8. Senja

79 35 5
                                    

TING!

Ponsel Beby berdenting saat ia sedang merebahkan diri di sofa bludru yang nyaman. Berisitirahat setelah selesai mengerjakan pekerjaannya sebagai anak yang baik.

Ia melirik sekilas, hendak mengabaikannya jika ada pesan spam dari orang yang tidak dikenal. Tapi ternyata ada pesan dari Max. Beby meraih gawainya dan membaca teks yang tertulis di layarnya.

Max Alcander
By, elo ntar malem ada acara gak?
Gue mau ngajakin elo jalan, suntuk dirumah.

Anda

Aduh, sorry Max. Beby gak bisa. Ntar malem Beby ada acara.


Max Alcander
Yah sayang banget. Btw kalo boleh tau, ada acara apaan?

Anda

Beby udah ada janji sama Kak Rey.


Max Alcander
Oh, yaudah deh.

Anda

Sorry banget ya Max. Lain kali pasti Beby temenin deh.


Max Alcander
Oke.

Beby meletakkan gawainya di atas perutnya yang ramping. Memejamkan matanya sejenak, sampai akhirnya ia tertidur. Bahkan ia tidak menyadari bahwa Mellisa sudah pulang dari kantornya.

Mellisa tersenyum tipis ketika melihat putrinya tertidur pulas di atas sofa. Ia tidak ingin mengganggu tidur Beby. Barangkali ia memang sedang lelah. Mellisa kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar lalu mulai memasak di dapur.

Di dalam kedamaian tidurnya, tiba-tiba ada yang mengguncang perlahan tubuh Beby, seperti hendak membangunkannya. Samar-samar ia juga mendengar seseorang mengucapkan namanya berkali-kali, memanggil Beby. Merasa terusik, Beby terpaksa membuka matanya perlahan.

Dalam pandangannya yang buram, Beby melihat sosok seorang laki-laki. Bingung. Ia mengerjapkan kembali matanya sampai benar-benar fokus melihat subjek di depannya, yang jaraknya hanya sejengkal dari wajahnya itu.

"Kak Rey!"

Beby terkesiap, ia langsung menarik mundur wajahnya dari hadapan Rey dan membuat posisinya menjadi duduk.

'Jangan bilang Kak Rey tadi ngeliatin muka Beby yang lagi tidur,' pikirnya kacau.

Dengan keterkejutan yang memusingkan, bagaimana bisa Rey ada di dalam rumahnya?

Beby menoleh kebelakang dan menemukan Mellisa sedang sibuk berkutat dengan masakannya di dapur.

"Kak Rey gimana bisa ada disini? Gak sopan banget masuk-masuk rumah orang tanpa izin!" racaunya jengkel.

Rey yang masih dalam posisi berjongkok di depan Beby, hanya menatapnya santai.

"Dih, siapa juga yang masuk rumah ga izin? Orang udah diizinin sama Tante Mellisa kok."

"Lah, kok Kak Rey tau nama mama?"

Rey terkekeh kecil. "Ya iyalah, orang tadi udah kenalan. Elo aja kalo tidur kayak kebo, makanya gak denger!"

Beby menunduk malu. 'Ih, kenapa mama gak bangunin Beby dulu sih? Kalo gini kan Beby malu.'

Rey meraih gawai Beby yang sudah tergeletak di atas karpet bludru di depannya. Mungkin terjatuh saat Beby ketiduran tadi. Ia lalu berdecak kesal saat melihat layar gawai milik Beby.

"Gue bilang juga apa, elo tuh kalo tidur kek kebo!" keluhnya sambil menunjukkan rentetan notifikasi pesan dan panggilan dari Rey beberapa menit yang lalu sebelum sampai disini.

ICY SUGAR [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang