.
.
.
.
.
.Hoseok tengah berjalan di sekitar koridor sekolah bersama Jimin. Hari ini Taehyung tidak datang, jadi hanya mereka berdua. Mereka ingin pergi ke kantin untuk makan siang di jam istirahat ini. Namun langkah mereka terhenti saat seseorang memanggil Hoseok. Dia menoleh dan menatap perempuan yang tak jauh dari pandangannya.
"Oppa!"
"Ya?" Jawab Hoseok singkat. Jimin ikut membalikkan badannya dan menatap perempuan itu juga.
"Kalian mau ke kantin?" Ucap Perempuan itu yang tak lain adalah Wendy.
Hoseok mengangguk, "Ada apa?"
"Bolehkah aku ikut?"
Hoseok mengerutkan keningnya. Dia menatap Jimin yang hanya diam saja. Jimin ikut mengerutkan keningnya.
"Bagaimana seok?"
"Terserah padamu."
"Kenapa aku? Jelas-jelas dia bertanya kepadamu!" Bisik Jimin kesal. Jimin tau jika Wendy menyukai Hoseok tapi tidak dengan Hoseok.
"Ya sudah. Kau boleh ikut." Ucap Hoseok dan berlalu pergi meninggalkan Jimin dan juga Wendy.
Perlu diketahui jika dulu Jimin menyukai Wendy, tapi karena dia tau kalau Wendy menyukai sahabatnya dia memilih mundur dan memilih bersama Taehyung. Hoseok tau jika Jimin pernah menyukainya, maka dari itu dirinya tidak pernah merespon Wendy sekalipun.
Mereka bertiga duduk disalah satu meja di kantin. Tidak terlalu ramai di jam istirahat kedua ini. Mereka bisa bebas memilih tempat duduk tanpa harus berdesak-desakan dengan murid lain.
"Seok.." Ucap Jimin.
"Hm.." Sahut Hoseok singkat. Dia tengah sibuk bermain ponselnya sambil menunggu makanannya dan mengabaikan 2 orang yang ada didekatnya.
"Waktu itu kau meminta tinggal di rumahku dan Tae ada apa? Sedang ada masalah?" Tanya Jimin.
Hoseok menurunkan ponselnya dan menatap sahabatnya, "Tidak ada. Aku hanya tengah kesal dengan nunaku."
"Memang dia kenapa?"
"Dia ingin menj-"
"Hoseok!" Teriak seseorang yang tak jauh dari meja mereka. Hoseok yang namanya dipanggil pun langsung menoleh dan menatap Yoongi yang tengah berjalan mendekat ke arahnya.
"Ada apa ssaem?" Ucap Hoseok.
"Ada nunamu di kantor. Dia ingin bertemu denganmu." Ucapnya.
Hoseok terkejut. Dia masih belum mau menemui nunanya.
"Bilang saja jika aku masih di kelas ssaem. Aku tidak mau bertemu dengannya." Ucap Hoseok kembali. Dia kesal dengan Yoongi. Padahal dirinya kan tau jika Hoseok tak mau menemui sang nuna.
"Dia mencarimu, Hoseok. Ada yang ingin dia bicarakan sebelum dia pergi ke luar Negeri bersama eommamu, katanya." Ucap Yoongi dan sukses membuat Hoseok membeku. Apa? Ke luar negeri?! Tidak! Hoseok tidak mau nuna ataupun eommanya meninggalkannya. Akhirnya dia langsung berdiri dan pamit kepada Jimin juga Wendy. Dia mengikuti Yoongi dari belakang.
Sedangkan Jimin bertanya-tanya, kenapa sepertinya Hoseok dan ssaemnya itu dekat? Dia mengalihkan pandangannya kepada Wendy yang masih saja menatap kepergian Hoseok.
"Wen, kenapa tak kau makan makananmu?" Ucap Jimin kepada Wendy. Perempuan cantik itu yang awalnya menatap kepergian Hoseok pun mengalihkan pandangannya kepada Jimin.
"E-eh? Hehe iya Oppa, ini mau ku makan." Ucapnya sambil tersenyum. Untung saja Jimin sudah tak menyukai Wendy. Bisa-bisa dirinya khilaf.
___
.
.
.
."Nuna, eomma.. Jangan pergi." Ucap Hoseok. Dia baru saja mendengarkan penjelasan nunanya yang ingin keluar Negeri dengan alasan dia tak mau menuruti nunanya. Hoseok memang tidak mau menikah, tapi dia juga tidak mau jika nuna atau eommanya meninggalkannya. Matanya berkaca-kaca menatap sang eomma.
"Kau sudah tidak mau mendengarkan nuna. Untuk apa nuna tetap disini. Sekarang kau bisa bebas kemanapun kau mau pergi dan melakukan apapun. Tapi tenang saja, nuna akan tetap membiayaimu sekolah hingga selesai dan setelah itu kau bisa cari pekerjaan sendiri. Nuna akan pulang sekitar 4 tahun sekali bersama eomma." Ucap Mejiwo lagi.
Hoseok terdiam. Bagaimana ini? Dia tidak bisa hidup tanpa nuna dan eommanya jika sendirian di Korea. Tapi dia juga tidak mau menikah!
Yoongi yang sedari tadi memperhatikan mereka memilih diam saja. Jujur saja dia kasihan dengan Hoseok. Apakah nunanya tidak kasihan kepada adiknya? Yoongi rasa Mejiwo terlalu keras kepadanya. Apakah Yoongi harus menunda pernikahan itu dulu hingga lulus?
"Nuna.. Jangan terlalu memojokkan Hoseok seperti itu. Kasihan dia."
"Tidak. Aku tidak memojokkannya. Aku hanya memberinya pilihan. Jika memang dia tetap kekeuh dengan pilihannya, aku juga tidak memaksa."
"Hikss.. Nuna.." Tiba-tiba Hoseok menangis dan dengan segera sang eomma memeluknya. Sebenarnya dia sangat kasihan dengan anak bungsunya. Tapi Nyonya Jung juga tidak bisa membantah Mejiwo. Ini demi kebaikan anaknya.
"Sudah jangan menangis." Ucap sang eomma menenangkan.
Yoongi semakin tidak tega dibuatnya. Sedangkan Mejiwo tetap dengan pendiriannya. Dia tidak suka dibantah oleh adiknya karena ini demi kebaikannya.
"Nuna akan berangkat besok. Terserah kau ingin mengajak siapa untuk tinggal di rumah atau kau mau tinggal dimana, sesukamu saja." Tambahnya.
Mendengar hal itu Hoseok semakin menangis. Nunanya memang tak memarahinya namun perkataan seperti ini sungguh tak pernah terbayangkan olehnya.
"Nuna hiks.. jangan pergi, iya aku akan menuruti ucapan nuna. Tapi jangan meninggalkanku sendiri hikss.."
Mejiwo tersenyum mendengar ucapan sang adik. Dia meraih tubuhnya yang memang berada di tengah-tengahnya dengan sang eomma. Dia memeluk adiknya dan mengelus surainya penuh kasih sayang.
"Kau janji?" Ucapnya.
Hoseok mengangguk. Dia menyembunyikan wajahnya di lengan Mejiwo. Yoongi yang melihat Hoseok manja kepada Mejiwo baru menyadari jika Hoseok tidak bisa hidup sendiri. Dia masih perlu pengawasan dari orang tuanya walau umurnya sudah remaja.
Tbc...