21. Mother.

1.3K 232 5
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Soobin memperhatikan apa yang ada di kamarnya, ini apaan coba?

Dia tadi melihat undangan pesta ulang tahun, lalu dia juga melihat ada sebuah suntikan dan juga botol yang entah isinya apa.

Pasti ini semua kerjaan jiwanya yang lain, entah apa yang akan dia lakukan yang jelas Soobin sih tau kalau ini bukanlah sebuah hal yang baik sama sekali.

Jiwa satunya membuat kebaikan itu bisa di hitung jari saja.

Lalu dirinya bisa mendengar suara ketukan dari pintu kamarnya.

"Soobin, ayo makan malam."

Dirinya yang malas berdebat dengan ibunya itu langsung berjalan menuju keluar dari kamarnya.

Barang-barang itu dia biarkan saja, sepertinya jiwa satunya akan menguasai tubuhnya di saat tanggal pesta ulang tahun itu datang.

Pastinya semua itu bakalan ada hubungannya dengan pesta ulang tahun itu, bukan?

Dirinya berjalan menuruni tangga dengan biasa saja.

Lagipula kandungannya itu masih usia beberapa bulan, dirinya masih kelihatan seperti tidak hamil sama sekali.

Walaupun morning sickness-nya tentu saja masih berjalan sampai trimester pertama selesai.

Untuk bagian itu aja jiwa satunya gak pernah muncul-muncul, tau sekali dia kalau gak mau repot dengan segala hal tentang mual di pagi hari itu.

Mata Soobin bisa melihat apa saja yang ada di meja makan.

"Kamu kemarin berkata ingin makan bulgogi, makanya ibu buatkan sekarang."

"Kapan aku bilang itu?" balas Soobin yang tidak merasa pernah mengatakan hal itu.

Namun dia langsung diam, palingan juga jiwa satunya yang pernah bilang gitu ke ibunya.

"Ya, intinya ayo makan, lagipula kamu gak baik kalau telat makan," balas ibunya sambil memperhatikan Soobin yang sedang mengambil nasi.

Soobin sih berharap dia baik-baik saja, awas aja mual, dia itu suka tiba-tiba mual gitu kalau mau makan.

"Kenapa? Kamu mual?"

Soobin hanya menggelengkan kepalanya, dia baik-baik saja saat ini.

"Jadi kapan pacarmu akan melamarmu?"

"Ibu takut kalau pacarku gak mau menikahiku?" balas Soobin sambil memakan bulgogi yang ada di hadapannya itu.

"Tidak sih, ibu hanya penasaran saja."

Soobin memperhatikan ibunya sambil terus memakan makanannya, selagi dirinya tidak merasa mual, maka dia harus segera makan dengan banyak.

"Lagipula aku sebenarnya tidak mau menikah."

Ibunya tergelak saat mendengar ucapan Soobin.

Siapa juga yang tidak kaget, bagaimana bisa Soobin yang sedang hamil itu tidak mau di nikahi oleh pacarnya sendiri.

Biasanya kan kalau orang sedang hamil itu bakalan langsung minta buat segera nikah.

"Tapi pacarku terus berkata jika dia akan segera menikah denganku," lanjut Soobin yang melihat ibunya yang masih speechless dengan jawabannya barusan.

Emangnya jawaban dia kenapa?

"Aku tidak mau menikah jika ujungnya bakalan hancur seperti keluarga ini."

"Tapi tidak semua keluarga bernasib sama seperti kita, Soobin," balas ibunya saat mendengar ucapan Soobin barusan.

Tentu saja dia sebenarnya gak perlu kaget dengan ucapan Soobin barusan, anaknya itu tentu saja trauma dengan apa yang terjadi selama ini.

Search -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang