13 |Harapan

186 23 0
                                    

SELAMAT MEMBACA Y'all
Suatu kehormatan dan ucapan terima kasih bagi siapapun yang telah membaca cerita ini
Semoga bahagia 🖤

Pernah mendengar bahwa kita tidak boleh berharap pada manusia ternyata jelas adanya.

Adakalanya kita berharap hanya untuk merasa bahagia sesaat, namun saat harapan tidak tercapai seluruh tubuh memberontak menyalahkan setiap insan, justru yang salah adalah dirinya sendiri yang terlalu menggantungkan harapan pada orang lain.

Adn.hamza membagikan cerita setelah beberapa saat.

Dari tadi Zefa hanya menunggu orang-orang yang Adam maksud, namun mereka tak kunjung datang.

Akhirnya yang Zefa lakukan hanya mengecek sosial media miliknya.

Di zaman sekarang ini tanpa sosial media rasanya hampa, apalagi saat bertemu banyak orang yang di rasa tidak memiliki topik untuk diperbincangkan maka dengan mengalihkan pandangan ke layar ponsel adalah senjata paling ampuh menghindari awkward momment.

"What? Hamza mau kemana? balik lagi ke Turki?"

Zefa melihat cerita yang dibagikan hamza 6 jam yang lalu.

Disana hanya menampilkan gambar bandara internasional dengan filter hitam, namun tidak memiliki keterangan lokasi pastinya.

"Ada apa Zef?" tanya Adam yang penasaran mengapa Zefa seperti terkejut melihat sesuatu.

"Nggak gue lag-lagi liat video hantu"

"Lihat tontonan yang bermanfaat, kena jump scared terus gak lucu kan kalo lo tiba-tiba jantungan"

"Amit-amiit, dih doain adeknya aneh-aneh"

Aza. Zfnara
mau kemana lo?-mengetik......

kirim gak ya. Kalimat itu seakan berputar di otak Zefa sedari tadi.

"Ah nggak deh gak usah" Zefa kembali menghapus pesannya.

Namun saat Zefa melihat ulang story Hamza ia tidak sengaja memencet emotikon tanggapan langsung.

Aza.Zfnara
😭😭😭😭😭-berhasil mengirim tanggapan langsung

"Ah sial! kenapa kepencet sih" Zefa panik, ia merasakan keringat dingin ditubuhnya.

"Apaan sih Zef?"

"Kenapa sih harus ada fitur tanggapan langsung, meresahkan tau nggak"

"Nyalahin fitur lagi, kenapa Aiza jangan bikin orang panik ?" tanya Adam sekali lagi.

"Gimana ini?"

"Sebelum dibaca sama orangnya, pesan itu masih bisa di batalkan"

"Tadi udah gue coba, eh katanya coba lagi-belum dapat menghapus pesan, cepet ke bang bantuin gue"

"Emang apa yang lu tanggapi? mana sini gue lihat" Adam mencoba merebut handphone milik adiknya, ia semakin penasaran kenapa Zefa bereaksi berlebihan padahal kan cuma salah kirim.

Virtual Love Life [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang