.
.
.
.
.2 bulan kemudian..
Ujian sudah di depan mata. Jung Hoseok sudah belajar semalaman dan beberapa kali sedikit mengeluh karena ia gampang lelah dengan perutnya yang sudah lumayan terlihat. Hoseok hanya berharap ujian lekas selesai dan ia bisa istirahat total.
"Hyungie.." panggil Hoseok. Mereka tengah duduk berdampingan. Hoseok yang sudah selesai mengerjakan soal-soal dari Yoongi dalam les hari ini, ia ingin bermanja kepada suaminya yang terlihat masih sibuk.
"Kenapa?" Tanyanya. Ia tak mengalihkan pandangannya dari laptop di hadapannya.
"Aku sudah selesai, hyung juga harus berhenti sekarang."
Min Yoongi menoleh kepada sang istri, "Aku belum selesai."
Bibir Hoseok mengerucut, "Aku lelah. Ayo istirahat~!"
"Sebentar yeobo~ pekerjaanku banyak. Kau tidak lihat?"
"Berhenti atau aku marah?!"
Min Yoongi menarik nafasnya dalam-dalam, ia menghentikan pekerjaannya dan menarik tubuh istrinya untuk ia dekap.
"Kau ini kenapa hm? Bawaanmu marah-marah sejak kemarin."
"Itu karena hyung mengabaikanku sejak kemarin!"
"Kapan aku mengabaikanmu? Bahkan kau saja terus mengikutiku apapun yang aku lakukan."
Si Jung menatap Yoongi tak suka, ia meraih ponsel Yoongi dan membuka bagian pesannya. Sebenarnya ia kesal dengan si Min karena dia ketahuan bertukar pesan dengan seorang perempuan. Mana terlihat dekat lagi.
"Ini siapa!?" Tanyanya.
Min Yoongi membaca nama kontak itu, "Oh.. dia teman kuliah hyung dulu. Dia sekarang menjadi dosen di universitas yang akan kau tempati nanti. Aku sudah mendaftarkanmu disana." Ujar Yoongi. Mata Hoseok membulat.
"Aku tidak mau!"
"Tidak mau apa? Kau kan sudah setuju untuk kuliah?"
"Tidak mau, pokoknya tidak mau! Hyung menyebalkan!" Ujar Hoseok. Ia berjalan pergi setelah menarik tubuhnya dari Yoongi. Kenapa juga ia harus kuliah disaat dirinya mengandung?! Apa tidak bisa benar-benar ditunda satu tahun saja!?
Terlebih, perempuan yang dimaksud Yoongi tadi dosen disana? Mereka akan bertemu dong? Lalu apa yang akan terjadi? Jika sampai Yoongi macam-macam, ia benar-benar tak akan memaafkannya.
Tangan Hoseok bergerak mengambil ponselnya dan menelpon Jimin agar ia tak memikirkan itu lagi.
"Halo Jimin?"
"Halo Seok.. ada apa?"
"Kau sedang apa?"
"Tidak ada.. aku baru saja pulang soalnya."
"Jiminie.. aku kesal dengan Yoongi hyung..!" Keluhnya.
"Kenapa? Apa ssaem melakukan sesuatu?"