33 | Thank you

112 15 0
                                    

Happy Reading Y'all
__________________

Zefa mengizinkan Putra menjelaskan situasi saat itu, bukannya ia masih terlibat di masa lalunya hanya saja ia menghargai keberanian Putra untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya.

Ia  tidak ingin adanya kesalahpahaman dan kebencian.

“Gue udah maafin apapun alasannya dan gak ada lagi waktu buat bahas masa lalu,
masalah itu udah selesai saat itu juga,” ujarnya.

“Maaf gue telat jelasin semuanya dan maaf gue juga telat bilang kalau gue suka sama
lo bahkan dari dulu sebelum kita deket.” Putra tulus, ia sudah muak dengan Tasha yang selalu menuntutnya ini dan itu sedangkan ia tidak mampu memenuhi keinginan Tasha.

“Daripada bilang maaf tapi akan terulang kembali lebih baik ucapkan terima kasih,
gue rasa itu cukup menenangkan,” balas Zefa.

Kata maaf sering kali dibarengi dengan perbuatan yang terulang , maaf juga terlalu berat untuk diterima. Dari satu sisi kata terima kasih lebih indah didengar.

“Terima kasih atas waktu dan perasaan yang pernah ada saat itu, terima kasih telah menjadi wanita yang kuat dan terima kasih karena lo udah menghargai kehadiran gue saat ini, perasaan ini sudah seharusnya selesai dan pertemuan kita adalah pertemuan terakhir karena gue akan pindah ke Aceh, selamat tinggal Zefa.” Ucap Putra sebagai ucapan perpisahannya.

“Putra dengerin gue baik-baik, suatu saat nanti ketika menemukan seseorang yang
pantas untuk bersanding dengan lo , seharusnya pertahanin, saling sayang itu bukannya diakhiri untuk menyelesaikan masalah tapi setidaknya berbagi cerita agar saling memberikan solusi... "

".... kalau saling meninggalkan yang ada hanya akan menambah luka dikedua pihak, saat itu gue mau bertahan tapi sayangnya lo udah nunjukin lampu merah yang menandakan untuk berhenti, terima kasih masa lalu kita udah selesai, selamat tinggal.”

Keduanya saling mengucapkan salam perpisahan yang cukup dalam, sudah seharusnya masalah di masa lalu tidak muncul lagi karena hanya akan menghambat berlangsungnya cerita di hari ini dan esok.

Akhirnya Zefa lega, rasa penasaran tentang perasaan Putra sudah terpecahkan, salah satu puzzle yang ia susun akhirnya telah tepecahkan . Sekarang ia benar-benar telah selesai dengan masa lalunya namun tidak dengan Hamza.

Terkadang ia harus berpikir realistis bahwa Hamza baginya hanyalah angan dan mustahil, namun sisi lain ia tetap berharap padanya.

Tidak ada kejelasan namun hatinya masih kuat mempertahankan antara bodoh dan setianya Zefa terkadang beda tipis.

Ia tidak pernah menyesal menyukai sosok yang tidak ada kejelasan sampai saat ini, karena rasa sesalnya tertutup dengan rasa sayang yang tidak realistis.

***

Waktu telah menunjukan pukul 9.30 pm, sudah waktunya bersiap untuk pulang, mereka ber- empat hanya diizinkan keluar rumah sampai pukul 10.00 pm.

“Gimana sama Putra?” tanya Regi.

“Dia bilang suka sama gue” jawab Zefa malas.

Aria memasang tajam telinganya agar ia bisa jelas mendengar pembicaraan Zefa dan Regi.

“Bro daripada lo kepo mending tanya langsung,” Farhan memergoki Aria menguping pembicaraan Zefa dan Regi.

Virtual Love Life [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang