Bekerja di NewsdayTV tak melulu bertugas terjun mencari berita ke lapangan. Siang ini gue baru disibukkan dengan mengedit naskah prompter yang akan digunakan news anchor untuk dibaca saat penayangan program berita. Tulisan-tulisan yang hampir terketik seluruhnya dalam sebuah layar putih itu nantinya akan muncul pada sebuah layar besar, yang ditata sedemikian rupa di antara sebuah kamera yang diatur lurus lensanya ke arah si pembaca berita.
Suasana hectic di studio tak kalah ganasnya dengan apa yang terjadi di ruang meeting. Mustahil ada kata santai dalam kamus kehidupan mereka, kondisi saat pra-produksi seperti ini akan terus dibuat terasa pusing pada mulanya. Sudah biasa dan dianggapnya sebagai hal yang normal.
Harusnya agenda kerjaan gue hari ini disibukkan dengan liputan seperti biasanya bersama Bang Jeko. Namun entah apa yang terjadi gerangan, tiba-tiba saja Bang Levan pagi buta menghubungi gue dan diminta menggantikan salah satu kru yang sedang absen hari ini. Ah, gue kalau begini caranya gue serasa balik jadi anak magang. Apa saja semuanya disuruh kerjain.
Baiknya saat bertugas di sini, seluruh kru dari tim sifat-sifatnya tak begitu arogan dan pasif. Mereka cukup terbuka mau membantu juniornya ketika ditanya soal kerjaan. Teknik kerjanya sendiri rupanya nano-nano, susah-susah gampang. Karena harus pandai-pandai memasang mata lebih tajam, lebih teliti, lebih detail dalam pengerjaan seperti pemberian tanda baca dan sebagainya. Jujur dalam diri ingin mengatakan bahwa pekerjaan ini lebih sukar daripada mengerjakan naskah radio.
Dan ini merupakan pengalaman yang eksklusif bagi gue, karena hampir semua kru disini rata-rata sudah senior. Banyak yang sudah berpengalaman menjadi reporter selama lebih dari 5 tahun. Gue gak minder meskipun jadi salah satu kru yang termuda di antara yang lainnya.
Lampu-lampu dari atas studio yang menyorot pada pusat stage atau panggung, memantulkan cahaya sampai tempat di mana gue duduk menghadap komputer berlayar besar seperti televisi rumah kakak gue. Semua sibuk pada pekerjaan masing-masing mengenakan seragam navy kompak. Berlalu-lalang saling menyibuki diri demi mengejar jam tayang yang sebentar lagi nyaris on air di televisi.
"Bang Dew???" gue menoleh kiri sekilas sebelum akhirnya berhenti melihat Nimas datang ke studio. Wajahnya begitu riang mengenakan cardigan putih tulang yang menutupi seragamnya.
Gue yang duduk menghadap komputer berlayar besar itu seketika dihampirinya turut duduk di sebelah yang kosong.
'Udah gak marah lagi nih dia?'
Gue teringat kembali dengan kejadian beberapa hari yang lalu, ia sebetulnya tak menunjukkan sikap marah besar terhadap gue. Namun gelagatnya ia yang memang tak suka jika urusan pribadi—itu menurutnya, padahal mah terkait juga sama gue—diusik di setiap obrolan, mulai hari ini gue akan mencoba untuk tidak mengulang pertanyaan yang serupa lagi padanya.
"Ngapain di sini?" tanya gue berbisik.
Ikut berbisik, "Elo yang harusnya ngapain? Mau jadi news anchor?"
Mengelak cepat, "Apaan. Haha. Nggak!" sembari mengayunkan sebelah tangan.
"Hilih... ngakunya nggak-nggak eh ternyata abis ini maju ke depan..." tatapannya penuh ledekan, tak canggung ia menyikut tangan mengenai lengan kanan gue. Refleks gue menoleh padanya sebentar.
"Kagak, Nim. Haha. Lo ngapain ke sini?"
Menunjuk dirinya, "Gue? Oh! Ini." ujarnya membuka tas serutnya—tumben dia gak memakai ransel besarnya. Ia mengorek-ngorek sesuatu dari dalam dan dikeluarkannya satu naskah berita.
"Bang Levan nitip ini ke gue pas mau turun, minta dikasih ke orang prompter. Eh... gak taunya elo orangnya." sebetulnya naskah berita yang dicetak hanya formalitas sih, karena sebagian beritanya yang sudah gue sunting sebelumnya dikirim melalui e-mail.

KAMU SEDANG MEMBACA
[4] INVESTIGATE YOU - The Announcers Series ✔
General FictionPada awalnya Dewantara Wiryawan (Wawan) menganggap peserta populer di pelatihan jurnalistik bernama Nimas Gheafinka (Nimas) itu seperti biasa saja layaknya perempuan lain pada umumnya. Namun saat didapati informasi secara dasar melalui teman-temanny...