"Siapa? Siapa?" heboh Rachel di kantin.
Mereka berlima sudah berkumpul di kantin seusai jam ujian Matematika untuk melihat rekaman dari spy cam yang mereka pinjam kemarin.
Auryn memutar gawainya, mempertontonkan rekaman yang sudah dinanti-nanti oleh kawannya sejak tadi.
Fiona terkesiap keras, membuat Beby dan Rachel kaget.
"Lah? Mana?" tanya Fiona.
"Ini kita nonton punggungnya doang?" heran Beby.
"MUKANYA KAGAK KELIATAN!" teriak Fiona.
Cecil mengusap bahu Fiona. "Sabar ya, Fi? Belum rejeki lo buat tau siapa dia sang cowok misterius."
"HUAAAAAAA!"
Cecil buru-buru membekap mulut Fiona yang terbuka lebar dengan telapak tangannya.
"Jangan teriak-teriak di kantin bego! Mau ditegur senior lo?" racau Cecil.
"Gue kecewa banget! Kecewa! Kecewa!" Fiona merengek dengan kaki yang menghentak-hentak ke lantai.
Rachel dengan teganya malah menoyor kepala Fiona hingga tubuhnya hampir terjungkal ke belakang.
"Lebay amat sih lo? Liat tuh Beby, kalem," cerca Rachel.
"Nggak apa-apa, Fi. Kan kita bisa coba lagi lain kali," nasihat Beby.
"Ha! Liat tuh Beby, kalem. Gak kayak lo, ngegas mulu!" balas Fiona tak santai pada Rachel.
Rachel hanya tersenyum miring.
"Kayaknya kita harus taruh spy cam-nya di posisi yang lebih tepat deh," cetus Auryn.
"Gue juga mikirnya begitu," timpal Cecil.
"Kenapa spy cam-nya gak ditaruh di atas meja Beby aja?" saran Beby.
"Biar apa?" tanya Fiona.
"Ya biar kelihatan mukanya lah!" sewot Beby.
"Siapa tau orangnya nanti ngira kalau itu bolpoin Beby yang ketinggalan," ujar Auryn.
"Kalau spy cam-nya diambil gimana?" tanya Fiona.
"Ada GPS-nya kagak sih?" tanya Rachel.
Mereka berempat mengangkat bahu sebagai jawaban, tanda tidak tau.
"Tanya Leo deh coba," saran Cecil.
Lagi-lagi Fiona kembali menarik tangan Auryn dengan spy cam milik Leo di genggaman. Kembali menghampiri Leo untuk menanyakan sesuatu.
Tapi saat mereka berdua kembali, mereka malah memasang wajah murung.
"Kenapa lo?" tanya Cecil.
"Spy cam-nya diambil lagi sama yang punya. Katanya mau ada keperluan," jawab Auryn.
"Greget gue. Lama-lama gue beli sepuluh CCTV terus gue tempel di kelas biar kelar nih huru-hara!" kesal Fiona.
"Ya udah. Beli sana!" kata Rachel dengan entengnya.
"Masalahnya gue lagi bokek. Mana duit bulanan dari bokap tinggal dikit."
"Minta lagi."
Fiona berdecak. "Gak segampang itu buat minta duit ke bokap gue, Chel. Bokap gue itu perhitungan banget. Makanya bisa tajir."
Cecil tersenyum miring dengan kepala yang menggeleng pelan. "Teladan sekali kamu menistakan bapak sendiri. Gue aduin Om Grisham terus duit jajan lo dipotong baru tau rasa."
"Bokap gue namanya David!" ralat Fiona.
"Ya kan gue kagak kenal. Taunya nama belakang lo Grisham. Ya pasti lo Fiona putri Grisham," kilah Cecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ICY SUGAR [HIATUS]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA! ] "Kak Rey itu dingin kayak es. Terus manis juga kayak gula. Ya siapa sih yang gak bakalan suka?" -Beby. Aletta Beby Derandra, seorang gadis pindahan di SMA GALAKSI yang kedatangannya hampir menggemparkan seisi sekolah kare...