30| Tentang Adam

105 18 0
                                    

Happy Reading Y'all
Sambil dengerin Multimedia nya ya💎
Kalau boleh minta tolong, vote ya cerita ini, karena sangat bermanfaat terimakasih.

Tanisha POV:

Kita dipertemukan takdir, kemudian dipisahkan jarak, dan semuanya kembali lagi pada takdir yang mengharuskan kita berpisah untuk selamanya.

Aku rindu Adam, semua hal tentangnya. Kita memang tidak pernah melewati masa romantisme seperti kebanyakan pasangan.

"Kamu yang tenang disana, cinta aku buat kamu tidak sebanding dengan cinta Allah kepadamu, ia lebih mencintaimu dam" lirihnya memandangi nisan pria yang kemarin tersenyum padanya untuk menjadikannya calon istri kini sudah tidak dapat ia lihat lagi.

Bolehkah aku menangisinya padahal dia sudah tenang disana? Bagaimana bisa aku membiasakan diri? cintaku benar-benar sudah terenggut habis.

Aku mencintainya sejak awal pertemuan kita, laki-laki yang berkarismatik dengan penampilan yang selalu bersih, wangi, dan sederhana. Ucapannya selalu membuat ku tenang.

"Sejak awal aku mencintaimu Tas, aku tidak ingin menyentuhmu sama sekali, aku juga mengerti kamu di masa lalu tidak sebaik hari ini, tapi sejak awal pun aku percaya kamu orang baik yang mau terus berubah dan kini aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi, aku memilih mu menjadi calon istri ku, semoga kamulah bidadari ku "

Untuk pertama kalinya Adam memberitahu isi hatinya setelah acara lamaran yang aku tolak mentah-mentah hanya karena ketakutan bodoh itu.

Saat itu aku benar-benar tersipu dengan kata-kata indahnya, bagaimana bisa laki-laki seperti Adam ternyata mencintai perempuan tidak baik seperti ku yang dahulu selalu berbuat hal yang tidak baik pada adik kandungnya sendiri.  Jika dipikirkan kembali Adam sering mengingatkan ku namun aku yang selalu enggan mendengarkan.

"Tanisha lo harus belajar minta maaf, semua kesalahan yang lo perbuat harus dipertanggungjawabkan, jadilah perempuan yang merasa malu melakukan hal-hal yang menyakiti orang lain." Adam menasihatinya saat Tanisha melakukan perbuatan kotor.

Saat itu aku terpaksa melakukannya karena Adam benar-benar menyeramkan ketika melihat seseorang ditindas didepan matanya meskipun yang aku bully saat itu bukanlah adiknya.

Selama Adam di luar negeri pun tidak henti-hentinya ia mengabariku melalui ayah karena ia tau aku jarang menggunakan handphone akhir-akhir ini.

"Om aku nitip sesuatu untuk Tanisha, mungkin barangnya akan dikirim beberapa hari lagi, sampaikan padanya tetap bersabar Insyaallah aku akan pulang sebentar lagi dan segera menikahinya" Sekiranya itu yang ayah sampaikan padaku saat Adam menelepon nya.

Lihat kan bagaimana baiknya laki-laki yang belum sempat aku miliki, aku juga tidak boleh egois dengan terus terjebak dalam ingatan itu, aku harus kuat dan bertahan karena rasa sakit tente Aisyah, om Reza dan Zefa pun begitu besar, ia harus bisa membuat mereka lebih baik, anggap saja ia sedang menggantikan posisi Adam untuk saat ini.

Aku melihat Zefa dengan tatapan kosongnya memandangi nisan Adam. Tanpa menunggu persetujuan aku memeluknya erat menyalurkan energi padanya, setidaknya ada pundak untuk ia bersandar.

"Bang Kahsya udah gak ada ya kak?" lirihnya, sungguh aku tidak tega melihatnya kacau seperti ini namun aku juga sama hancurnya dengan dia.

"Kemarin Zefa takut kehilangan bang Kahsya karena mau nikah sama kakak tapi sekarang ketakutan itu berubah menjadi kenyataan yang benar-benar tidak bisa di elak lagi, kepergiannya secepat ini" Zefa terus menangis dalam dekapanku.

Virtual Love Life [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang