Part 23

2.3K 240 56
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"APA!?"

Seolah ditusuk menggunakan pisau, jantungnya terasa berhenti juga hatinya mendadak merasakan sakit luar biasa. Mengapa takdir seperti ini?

"Dimana dia sekarang?"

"Istri anda ada di ruang inap saat ini. Ia akan sadar kurang lebih satu jam lagi."

Min Yoongi menatap mama dan dokter disampingnya secara bergantian. Tak berfikir panjang lagi, Yoongi segera mencabut infus di tangannya dan kabur dari ruangannya. Ia ingin bertemu dengan sang istri. Mama Min dan sang dokter segera mengejar Yoongi, padahal Yoongi sendiri kondisinya belum pulih.

Suami Hoseok membuka pintu ruang kamar rawat milik istrinya. Ia melihat mama mertua dan kakak iparnya yang berdiri disamping sang istri. Ia segera mendekati mereka. Nyonya Jung yang sadar jika Yoongi datang sedikit terkejut.

"Yoongi? Kenapa kau disini? Kau masih belum pulih."

Yoongi menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa ma. Aku sudah tidak apa-apa."

"Tidak sayang, kau harus kembali ke kamarmu."

"Biarkan Yoongi disini ma. Yoongi mau menjaga Hoseok."

Sang mertua menatap anak perempuannya, ia mengangguk pelan dan membiarkan si Min duduk di kursi yang berada disamping ranjang si Jung. Ditatapnya anak murid manis kesayangannya, tangannya juga ia gunakan untuk mengelus rambut Hoseok yang terbalut perban. Matanya beralih kepada perutnya yang kembali mengecil. Ucapan dokter tadi benar adanya, istrinya keguguran.

Min Yoongi tak tau ia memiliki dosa sebesar apa di kehidupan masa lalu hingga ia harus menerima kenyataan ini. Bagaimana reaksi istrinya nanti jika dia tau, baby yang ia tunggu-tunggu malah meninggalkan mereka. Air mata Yoongi perlahan turun dengan sendirinya tanpa peringatan. Kakak maupun mertuanya membiarkan Yoongi sebentar, jika ditahan mereka juga kasihan dengan adik ipar dan menantunya.

Pintu kembali terbuka, sosok Nyonya Min dan dokter Yoo datang menghampiri mereka. Keduanya bermaksud membujuk Yoongi agar mau kembali ke kamarnya. Namun ketika melihat air mata Yoongi, keduanya menjadi terdiam dan hanya bisa menatapnya saja.

"Yoongi.." panggil Nyonya Min.

"Maafkan Yoongi eomma, noona maafkan aku. Aku tidak bisa menjaganya dengan baik. Andai aku bisa menghindari mobil si pemabuk itu, ini tak akan terjadi." Ujar Yoongi.

Hati sang mama mendadak ngilu mendengar ujaran anaknya. Ia mendekatinya dan berdiri tepat di belakang Yoongi.

"

Jangan berbicara seperti itu, takdir tidak ada yang tahu. Semua sudah ditulis oleh Tuhan. Kita tak pernah bisa memilih takdir untuk kita. Jangan salahkan dirimu." Ucap Nyonya Min. Ia mengelus surai anaknya yang masih belum mengalihkan pandangannya.

"Benar kata eomma Min. Kau jangan menyalahkan diri sendiri, kita semua tak tahu ini akan terjadi. Kuatkan dirimu, istrimu butuh kekuatanmu saat ia terbangun nanti."

Apa yang dikatakan mereka benar, Yoongi tidak boleh menyalahkan takdir. Ia harus bisa menerimanya. Yoongi harus bisa kuat, ia harus bisa memberi kekuatan kepada istrinya yang masih belum sadar. Si Min tak tau bagaimana Hoseok akan menerima takdir ini.

My Private Teacher [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang