29 |Losing him

111 14 0
                                    

HAPPY READING Y'ALL
______________________

Hari ini sekolah meliburkan seluruh siswa kelas 12 karena ada kepentingan simulasi untuk ujian nanti. Zefa pun telah menghilangkan jejak nya dari Hamza. Dirinya bermain ke rumah Regi, jika Hamza mencarinya tidak mungkin sampai ke rumah Regi kan.

Ia ditinggalkan keluar kota oleh Aisyah dan Reza, sedangkan Adam akan tiba di Indonesia sore ini. Merasa lega karena abangnya akan pulang,  ia masih bisa bertemu dengan Adam meskipun hari pernikahannya sebentar lagi.

"Reg, gue pengen selingkuh aja deh rasanya," tutur Zefa memeluk guling duduk di tepi kasur.

"Pasangan aja kagak punya mau selingkuh sama siapa lu?, halu ," Regi melempar bantal di sampingnya .

"Abisnya gua merasa di selingkuhin deh, heran sama hati,"ucapnya.

"Atau jangan-jangan justru lu yang selingkuhannya, upss," Regi sudah gila mengatakan itu didepan Zefa.

"Gak banget, tolong bersihkan nama baik gue," Zefa melempar tatapan tajamnya pada seorang gadis yang diketahui sebagai sahabatnya itu.

Jika dipikirkan kembali   Zefa lah yang terlihat jadi orang  ketiga di kehidupan Hamza. Namun apakah Zefa sudah yakin perempuan yang saat itu disamping Hamza adalah pasangannya?

Seharusnya ia memastikan terlebih dahulu, sayangnya nasi sudah menjadi bubur dan bubur tidak pernah bisa berubah menjadi nasi apapun yang terjadi.

"Zef pernah mikir gak sih kalo cowok kurang ajar itu sebenarnya suka sama lo?," tutur Regi seraya menghempaskan dirinya diatas kasur.

Zefa ikut berbaring dan menatap langit kamar Regi, "Mimpi aja gak berani apalagi mikir sejauh itu," lirihnya. "Namanya Hamza bukan cowok kurang ajar!" masih saja ia menjaga nama baik Hamza.

Bak sebuah cerita ia hanya menunggu akhir yang realistis, romantis, atau bahkan tragis.

"Kayaknya dia memang suka sama lo deh, bisa aja kan yang kemaren itu cuma saudara nya," Regi manatap lekat wajah Zefa yang enggan memalingkan pandangannya dari langit-langit kamar.

"Gua bingung deh sama lo, tadi ngatain terus sekarang ngebelain atau jangan-jangan...." Zefa mengantungkan ucapannya

"Jangan apaan ? bikin jantungan aja lu, ngomong tuh lanjutin maemunah !"

Zefa hanya tersenyum tanpa melanjutkan kembali perkataanya.

Seharusnya Zefa pikirkan kembali bagaimana sikap Hamza padanya saat itu, jelas-jelas pria itu menunjukan ketertarikannya. Atau justru Zefa terlalu takut untuk mengakuinya, dan ketakutan itu jelas terbukti saat ia melihat Hamza memiliki seorang kekasih.

Sore nanti ia akan menjemput Adam di Airport, ditemani Regi, Aria begitupun dengan Farhan, tentu saja Tasha akan ikut. Ia terus merengek pada Zefa karena ingin mencari kesempatan untuk dekat dengan Farhan. Si laki-laki keren, tampan, atlet Basket, tentu saja rich man itulah gambaran untuk Farhan namun disayangkan ia masih jomblo.

Persetan dengan rasa sakit hati yang kedua kalinya ia rasakan hanya karena seorang pria, Zefa memilih untuk mengesampingkannya dahulu untuk menyambut kedatangan Adam. Ia tidak melupakan Hamza, ia hanya mencoba mengalihkan pikirannya saja.

Virtual Love Life [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang