MUTASI

375 13 0
                                    

Setelah beberapa bulan mencari-cari tempat mengontrak yang dekat dengan tempat kerjanya, akhirnya Azhar dapat juga. Saking dekatnya, bahkan Azhar tidak perlu membawa kendaraan apa pun untuk sampai ke tempat kerjanya. Cukup berjalan kaki.

Yah, meskipun biaya sewa per bulannya hampir dua kali lipat lebih mahal dari tempat sebelumnya, dari lima ratus ribu ke sembilan ratus ribu, Azhar merasa ongkosnya untuk transportasi jadi tidak terlalu besar. Kesimpulannya, apa yang dia keluarkan cukup seimbang. Kelebihannya ada pada jarak yang dekat antara tempat tinggal dan tempat kerja.

Uang sewa bulan pertama hingga ketiga pun telah dibayarkan. Begitu katanya syarat untuk pengontrak baru seperti Azhar. Harus membayar dulu untuk tiga bulan pertama.

Azhar baru saja memindahkan barang-barang di tempat kosnya yang lama ke tempat yang baru. Cukup banyak memang barang-barang yang dia miliki. Perlu menyewa sebuah mobil pick up untuk dapat membawa semua sekaligus dari tempat lama ke tempat baru.

Melihat kondisi tempat tinggalnya yang baru, Azhar tersenyum lega. Dia berdiri tepat di tengah ruang depan sambil menolak pinggang, melihat-lihat sekitar ruangan yang sudah cukup dia tata dengan rapi. Sesekali dia menyeka keringat di dahinya yang masih mengalir setelah seharian mengangkat-angkat barang yang berat.

Meskipun petakan, tetap kontrakan Azhar yang baru lebih besar daripada yang lama. Tempat itu memiliki tiga ruangan yang terbagi menjadi tiga sekat. Ruangan pertama untuk menonton TV dan menerima tamu. Ruangan kedua untuk tidur dan menyimpan barang-barang pribadi. Ruangan terakhir adalah dapur yang di sudutnya sudah terdapat kamar mandi kecil. Bagi seorang bujangan seperti Azhar, hunian seperti itu sudah lebih dari cukup.

Tidak terasa juga sudah lebih dari tiga bulan Azhar bekerja di perusahaan biskuit di Bekasi. Berkat kegigihan, keuletan, dan kejujurannya, Azhar pun dapat diterima dengan sangat baik oleh rekan sejawat maupun para senior-senior dan pejabat di tempatnya bekerja. Melalui koordinasi tangan yang terampil dan otak yang cerdasnya itu, segala macam masalah perkomputeran di perusahaan itu dapat teratasi dengan baik. Hanya saja, Beni masih terus bersikap ketus dan dingin, apalagi jika Azhar selesai merampungkan pekerjaan rumit dan sulit yang membuatnya dipuji karyawan lain, makin membuat Beni terlihat keki. Kadang sikap koordinatornya itu sedikit menjadi ganjalan di hati Azhar. Namun baginya, selama masih banyak orang-orang baik yang mau berteman dan menerimanya di perusahaan itu, seperti Pak Reza, para satpam, staf gudang, OB, dan rekan tim IT lain, sikap ketus Beni menjadi tidak terasa.

Segala macam tuntutan perusahaan terkait jobdesk yang dibebankan kepada Azhar mampu diemban dengan baik dan penuh tanggung jawab. Maintenance peralatan komputer, perbaikan, instalasi jaringan internet, instalasi program, update software sesuai kebutuhan terbaru perusahaan, dapat dilaksanakan dengan baik. Hal itu tentunya membuat dia disenangi khususnya oleh Pak Reza selaku orang yang membuatnya bekerja di perusahaan itu.

Mendapat pekerjaan melalui perantara orang yang dikenal memang tidak selalu mengenakkan. Syukur-syukur jika seorang pekerja dapat menunjukkan kontribusi pekerjaan secara maksimal dan profesional, tentu akan membuat orang yang membawa kita ke tempat kerja itu pun merasa bangga dan senang. Akan tetapi, jika seorang pekerja justru menunjukkan pekerjaan yang buruk, maka bukan hanya nama dia saja yang buruk di mata perusahaan, tapi juga menjatuhkan nama orang yang membawanya. Mendapatkan pekerjaan dengan media seperti itu tetap saja memiliki risiko yang besar.

Hari itu seperti biasa, sesampainya di kantor, Azhar langsung menghidupkan komputer server perusahaan. Segala macam kendali, monitor, situasi perangkat di perusahaan itu berada di dalam pengawasan komputer yang tengah diamati Azhar pagi itu. Secangkir kopi krim panas dia letakkan persis di sebelah mouse wireless Logitech terbaru yang menjadi inventaris perusahaan. Sehirup demi sehirup kopi itu terus menemani Azhar yang matanya terus awas mengamati layar yang ada di hadapannya.

FARMAKOLOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang