25. Hug.

1.2K 199 8
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Soobin masih menatap kearah Yeonjun yang tetap saja diam di sebelahnya.

"Kamu gak marah denganku, kan?" tanya Soobin sambil memegang sabuk pengamannya tersebut.

Entah kenapa kok dia malah takut Yeonjun marah dengannya ya? Padahal kan yang melakukan pembunuhan tadi adalah jiwa jahatnya.

Dia seperti merasakan perubahan yang aneh lagi saat ini.

Dia gak mau Yeonjun marah dengannya, aneh.

"Aku sudah bilang, aku tidak marah denganmu, lagipula itu bukan ulahmu," balas Yeonjun sambil fokus menyetir mobilnya itu.

Soobin cuma bisa mengigit bibirnya sambil memperhatikan jalanan malam yang sudah terlihat sepi.

Padahal ini belum tengah malam, apa karena efek mau hujan jadi semua orang memilih untuk berdiam di rumah saja.

Mungkin saja, Soobin mulai menggosok kedua tangannya sendiri.

"Tapi tetap saja yang melakukan hal itu adalah aku."

"Jiwa jahatmu, bukan kamu yang sekarang, tidak perlu di bahas, membahas hal itu gak akan membuat Goeun kembali hidup walaupun dia kembali mencair sekalipun," jawab Yeonjun yang membuat Soobin akhirnya diam dan gak membahas masalah itu lagi.

Cewek itu menjadi patung karena beku di suntik dengan cairan nitrogen, entah apa yang akan di lakukan oleh dokter untuk membuat tubuh cewek itu menjadi seperti semula.

"Tapi jangan diam seperti ini."

"Kamu mulai cerewet seperti jiwa satumu ya," ucap Yeonjun yang membuat Soobin langsung merenggut.

Ish, kenapa malah dirinya seperti ingin terus diajak bicara sama Yeonjun sih.

Gak benar nih, jangan bilang dirinya mulai tertarik dengan Yeonjun, seperti jiwa satunya itu.

"Bayimu yang pengen dengar kamu bicara."

"Dia masih kecil, gak akan meminta hal seperti itu, bilang saja kamu yang ingin mendengar aku bicara," balas Yeonjun lalu mengacak-acak rambut Soobin yang cuma mendengus kesal itu.

Lagian kok bisa alasan konyol itu muncul dari mulutnya sih.

"Lagipula di dalam perutmu itu ada bayi kita, bukan hanya bayiku," lanjut Yeonjun sambil mengusap pelan perut cowok di sebelahnya sebelum fokus memegang stir mobilnya lagi.

Muka Soobin langsung merasa memanas ketika mendengar perkataan dari cowok di sebelahnya itu.

"Jangan bicara begitu."

"Bicara apanya?"

"Ah lupakan," balas Soobin lalu menoleh kearah jendela karena malu jika pipi meronanya terlihat oleh Yeonjun.

Walaupun sebenarnya pipinya memiliki ruam merah karena efek hamil, jangan lupakan juga pipinya yang jadi tambah gembul saat ini.

Dia merasakan perubahan tersebut kok.

"Oh iya."

"Hm?" tanya Yeonjun sambil menoleh kearah Soobin yang malah diam lagi saat ini.

"Jika kita menikah, kita tinggal dimana?" tanya Soobin tiba-tiba yang membuat Yeonjun bukannya kaget malah tersenyum.

Akhirnya cowok ini mau juga membahas tentang pernikahan mereka yang sudah ingin Yeonjun bicarakan dari kemarin-kemarin.

"Terserah kamu, kamu maunya dimana? Tinggal di rumahmu atau tinggal di rumahku juga terserah."

Search -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang