41. Kejutan!

6 5 0
                                    

BRAKK!

Pintu kelas terbanting dengan keras. Elza dan Monica masuk dengan wajah penuh amarah. Tentu saja hal itu menarik perhatian manusia-manusia yang sudah lebih dulu masuk ke dalam kelas.

Beby, Rachel, dan Cecil yang sedang membahas materi ujian Biologi di jam terakhir ikut mengamati pergerakan kedua orang yang semakin mendekat ke meja Rossa.

"Lo ngadu apaan sama bokap gue?" Elza melayangkan pertanyaan pada Rossa dengan tidak santai.

Rossa yang masih bungkam di tempatnya membuat Elza geram. Ia menggebrak keras meja Rossa hingga gadis itu menjengit kaget.

"JAWAB! LO NGADU APAAN?" bentak Elza lebih keras.

Beby buru-buru berlari mendekat untuk menengahi karena nampaknya tidak ada satupun orang di kelas ini yang ingin melerai mereka.

"El, jangan bikin keributan lagi. Nanti Elza kena hukum lagi loh." Beby menengahi agar Elza sedikit bergerak mundur dan tidak terlalu dekat dengan Rossa.

Elza menyentak tubuh Beby. "Minggir. Gue gak ada urusan sama lo, bitch!"

Beby mencoba menahan keseimbangan tubuhnya agar tidak terjatuh.

"Gue cuman bilang hal yang memang bokap lo harus tau." Rossa akhirnya menjawab.

Elza mendekat. "Lo ngelaporin kita berdua sebagai perisak. Gila lo, ya? Setelah semua yang udah kita kasih, ini balasan lo?" Mata Elza sudah berkaca-kaca.

"Gue gak cocok sama kalian. Sorry."

PLAK!

Sebuah tamparan keras tak diundang mendarat dengan tiba-tiba di pipi Rossa hingga wajahnya tersentak ke samping.

Seisi kelas heboh karena Elza dengan beraninya melakukan kekerasan fisik di lingkungan sekolah. Itu pelanggaran aturan yang sangat fatal di SMA GALAKSI.

"Bajingan gak tau diri!" umpat Elza.

"El, udah El!" Cecil menarik pergelangan kedua gadis itu menjauh. Meminta mereka berdua untuk duduk di tempatnya.

Rossa memegangi pipi kirinya yang terasa panas dan perih. Beby mendekat, menyilakan rambut Rossa yang berantakan untuk dijepit ke belakang.

Max dan Felix baru memasuki kelas. Keduanya bingung ketika melihat teman-teman sekelasnya sedang sibuk dan heboh sendiri. Beberapa meja bahkan melenceng dari jalur yang seharusnya.

"Ada apa nih?" tanya Felix pada Rachel.

Netra Max menangkap Beby yang sedang berlutut di samping Rossa untuk mengecek kondisi gadis itu.

"Ya ampun, bibir Rossa berdarah!" panik Beby. Ia berlari mengambil tisu di mejanya untuk membersihkan bercak darah di sudut bibir Rossa.

"Ada apa, By?" tanya Max. Ia ikut mengamati Rossa sekilas. "Rossa kenapa?"

"Pasti sakit banget ya, Sa? Em, ke UKS aja yuk! Beby antar sekarang." Beby tidak menggubris pertanyaan Max karena panik.

Rossa menggeleng. "Gak usah."

Kaki Beby sampai melompat-lompat saking paniknya. Reaksi tubuhnya di luar kendali. "Ih, kok gak usah? Pipi Rossa memar. Bibirnya juga berdarah. Kita harus ke UKS sekarang. Ayok!"

Beby menarik tangan Rossa tapi ditahan oleh sang pemilik tangan. "Bentar lagi Ms. Flora masuk. Kita nanti ketinggalan ujian Biologi."

"Nanti kita berdua ujian Biologi di UKS. Beby temenin. Rossa gak usah khawatir. Ayok!"

"Perlu gue temenin juga gak?" Max menawarkan diri.

"Gak perlu. Oh iya, tapi Beby mau minta bantuan."

ICY SUGAR [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang