Rey menyambar tangan Beby, menggandengnya. Menarik Beby keluar dari zona awkward yang mengerikan.
Sedangkan Jennifer melongo dengan mata terbuka lebar melihat Beby tiba-tiba digandeng oleh seorang Rey Alvaro. Cowok idamannya sejak zaman MOS dahulu. Ia melepaskan rengkuhannya dari lengan Dave. Kepalanya berputar seratus delapan puluh derajat menatap Rey yang menggandeng erat tangan Beby.
"Rey tadi bilang apa? Rey ngajakin tuh anak pulang bareng?" lirih Jenni pada Dave.
Kini Dave menatap Jennifer dengan mata menyipit, tidak suka. "Elo masih naksir Rey?" duganya.
Jennifer tersentak, ia buru-buru membenahi ekspresinya. Jenni kembali merengkuh bahu Dave. "Ya enggak dong sayang, kan sekarang kamu pacar aku. Jadi aku naksirnya cuman sama kamu aja. Ya udah yuk pulang!"
Jennifer mencoba untuk kembali tersenyum, walau sebenarnya di dalam hatinya ada rasa iri yang tak terbendung menyaksikan kejadian tadi.
'Sialan, tuh cewek siapanya Rey? Bisa-bisanya mereka gandengan mesra begitu di depan gue! Ini gak bisa dibiarin. Gue gak rela Rey dimiliki siapapun!' geram Jennifer dalam batinnya.
Tak berbeda dengan Jennifer, Dave juga sebenarnya tampak kecewa, gadis pujaannya sedang dekat dengan seorang most wanted di SMA GALAKSI. Ini benar-benar keadaan yang sangat sulit.
Beby menggoyangkan pergelangan tangannya yang digandeng oleh Rey. "Eh, tunggu-tunggu! Sejak kapan ya Beby ada janji pulang bareng sama Kak Rey?" tanya Beby. Ia masih mencoba mencerna situasi.
Kini mereka sudah berada tepat di samping Porsche hitam milik Rey.
"Gak ada."
"Lah terus, tadi apaan?" tanya Beby dengan polosnya.
"Gue bantuin elo," ucap Rey dengan santai.
Sedetik kemudian Beby merasa takjub. Wah, sejak kapan Rey punya rasa kemanusiaan? Eh, bukan! Lebih tepatnya, sejak kapan Rey berani memberi perhatian pada Beby secara terang-terangan dihadapan umum? Ini benar-benar suatu keajaiban!
Beby menatap Rey lekat, maju satu langkah. "Buat apa? Kenapa bantuin Beby?"
Rey melipat kedua tangannya di depan dada. "Lagi pengen aja. Abisnya gue kasian elo jadi obat nyamuk di depan orang pacaran," ungkap Rey tak berdosa.
Beby memberengut. Lalu tersenyum kecil. 'It's okay. Sebuah kemajuan yang bagus By. Elo pasti bisa dapetin Kak Rey!' batin Beby menggebu-gebu.
"Ayo pulang!" ajak Beby. Ia masuk duluan ke dalam mobil.
Rey menatap Beby heran. "Ini siapa yang punya mobil sih?"
*****
"Pa! Beby pulang!" seru Beby ketika membuka pintu rumah.
Beby mendapati ayahnya sedang bersantai di ruang tamu sambil menonton televisi. Beby dan Rey menyalami Stevan bergantian lalu duduk disamping Stevan.
"Papa udah makan siang?" tanya Beby.
"Sudah," jawab Stevan singkat.
"Minum obat?"
"Sudah juga."
Beby menggenggam erat tali ranselnya. "Papa hari ini sibuk ngapain aja?"
Stevan tersenyum kecil. Sejak kapan putrinya ini jadi wartawan? "Gak sibuk-sibuk banget. Cuman revisi beberapa dokumen penting untuk acara presentasi Tuan Alvaro sore ini."
Beby bernafas lega. "Pokoknya mau papa sesibuk apapun, papa gak boleh telat makan, apalagi sampai telat minum obat. Biar cepet sembuh," pesan Beby.
KAMU SEDANG MEMBACA
ICY SUGAR [HIATUS]
Fiksi Remaja[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA! ] "Kak Rey itu dingin kayak es. Terus manis juga kayak gula. Ya siapa sih yang gak bakalan suka?" -Beby. Aletta Beby Derandra, seorang gadis pindahan di SMA GALAKSI yang kedatangannya hampir menggemparkan seisi sekolah kare...