33. Bestie!

19 6 0
                                    

"Sayang!"

Rey yang masih membereskan mejanya langsung mendongak dengan tatapan menghunus.

Sedangkan Beby berdiri di depan pintu kelas dengan senyum lebar, memamerkan sederet giginya.

Guru Ekonomi untuk kelas dua belas baru saja keluar beberapa detik yang lalu, tapi Beby tiba-tiba sudah nongol di depan pintu kelas Rey.

Perhatian seisi kelas XII-IPA 1 terfokus pada Beby. Tapi Beby tidak mempedulikan. Kakinya berderap ke meja Rey.

"Sayang gimana kabarnya hari ini?" Beby mencoba berbasa-basi.

Rey hanya menatap datar pada Beby yang sudah berdiri di samping bangkunya.

"Kabarnya buruk, ya? Sayang kenapa? Capek? Mau Beby pijitin, gak?"

Rey masih diam, ia sibuk memasukkan buku paket ke dalam ransel.

Senyum Beby luntur. Ia menggelembungkan pipinya. Mata Beby menoleh ke arah Simon dan Jordan yang sedari tadi diam memperhatikannya.

"Eh, Kak Jordan sama Kak Simon!" Beby mengangkat tangannya, mengajak tos.

"Hai juga, By. Tumben-tumbenan lo nyamperin Rey ke kelas?" tanya Jordan.

"Yoi, biasanya lo nunggu di depan pintu," imbuh Simon.

"Nggak apa-apa. Pengen aja. Eh, kalian mau ke kantin?"

"Mon, entar malem jangan lupa. Gue tunggu jam tujuh!" teriak seorang gadis yang baru saja melewati bangku Simon.

Simon berdecak. "Iya, ntar gue jemput. Bawel lu!"

Mata Beby mengikuti gadis tomboy berambut pendek yang baru saja keluar kelas. "Siapa, Kak?"

"Oh, itu Moza. Biasa, minta ditemenin nonton film di bioskop nanti malam," jawab Simon.

Beby hanya manggut-manggut.

"Pangeran Jordan, nanti sore jadi kan temenin Rara beli buku?"

"Jadi. Ntar kalau gue ketiduran langsung bangunin aja." Jordan menjawab dengan kalem dan manis.

"Siap, Pangeran." Gadis itu tersenyum lebar sebelum keluar dari kelas.

Bola mata Beby hanya mengamati interaksi mereka. 'Tunggu, tadi cewek itu manggil Kak Jordan, Pangeran? Apa Kak Jordan udah punya pacar?'

"Eh-eh!"

Beby tersentak ketika Rey tiba-tiba menarik tangannya keluar dari kelas. Beby hanya menurut ketika Rey menggandeng tangannya untuk menyusuri koridor. Bahkan mata Beby sampai tak berkedip ketika melihat wajah datar Rey yang senantiasa menatap ke depan.

"Ganteng banget," gumam Beby.

"Keceplosan nggak?"

"Enggak. Ini ungkapan jujur."

Rey hanya tersenyum miring sebagai respon.

"Kak Rey mau ke kantin?"

"Gue gak laper."

"Tapi Beby laper," rengek Beby.

Tak berselang lama, terdengar suara gemuruh kecil yang bersumber dari perut ramping Beby.

Rey yang sedang berusaha mempertahankan wajah ketusnya mendadak tertawa.

Sedangkan Beby menggigit bibir bawahnya karena malu.

"Ya udah ayok ke kantin. Gue temenin lo makan siang." Rey memutar tumitnya, membawa Beby ke kantin.

Rey menunggu di meja. Beby memesan makanan di stand Mami Yuli. Sejurus kemudian Beby kembali membawa sebuah nampan berisi satu porsi dimsum dan dua gelas minuman.

ICY SUGAR [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang