Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.
***
Yeonjun terus memikirkan kenapa perilaku Soobin ke orang tuanya tampak aneh sekali, ya saat dia dipegang oleh ibunya sendiri, Soobin langsung secara reflek melepaskan tangan ibunya itu.Dia gak mau terlalu banyak ikut campur sih, karena itu bukan urusannya, tapi memang mencurigakan saja melihatnya.
Aneh sekali, Yeonjun akhirnya pulang ke rumahnya, mencari tahu info siapa pembunuh itu memang sulit apalagi tidak ada bukti sama sekali.
Polisi menutup kasusnya berkata bahwa itu kasus bunuh diri, tapi serius mereka percaya saja kalau itu bunuh diri, tidak mungkin bukan dalam waktu beberapa bulan ada beberapa kasus bunuh diri dengan cara yang sama di satu gedung fakultas.
Itu jelas-jelas pembunuhan, Yeonjun yakin itu pembunuhan, lagipula kalau bunuh diri, kenapa lidahnya tidak terjulur, kenapa mata korbannya tidak melotot seperti kasus gantung diri lainnya.
Sudah jelas kalau itu adalah kasus pembunuhan, ya agar menutupi kasusnya pelakunya menggantung korbannya agar terlihat seperti bunuh diri.
Apalagi caranya licik sekali, dia sengaja membuat korbannya memegang tali tersebut agar tidak ada sidik jarinya disana.
Yeonjun masuk ke rumah setelah selesai menaruh motornya itu di garasi rumahnya.
"Bagaimana kuliahmu?"
"Baik," jawab Yeonjun ketika melihat mamanya yang duduk di ruang tamu itu.
Mamanya itu semenjak adiknya meninggal dia tampak hanya dirumah, papanya tidak terlalu merasa memperdulikan sih, lagipula lebih bagus kalau istrinya dirumah saja.
Kelihatan juga mamanya menyesal karena adiknya meninggal, padahal bukan salah mamanya sama sekali.
Karena penyakit itu memang mematikan untuk selamat itu hanya kemungkinan kecil.
Kalau meninggal ya, harus terima takdir aja.
"Mama dengar di kampusmu ada kasus gantung diri lagi?"
"Iya, mungkin stress karena pusing dengan pelajaran," jawab Yeonjun yang berbicara dengan asal, lagipula menurut berita juga begitu.
Apalagi orang tua korban juga berkata bahwa anaknya memang mudah marah apalagi dengan sibuk tugas dan praktek di kampus, menjadi dokter itu butuh mental yang kuat.
Kalau tidak ingin berakhir dengan gantung diri karena tidak kuat, makanya polisi menutup kasusnya, karena semua alasannya sama yaitu tekanan mental yang membuat para korban akhirnya bunuh diri.
Yeonjun juga merasa pusing dengan pelajarannya yang seperti ini, tapi dia gak ada pernah kepikiran untuk bunuh diri.
Bukankah menghabiskan uang sekali? Menjadi dokter membutuhkan banyak uang dan tentu saja keluarga yang mempunyai finansial yang bagus.
Kebetulan Yeonjun memiliki semuanya, orang tuanya adalah anak orang kaya, kebetulan papanya juga pintar, maka tambah kaya lagi.
"Yeonjun mau ke kamar," ucap Yeonjun membuat mamanya mengangguk.
***
Soobin mengerutui dirinya sendiri, bodoh kenapa dirinya tadi melepaskan tangan ibunya dengan kasar saat masih ada Yeonjun.Kelihatan aneh sekali pasti, Soobin cuma mendecih, lagipula dia takut dengan ibunya, bisa saja nanti berpotensi seperti ayahnya, siapa yang tau.
Sudahlah, sudah terjadi juga, Soobin kembali menatap mukanya di kaca, dia menyentuh mukanya sendiri, berapa kali dia ditampar dan dipukul oleh ayahnya dibagian ini?
Tangannya mengusap pipinya sendiri, bukan hanya itu bahkan ayahnya berusaha melecehkannya saat ini, Soobin sudah ketakutan setengah mati untung saja ada ibunya yang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Search -yeonbin✔
FanfictionKetika Yeonjun mencari siapa sosok pembunuh yang berkeliaran di kampusnya, tanpa tau bahwa teman sekelasnya sendirilah yang melakukannya. ©2021