Hari itu perkuliahan selesai sebelum azan magrib berkumandang. Dosen terakhir yang mengajar harus menjeda waktu perkuliahan menjadi sore karena ada rapat penting yang mesti diikuti. Konsekuensinya, mahasiswa harus menunggu sampai rapat itu selesai. Dalam dunia akademik, di perkuliahan, kehadiran menjadi sangat berharga. Jika ada mahasiswa yang tidak hadir tanpa keterangan lebih dari tiga kali, maka dapat dipastikan mahasiswa tersebut tidak akan dapat mengikuti Ujian Akhir Semester.
Ana berjalan cepat dari kampus menuju tempat kosnya. Langit yang telah berselimut jingga, ditemani sayup-sayup suara salawat dari masjid-masjid sekitar, menandakan bahwa waktu azan magrib akan segera tiba. Lokasi indekos tempat tinggal Ana agak jauh dari gedung kampus. Jika berjalan kaki, mungkin memerlukan waktu sekitar 20 menit. Pemilihan tempat kos yang agak jauh itu tentu karena alasan biaya sewa per bulan. Biasanya, semakin dekat rumah kos dengan kampus, maka akan semakin mahal biaya sewa per bulannya. Sebaliknya, semakin jauh maka akan semakin murah. Tapi tentu saja semua tergantung pada fasilitas yang disediakan oleh empunya tempat kos tersebut. Jika fasilitasnya lengkap, meskipun agak jauh dari kampus maka akan tetap mahal dibandingkan dengan tempat kos yang fasilitasnya biasa saja.
Rumah kos tempat Ana tinggal terbilang masuk kategori yang sederhana. Fasilitasnya pun seadanya. Kamar mandi bersama dan tidak ada TV. Peralatan seperti kasur, lemari, piring-piring, harus disediakan sendiri oleh penyewa. Namun, demi dapat kuliah dengan fokus, Ana tidak mempedulikan hal itu. Toh baginya, TV bukanlah hal penting yang malah akan membuatnya malas untuk mempelajari materi kuliah. Dia juga sudah terbiasa mandi setelah subuh sejak lama. Jadi, dia selalu berada di antrian pertama saat akan mandi di pagi hari.
Sore itu, dia sampai di kamar kos saat hari sudah mulai gelap. Azan maghrib pun baru saja selesai dikumandangkan oleh muazin-muazin di masing-masing masjid dan musala. Ana tak ingin membuang-buang waktu lagi. Lekas ia mengambil handuk untuk mandi dan salat magrib.
Selepas bersih-bersih dan salat. Ana selalu menyempatkan diri untuk membaca kitab suci Alquran walaupun hanya beberapa ayat. Petang itu, Ana melamakan bacaannya hingga tiba waktu salat isya. Dia pun langsung menyambung salatnya selepas azan isya dikumandangkan. Di kamar itu, dia tinggal seorang diri. Memang, masing-masing kamar kos khusus perempuan itu, sebagian besar ditempati sendiri-sendiri. Tetapi, jika ingin tinggal berdua pun diperbolehkan.
Waktunya beristirahat dan merebahkan diri. Tepat jam 19.30, Ana menelungkupkan tubuhnya di kasur tanpa ranjang itu, menyatu dengan gravitasi bumi yang hanya dibatasi oleh karpet bermotif tim sepakbola Manchester United. Sambil memeluk boneka Angry Bird berwarna merah, Ana memeriksa notifikasi di ponselnya seperti biasa, membalas pesan-pesan yang masuk sebelumnya, dan membuka-buka media sosial.
Tidak lama kemudian, dia menyampingkan ponsel itu. Ana bangkit untuk meraih sebuah buku referensi tentang morfologi tumbuhan. Buku itu cukup besar dan tebal. Lebar kertasnya hanya sedikit lebih kecil dari kertas A4, dengan tebal 284 halaman. Sampul buku itu dipenuhi warna hijau dengan latar gambar beberapa lembar daun mangga besar yang disorot secara close up. Pada bagian sebelah kiri sampul, menutupi sepertiga kertas ke arah bawah, terdapat enam kotak yang berbaris ke bawah dengan masing-masing memuat gambar tumbuhan dari yang paling atas adalah gambar daun mangkuk, lalu di bawahnya gambar avokad, pohon jati, bunga asoka merah, pohon bambu, dan tanaman seperti jambu air.
Buku itu dibacanya lembar demi lembar dari halaman yang telah ia batasi di waktu lalu, tepat pada suatu bab dengan tulisan besar berjudul "Folium Compositum" atau Struktur Daun Majemuk.
Posisi telungkup membuat kacamata Ana beberapa kali merosot ke bawah, hampir jatuh kalau tidak tertahan oleh ujung hidungnya yang mancung. Ana mendorong sudut tengah bingkai kacamata itu menggunakan telunjuk sehingga tetap menjepit pangkal hidungnya yang tersentuh alis mata tebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARMAKOLOVA
RomancePada akhirnya Ana harus menunggu pujaan hatinya pergi ke negeri orang untuk melakukan penelitian guna menemukan obat kanker. Tetapi, lelaki itu lantas menghilang tanpa kabar. Janji Ana pada pertemuan terakhir membuatnya terbelenggu, akan menunggu...