'Ya Tuhan, kenapa mata itu sangat seksi!' batin Beby menjerit mendapat tatapan intim dari Rey.
Tatapan Rey beralih ke arloji branded di tangannya. "Sudah malam, gue pulang dulu, ya? Salam buat mama dan papa," kata Rey sambil mengerling menggoda.
Jantung Beby serasa ingin melompat keluar dari tempatnya sekarang juga. Rey benar-benar bisa membuat Beby berteriak histeris sekarang juga, jika saja ia tak sadar bahwa ada orang dirumah ini.
Sekarang Beby paham kenapa hampir semua gadis menginginkan laki-laki dihadapannya ini. Rey memang benar-benar memikat. Dia nyaris sempurna.
Beby mengantar Rey sampai di depan pintu rumahnya. Menatap mobil Rey yang perlahan menjauh lalu menghilang di belokan. Ia menghela nafas panjang, secercah senyum terbit dari bibir Beby. Ia meraba dadanya yang masih saja bergemuruh, padahal sumber gemuruh itu saja sudah pergi.
Beby kembali tersaruk-saruk masuk ke dalam rumah. Ia menyambar kantong belanjaan di atas meja, membawanya ke dapur dan menyimpannya dengan teratur sesuai tempat yang seharusnya.
Saat tubuhnya berbalik hendak mengambil minum, mata Beby menangkap sedikit kekacauan di bak cuci piring.
Beby mendengus. Ya, sepertinya ayahnya sedang malas untuk piket malam. Ia tidak bisa membiarkan dapur kesayangan mamanya berantakan seperti ini. Akhirnya Beby turun tangan, ia mencuci peralatan makan mereka.
"By, kenapa kamu cuci piring malam-malam begini? Bukankah seharusnya papamu ...,"
"Mungkin papa lagi capek ma, biar Beby aja gapapa, sekali-kali, kan?" potong Beby tanpa menoleh ke belakang.
Mellisa mengambil sebuah gelas lalu membuka lemari es dan menuangkan susu cair kedalamnya.
"Kenapa kulkas kita penuh camilan By? Kamu yang beli?" tanya Mellisa, masih berdiri di depan pintu kulkas berwarna hitam yang permukaannya mengilat hingga bisa digunakan untuk bercermin.
"Kak Rey yang beli," sahut Beby singkat, ia masih sibuk menata alat makan di rak stainless disampingnya.
Mellisa mendudukkan tubuhnya di kursi ruang makan sambil mengamati putrinya itu.
"Rey itu pacar kamu?"
Pertanyaan Mellisa menghentak Beby. Ia mengeringkan tangannya dengan lap yang tergantung di dinding. Beby berderap menghampiri Mellisa.
"Kok mama nanya gitu?"
"Ya, mama liat dia baik banget sama kamu gitu, sampe dibeliin cemilan satu kulkas penuh." Mellisa terkikik geli.
Beby terkekeh kecil. "Mama, temen cowok Beby baik semua kok. Max kemarin juga baik, kan? Udah deh, mama jangan nanyain pacar mulu ih," keluhnya dengan bibir yang dimanyunkan, membuat gemas.
Mellisa mencubit pipi Beby. Membuat sang empunya mengaduh pelan. "Lagipula mama selalu suka teman-temanmu, mereka semua baik," ungkap Mellisa.
"Yaudah, Beby mau tidur duluan ma, selamat malam." Ia mengecup pipi Mellisa sekilas lalu berderap ke kamarnya.
*****
"By, lu dicariin Kak Rey!" kata Rachel, ketika dirinya memasuki kelas dan bergabung bersama rombongan teman-temannya yang sedang asyik bertukar cerita, karena kebetulan sekarang sedang jam kosong.Yang dipanggil Beby, tapi yang menoleh Beby dan Max, secara bersamaan pula.
"Kenapa dicariin?" tanya mereka berdua. Sampai akhirnya mereka saling tatap dengan alis yang bertaut.
'Dih, Max apaan si?' batin Rachel.
Rachel memandangi Max dan Beby selama beberapa detik sebelum akhirnya menjawab. "Ngga tau, orangnya di depan kelas tuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
ICY SUGAR [HIATUS]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA! ] "Kak Rey itu dingin kayak es. Terus manis juga kayak gula. Ya siapa sih yang gak bakalan suka?" -Beby. Aletta Beby Derandra, seorang gadis pindahan di SMA GALAKSI yang kedatangannya hampir menggemparkan seisi sekolah kare...