9

1.8K 132 3
                                    

Tok-Tok.

"Juan, tuh si bapaknya udah dateng." Ujar Kak Benny dari luar kamarku.

Aku mengambil simpanan uangku, lalu bergegas keluar. Kukira bapak pemilik kosan ini akan datang sore-sorean. Tapi ternyata, dia datang bersamaan dengan Kak Benny yang baru pulang dari sekolah.

"Kamu pasti belom makan ya?" Kak Benny rupanya belum ganti baju.

"Hmm --"

"Jangan bohong. Tuh, makanan yang aku pesen online aja masih utuh."

"Kita makannya sama-sama aja ya, kak."

"Oke!" Kak Benny mengacak rambutku.

Kami menemui bapak si pemilik kosan yang sudah menunggu di ruang tamu.

"Selamat siang, pak."

"Siang ---"

Aku bersamalan dengannya. Wajah dan suara itu --- dimana ya, aku pernah melihatnya...?

"Jadi --- den --- maksud saya, Nak Juan ini mau mengekos disini tah?"

Aku mengangguk. "Iya, pak."

"Nak Juan ini apa sudah punya pacar?"

"Psssttss..!"

"Duhh, sakit den ---"

Aku mengerjap memperhatikan bapak itu dan Kak Benny. Sekilas tadi, aku lihat Kak Benny seperti menendang kaki bapak itu.

"Maksudnya, gak boleh bawa pacar kesini! Iya kan, pak!?"

"Betul itu!! Hhahaa..." ketawa bapak itu sangat lucu. "Semua yang kos disini harus patuh peraturan! Tidak boleh pacaran apalagi bawa-bawa perempuan..."

"Enggak kan ya..?" Kak Ben merangkulku. "Kita berdua masih jomblo ting-ting. Jadi bapak gak perlu cemas."

"Ini uang sewanya ya, pak." aku menyerahkan uangku yang sebelumnya sudah kumasukkan ke dalam amplop.

"Saya terima uangnya nih.." Tanpa menghitung jumlahnya, bapak itu langsung melipat amplopku dan memasukkannya ke dalam saku celananya. "Disini air dan listrik gratis. Kamu boleh pakai sepuasnya. Hhaahaa...!"

Dia tertawa lagi. Suara tawa yang semakin mengingatkanku akan seseorang.

"Terima kasih, pak."

"Baiklah, saya pulang dulu kalau begitu."

"Mau aku buatkan teh dulu, pak?"

"Gak usah!" jawab Kak Benny tiba-tiba. "Bapak ini ada urusan genting. Iya kan, pak?"

"Nahh! Sangat genting!" Ujarnya sambil bangkit. "Kalian jaga diri baik-baik. Selamat siang. Hhaahaa..!"

Aku berniat untuk mengantarnya ke depan, tapi Kak Benny melarangku. Jadi, aku tetap di ruang tamu menunggu dia kembali.

Kak Benny pun kembali tak lama kemudian. Dia mengambil bento yang dia pesankan tadi, lalu dia panaskan kembali dengan microwave.

"Kak, tadi rapatnya gimana?"

"Gak gimana-gimana." jawabnya ringan.

Aku mendekatinya. Mengambil jus jeruk dari kulkas, dan menuangkannya ke dalam dua gelas tumbler.

Hape Kak Benny berdering. "Gak bisa. Malem ini gue ada janji. Oke."

"Minumnya, kak."

Kak Benny senyum sambil mengacak rambutku. "Ngantuk gak?"

"Kakak yang kelihatannya ngantuk."

"Enggak ah. Siapa bilang?" Kak Benny garuk-garuk lehernya. "Nonton yuk."

Like Father Like SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang