Hari ke-4 Yoongi pergi dalam perjalanan bisnis ke Busan. Karena Hoseok juga harus kuliah, ia meminta sang Nuna untuk datang ke rumahnya dan menginap. Selain menemaninya, sang Nuna bertugas mengantar dan menjemput Woosik pulang sekolah.
Hoseok yang disibukkan dengan tugas-tugas kuliah merasa bersalah kepada sang anak karena waktu bermain dengannya hampir tidak ada sama sekali.
Hari ini Woosik mengajak temannya yang tak lain adalah Yunwooㅡbermain ke rumahnya. Tentu saja sudah dengan ijin dari orang tuanya.
"Wowo, kalian main disini ya. Jangan keluar karena sebentar lagi hujan, mengerti sayang?" Tanya Mejiwoo. Wowo adalah panggilan yang diberikan olehnya untuk keponakan tersayangnya.
"Oke, aunty~" Woosik menjawab sambil memberikan tanda ok melalui tangan kanannya.
Mejiwoo tersenyum sebelum meninggalkan keduanya menuju dapur. Ia juga sudah mengunci pintu depan untuk berjaga-jaga.
"YunwooㅡYa, ayo melukis."
"Oke hyung. Tapi Yunwoo belum bisa melukis, apa mewarnai saja tidak apa-apa?"
"Ah aku lupa. Baiklah, kau boleh mewarnai buku gambar itu. Hyung akan melukis, nanti Yunwoo bisa bantu mewarnainya~~"
"Oke!"
Yunwoo membuka kotak pewarna yang ia bawa dan mulai mewarnai sesuai gambar yang ia lihat. Woosik juga mulai melukiskan imajinasinya, 2 orang anak kecil dan sebuah kucing yang dibawa salah satunya. Tangan anak yang tidak membawa kucing menggenggam tangan temannya sambil tersenyum.
Keduanya asyik dengan dunia mereka hingga mereka melupakan makan siang yang sudah disiapkan sang bibi. Mejiwoo sudah menyuruh mereka berhenti tapi keduanya tetap melanjutkannya.
Ia mengambil ponselnya, bermaksud menghubungi Hoseok melalui video chat agar Woosik mau disuruh makan.
"Nuna, ada apa?" Tanya Hoseok di seberang sana. Ia baru saja menyelesaikan kelas 4 jamnya dan baru akan menuju kelas selanjutnya.
"Wowo tidak mau makan."
"Eh? Kenapa? Bukannya Yunwoo juga disana?"
"Iya, coba lihat ini," Mejiwoo mengarahkan kameranya kepada dua anak di depannya. Mereka masih mengerjakan apa yang sejak tadi mereka kerjakan. Yunwoo terlihat sangat terkesan dengan lukisan hyungnya, sementara Woosik terlihat bangga karena dipuji adiknya.
"Coba dekatkan mereka Nuna. Aku ingin berbicara padanya."
Mejiwoo mengangguk, ia ikut duduk bersimpuh di meja seberang sang anak. Memberikan ponsel itu kepada Woosik agar ia berbicara dengan papanya.
"Wowo, papa ingin berbicara denganmu."
"Papa! Papa kapan kembali?" Tanya Woosik.
"Maaf sayang, papa akan pulang terlambat lagi hari ini."
"Iya, tidak apa-apa~"
Woosik menarik lembar lukisannya dan mengarahkannya kepada Hoseok,
"Lihat, pa! Woo melukis Woo dengan adik!"
"Wah bagus~ Woo memang hebat. Dimana Yunwoo, sayang?"
"Dia disini~"