adalah hal utama.
Jangan biarkan larut dalam keputusasaan, kita tidak perlu berlari jika hanya mampu merangkak, pencapaian orang lain terkadang membuat kita merasa takut. Ketakutan itu jadikanlah tantangan
Good luck🖤
_

__________

Dalam obrolan chat, Regi meminta untuk bertemu dengan Zefa.

Zefa  menolak karena masih kesal namun Regi tidak tahu apapun tentang kekesalan Zefa kemarin jadi percuma saja.

Ia membeli makanan di mini market dekat SMA, karena kebetulan pertemuan dengan Regi di sekolah sekalian membereskan berkas-berkas kelulusannya.

Tak sengaja  bertemu dengan Hamza yang baru saja turun dari mobilnya.

"Ya ampun kenapa harus ketemu sih, mana tambah keren lagi" gumamnya.

Satu detik kemudian ia sadar "Astagfirullah, enggak-enggak sadar Zef"

"Oke pura-pura gak liat aja kali ya" Zefa berjalan menunduk seolah sibuk dengan belanjanya, padahal yang ia beli hanya satu botol minuman dan dua buah camilan.

Hamza sengaja berdiri di hadapan Zefa untuk menghalangi jalannya dan  dalam posisi yang masih menunduk Zefa mengatakan "Maaf mas, permisi" ia masih berpura-pura tidak melihat Hamza.

"Mau sampai kapan nunduk gitu, ada batu jatuh kan gak lucu" ucap Hamza.

Zefa mendengus kesal akhirnya ia menyerah dan mengangkat wajahnya menghadap kepada pria itu.

" Hamza?" Zefa pura-pura kaget, ia benar-benar berakting, padahal ia sudah melihat Hamza lebih dulu .

"Hai" sapanya.

"Ngapain lo kesini?" tanya Zefa.

"Liburan" jawabnya.

Zefa tidak seharusnya berekspektasi tinggi, toh kota ini adalah tempat wisata dan tidak mungkin ada orang yang jauh-jauh kesini hanya untuk bertemu dengannya.

"Iya-iya gue sadar kok bukan siapa-siapanya, ngapain juga berharap" gumamnya dalam hati.

"Mana handphone lo" ucap Hamza.

"Ngapain lo nanyain HP? mau maling?" tanya Zefa polos.

Hamza gemas dengan perkataannya, mana mungkin ia maling disaat kekayaannya saja sudah tidak wajar bagi Zefa.

"Ah iya gak boleh suudzon, maaf deh" ucap Zefa tulus.

"Nah itu baru anak baik jangan ngamuk, pinjem bentar"

Zefa menyodorkan handphone nya kehadapan Hamza, ia pikir Hamza mau menghubungi seseorang karena lupa membawa perangkat cerdas buatan itu.

Namun tebakan nya salah.

"Nah harusnya gini" ucap Hamza.

Virtual Love Life [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang