14. Reveal.

1.9K 356 33
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Soobin berada di sofa ruang tamunya saat ini, tidak ada Yeonjun, tidak ada ibunya.

Saat dia mencari-cari sebuah obat di kotak obat yang ada di rumahnya, dia menemukan salah satu obat keras di sana.

Namun dia hanya menatap obat tersebut, ragu-ragu, apakah dia perlu mempertahankan kandungannya atau dia buat menghilang saja ya.

Berakhir Soobin hanya tiduran di sofa, sial, baru kali ini Soobin membunuh harus berpikir panjang dulu, biasanya langsung saja dia gas.

"Soobin, kamu tidak berniat melepaskanku dari hidupmu, kan?" ucap Soobin kepada dirinya, tentunya saat ini jiwa Soobin yang berbahaya sedang muncul.

Dia bertanya ke Soobin yang tentunya gak akan bisa menjawab pertanyaannya.

"Setidaknya biarkan aku melihat dia lahir dan melihat juga apa yang akan di lakukan oleh Yeonjun kepada anaknya nanti."

Soobin masih berbicara sendiri sambil mengambil botol obat di meja sebelahnya itu lalu melemparnya dengan keras ke dinding membuat obatnya berhamburan ke lantai.

"Walaupun susah sih, aku pasti akan berencana membunuh orang yang membuatku risih."

Lalu dia berhenti bicara ketika pintu rumah ini terbuka, Soobin menoleh kearah pintu dan di sana ada ibunya yang baru saja pulang dari bekerjanya.

Matanya langsung terfokus kearah pecahan kaca dan ada banyak obat juga di sana.

"Kamu yang melakukannya, Soobin?"

Soobin saat mendengar itu malah bangkit dari duduknya, berniat pergi dan gak mau banyak bicara ke ibunya itu.

Tapi dia malah terduduk kembali ke sofa, sial, mendadak dia mual sekali.

"Padahal ini obat ibu saat sakit beberapa bulan yang lalu, untuk apa kamu mengambilnya dari kotak obat?"

"Ibu banyak tanya sekali," balas Soobin dengan malas sambil memijat dahinya saat ini, pusing tau, mana mual.

Ibunya itu malah duduk di sebelah anaknya.

"Itu obat keras, kamu mau melakukan apa dengan obat itu, Soobin?" tanya ibunya lagi sambil memegang lengannya.

Soobin reflek mendorong tubuh ibunya itu dan segera berjalan pergi ke kamarnya.

"Jangan pernah memegangku," ucap Soobin dengan dingin sebelum berjalan pergi meninggalkan ibunya yang terdiam di sana.

Anaknya gak akan pernah baik ke dirinya ya, dua jiwa anaknya itu gak ada yang aku juga dengannya.

Soobin sudah kembali ke jiwa semulanya dan menatap kearah kaca di hadapannya, kaca tersebut masih pecah oleh ulahnya sendiri, tidak ada waktu juga untuk menggantinya.

Lagipula Soobin jika melihat kaca malah melihat ayahnya di sana, mengerikan sekali.

Lalu tangannya memegang bibirnya sendiri, bukan hanya Yeonjun yang pernah menciumnya dulu, tapi ayahnya juga.

Soobin menjambak rambutnya sendiri, mengingat hal itu membuat Soobin ingin muntah.

Dia baru di cium, belum di apa-apain saat itu, tapi tetap saja, dia sudah sangat ketakutan.

Ketika jiwa satunya membunuh ayahnya, Soobin juga tidak merasakan sedih sama sekali.

Malah berterima kasih, Soobin juga bingung dengan dirinya sendiri, dia tidak tau bisa atau tidak melepaskan jiwa satunya kalau dia saja masih selalu bergantung kepada jiwa satunya itu.

Search -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang