Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.
Ada yang menunggu book ini update?
***
Soobin memperhatikan orang-orang yang ada di sekitarnya saat ini, mungkin karena dia jarang sosialisasi selama di kampus, jadi dia sangat canggung dengan situasi seperti ini.Kalau Yeonjun gak perlu di omongin, karena cowok itulah mereka di dikerubungi anak kelasnya itu.
Cowok itu dengan jelas berkata kalau dia akan menikah dengan Soobin, untuk apa sih di kasih tau begitu?
Ya memang sih sebenarnya gak salah sama sekali karena faktanya mereka memang akan menikah nanti, tapi tetap saja rasanya malu saja.
Benar-benar untuk urusan pernikahan Soobin tidak mengetahui sama sekali, keluarga Yeonjun semua yang mengurusnya, bahkan ibunya yang ingin niat membantu saja langsung di tolak karena kata keluarga Yeonjun gak perlu repot-repot.
Sebenarnya yang menikah itu Yeonjun saja atau sama Soobin juga sih? Namun Soobin malas berdebat sama cowok di sebelahnya.
Yeonjun langsung mengajak Soobin pergi dari kelas karena urusan mereka masih banyak, Soobin selama itu juga tidak pernah merasakan jiwa satunya berniat untuk muncul sama sekali.
Apakah dia benar-benar tidak tertarik untuk muncul lagi ya? Benarkah dia gak tertarik untuk membunuh seseorang lagi? Jika iya Soobin tentu saja lega akan hal tersebut.
Dia gak tau apakah alter egonya akan sembuh setelah melahirkan sesuai apa yang jiwa satunya katakan, tapi berharap dulu mungkin gak akan menjadi masalah sama sekali bukan?
"Kamu mau mengajakku kemana?" tanya Soobin saat masuk ke mobil milik pacarnya itu.
"Kamu dari tadi melamun ya? Aku mengajakmu pergi ke sebuah apartemen, lagipula kamu kemarin bilang ingin tinggal di apartemen di bandingkan rumah, makanya aku mau mengajakmu kesana," jawab Yeonjun sambil memasangkan seal belt ke tubuh pacarnya itu.
Matanya juga bisa melihat ada baby bump yang mulai terlihat dari balik kemeja yang di gunakan oleh Soobin.
"Aku gak mau pakai."
"Hei, harus di pakai," balas Yeonjun saat mendengar protes dari Soobin barusan, cowok itu tampak gak mau memakai sabuk pengamannya.
Soobin mendengus, lagipula dia masih hamil beberapa bulan tapi sudah merasa sesak saja saat ini, gimana kalau kandungannya sudah masuk trimester ketiga ya? Bisa-bisa dirinya gak bisa jalan lagi.
Setelah tidak mendengar protes dari Soobin lagi, Yeonjun mulai menjalankan mobilnya menuju ke sebuah gedung apartemen yang akan dia beli kalau cocok oleh Soobin dan dirinya.
Ini Soobin sendiri yang pilih, dia katanya mau apartemen saja karena membeli rumah di tengah kota itu benar-benar mahal sekali biayanya, belum nanti pajak yang harus mereka bayar, ya sebenarnya itu urusan Yeonjun sih.
Namun memang paling mantap itu ya pilih apartemen saja, lagipula mereka berdua masih muda, lalu tinggal juga hanya berdua, nanti beberapa bulan lagi ada bayi yang lahir membuat mereka menjadi bertiga.
Sepertinya cukup dan nyaman saja jika tinggal di apartemen.
Tidak membutuhkan waktu lama, mereka berdua sudah sampai di gedung apartemennya, Soobin segera melepaskan sabuk pengaman yang dia gunakan lalu langsung turun dari mobil sambil berjalan mendekati Yeonjun yang mengajaknya menuju ke lift.
"Kita langsung ke atas? Sudah ada developernya?" tanya Soobin kearah cowok di sebelahnya itu.
"Gak ada."
"Lalu?"
"Ya kita langsung periksa aja sendiri, lagipula unit apartemennya sudah aku beli," balas Yeonjun yang membuat Soobin memutarkan kedua bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Search -yeonbin✔
FanfictionKetika Yeonjun mencari siapa sosok pembunuh yang berkeliaran di kampusnya, tanpa tau bahwa teman sekelasnya sendirilah yang melakukannya. ©2021