10 |Kata Maaf

189 19 0
                                    

Selamat membaca y'all

Jangan sesekali meminta maaf jika satu detik kemudian dilupakan, maaf terlalu berharga untuk dijadikan permainan kata belaka.

Hari ini menjadi hari rumit bagi Zefa.
Apa yang harus Zefa lakukan saat ini.

Zefa mengacak-acak selimutnya mencari handphone yang terakhir kali ia gunakan untuk membalas pesan Hamza "Mana hp gueee"

"Gak mungkin langsung dibaca, tenang Zef... tenang"

"Nah kan kenapa sih ada di belakang bantal kan tadi gue kira disimpen di bawah selimut, ah pikun"

"Baterai low" tulisan yang terpampang di handphone.

"Tolong jangan meninggal dulu, gue perlu batalin pesan itu, aaaaaa tidaaaaak" Zefa yang memiliki sifat panikan memang terkadang terlihat lebay namun itulah sifat seseorang yang kadang dibenci.

"Dahlah gue frustrasi" Zefa duduk di kursi belajarnya sambil memikirkan cara membatalkan pesan yang ia kirimkan pada hamza.

"Ah iya bang kahsya" baru selangkah Zefa ingat kalau ia sedang tidak baik-baik saja dengan Adam.

"Zefa nyesel marah sama bang kahsya, biasanya minta tolong apapun sama dia, ya allah maafkan Zefa, Zefa gak bermaksud bermusuhan sama abang sendiri, maafin Zefa karena menghindari abi"

Dengan tekadnya tepat pukul 20.00 ia berniat berbicara dengan Reza namun Zefa tidak berani untuk berbicara dengan Aisyah, ia takut uminya hanya akan menyalahkannya.

"Abi, Zefa boleh nanya?"

"Sebelum Zefa nanya, abi mau ngasih saran buat Zefa, kalau kamu jadi pedagang jangan galak-galak sama pembeli"

Zefa kebingungan dengan nasihat Reza "Hah? maksud abi?" Sejak kapan Zefa jadi pedagang.

"Kamu jualan kuota kan?"

What? Kok bisa gue jadi kang kuota, sejak kapan oh my god!

Flashback pada saat Reza di telpon oleh Hamza.

"Assalamualaikum dengan Zefa?"

"Waalaikumsallam, maaf ini bukan nomor Zefa, mau ngobrol sama dia?"

"Oh nggak om"

"Dengan siapa ya dan ada perlu apa?"

"Saya pembeli kuota di Zefa cell"

"Kok bisa Zefa jualan kuota?"

"Saya gak tau om, tapi tolong sampaikan sama Zefa jangan marah terus, jangan galak-galak saya jadi takut beli kuota sama dia lagi, terima kasih atas waktunya, assalamualaikum"

"Ah iya waalaikumsallam"

Flashback off.

"Hamzaaaaaaaaaaaaaaa, gila kali gua dikatain tukang jualan kuota" Dalam hati Zefa sudah memaki Adyan Hamza, ia membuat Zefa kebingungan menjawab apa didepan Reza.

"Iya bi maafin, Zefa gak galak kok dianya aja sebagai pengguna dan pembeli kuota yang kurang ajar"

"Tapi kamu sebagai penjual gak boleh seperti itu dan harus tau cara melobi konsumen"

huaaa gua gak jualan apapun bi astagfirullah gara-gara hamza gue di ceramahin padahal gue gak ngapa ngapain, ya tuhan tolonglah hambamu ini.

"Iya bi iyaa Zefa paham"

"Yaudah tadi Zefa mau nanya apa?"

Gue sampai lupa mau ngomong apa sama abi semua ini gara-gara pesan itu, sialan si hamza.

Virtual Love Life [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang