Woosik menatap belalang yang tengah duduk santai diatas tangkai bunga yang berada di depannya. Ia dan kedua orang tuanya alias Yoongi dan Hoseok tengah berada di taman siang ini. Disana ada banyak sekali anak-anak seumurannya.
"Dad, apa boleh memelihara ini?" Tanya Woosik. Ia menunjuk ke arah belalang tadi.
"Itu belalang sayang, kau mau peliharaan?"
Sang anak menganggukinya,
"Daddy pernah memelihara belalang sewaktu kecil tapi dia mati. Bagaimana kalau diganti kucing atau anjing? Daddy akan membawakannya untukmu."
"Anjing?! Woo takut!"
Hoseok terkekeh melihat wajah anaknya yang memerah.
"Baiklah, baiklah, bagaimana kalau kucing?"
Woosik memikirkan ucapan ayahnya tentang memelihara kucing. Ia belum pernah menyentuh kucing sebelumnya, apakah tak apa? Ia sedikit takut.
"Jika menggigit Woo tidak mau,"
"Tidak, nanti kita carikan yang tak menggigit."
"Okee..."
Woosik kembali menatap bunga tadi, sang belalang sudah pergi tak tahu kemana. Ia berpindah ke arah bunga lain dan menemukan kupu-kupu cantik bersayap biru.
"Apakah kupu-kupu itu peri?" Tanyanya.
"Huh? Peri?" Tanya Hoseok bingung. Ia menatap suaminya yang tengah tertawa dan menggelengkan kepalanya.
Karena tak tahu harus menjawab apa, ia lebih memilih untuk mencari tempat duduk di dekat pohon yang kebetulan sudah kosong. Ia menggelar karpet dan menyiapkan makan siang yang mereka bawa tadi. Sambil menikmati pemandangan anak dan suami dari sana, ia sesekali memotret keduanya.
"Ya sayang, dia peri. Pasti kau sudah membaca banyak buku tentang peri bukan?"
"Uh-huh...."
Entah kenapa wajah Woosik terlihat memerah lagi. Mungkin karena ia berpikir jika orang tuanya menganggap dia aneh saat tahu anak laki-laki menyukai buku tentang peri.
Tapi sebenarnya tidak, tak masalah jika anak laki-laki menyukai/banyak membaca buku.
"Mau daddy ceritakan kisah peri Liboria yang terkena hukuman karena melanggar peraturan?"
"Mau!!!"
"Oke, kita duduk disana sambil istirahat, mommy sudah menyiapkan makan siang untuk kita."
Woosik mengangguk senang dan segera menggandeng tangan sang ayah. Mereka berjalan menghampiri Hoseok yang tengah tersenyum.
"Ayo makan,"
"Woosik sambil makan ya~"
Min Woosik mengangguk pelan, ia duduk dengan manis menghadap ayahnya sambil menunggu disuapi. Yoongi pun memulai ceritanya.
Pada zaman dahulu, di sebuah pedesaan yang cukup jauh dari istana para peri tumbuh besarㅡhiduplah seorang peri kecil nan cantik bernama Liboria. Sesuai namanya, peri itu sangat menyukai kebebasan. Hidup sendirian di tengah banyaknya masalah tak membuat dirinya berhenti untuk mewujudkan mimpi.
Peri Liboria memiliki sayap yang cantik, berwarna ungu muda dengan sedikit tembus pandang di bagian atas. Orang-orang banyak yang menginginkan sayap itu dan iri kepadanya.
Suatu hari, peri Liboria ingin pergi ke istana Divieto demi menuntut ilmu yang lebih baik. Sesuai namanya, istana itu dipenuhi banyak larangan yang sedikit menyulitkan peri Liboria. Salah satunya yaitu para peri yang belajar tak diperbolehkan keluar dari istana selama 1 tahun penuh. Apapun alasannya, mereka hanya di perbolehkan untuk belajar dan belajar.