22. Jealous.

1.3K 228 9
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Soobin memperhatikan jalanan yang tambah ramai ketika di malam hari.

Mengingat besok adalah weekend jadi wajar sekali kalau malam ini lumayan ramai.

Dia berada di atas motor dengan Yeonjun yang tentu saja membawa motor tersebut.

"Sudah kepikiran buat beli kado apa?" tanya Yeonjun sambil fokus menjalankan motornya tersebut.

Dia bisa melihat mata Soobin dari balik kaca spion motornya itu.

"Entah, aku bahkan gak tau kalau ada pesta ulang tahun," balas Soobin yang membuat Yeonjun hanya menggelengkan kepalanya.

Ya mau gimana lagi, selama beberapa hari ini kan memang jiwa jahat Soobin yang menguasai tubuh cowok di belakangnya itu.

"Tapi sepertinya Yeonje gak bakalan tertarik dengan boneka ataupun barang-barang sejenis itu bukan?" lanjut Soobin yang mengingat anak cewek tersebut.

"Mungkin, dia bakalan lebih tertarik dengan hal-hal mewah lainnya," balas Yeonjun yang membuat Soobin cuma bisa menghela nafasnya.

Ya dia sudah menebak sih, lagipula anak-anak kelasnya kan semuanya anak orang kaya.

Jarang bangetlah kalau anak kedokteran dari orang menengah ke bawah, kalaupun ada itu pasti karena beasiswa.

"Tapi serius gak mau pergi bersama?"

"Kalau dianya mau pergi sendiri, kamu gak bisa maksa sih," balas Soobin sambil membicarakan jiwa satunya itu.

Kan keputusan jiwa satunya itu seperti mutlak, gak bisa di ubah-ubah begitu saja.

"Oh iya, menurutmu kapan waktu yang tepat untuk aku melamarmu?"

"Santai aja dulu tau, beberapa bulan lagi juga gapapa," jawab Soobin dengan sangat santai membuat Yeonjun tertawa di balik helmnya.

Nih cowok emang aneh sekali, biasanya orang bakalan langsung minta segera di lamar ketika ketahuan sedang hamil.

Tapi tidak dengan Soobin yang malah santai saja dengan hal itu.

Yeonjun akhirnya menghentikan motornya ketika memarkirkan motornya di basement.

Soobin segera turun diikuti dengan Yeonjun.

Mata Yeonjun bisa melihat Soobin yang sedang menggunakan jaket miliknya, mau gimana lagi cowok itu malah hanya kaos aja padahal angin malam gak terlalu baik buat Soobin yang sedang hamil itu.

"Jika beberapa bulan lagi, maka perutmu bakalan sudah di lihat oleh orang," ucap Yeonjun yang lanjut membahas tentang lamaran tadi.

Soobin padahal malas membahas ini, di rumah ibunya bahas ini, disini bahas hal ini lagi.

"Ya gak masalah, orang-orang mau membicarakanku juga gak bakalan buat aku peduli sama mereka," balas Soobin sambil merasakan rambutnya di acak-acak oleh Yeonjun.

"Sudahlah, aku bakalan melamarmu secara tiba-tiba saja biar kamu kaget sendiri, tentunya sebelum perutmu terlihat oleh orang lain," ucap Yeonjun yang masih tersenyum ke Soobin dengan tangannya yang tetap mengacak-acak rambut Soobin itu.

"Terserah deh," balas Soobin yang mengalihkan pandangannya kearah lain.

Mereka mulai masuk ke dalam lift untuk menuju ke lantai atas.

Ternyata bukan hanya mereka berdua saja disini, tapi ada orang lain juga.

Lumayan ramai membuatnya sedikit merasa pengap, apalagi ada bau rokok juga yang tercium ke hidungnya.

Search -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang