"Kak Ben...?"
Begitu turun dari mobil, Kak Benny langsung menghambur memelukku. Beberapa kali dia mencium dahiku dengan raut wajah penuh kecemasan.
"Kamu kalo ada apa-apa bilang. Jangan diem aja."
"Gue cabut dulu ya!?" Kak Gery dan Kak Tito pun pamit, setelah mengantarkan Kak Benny.
"Kamu udah makan?" tanyanya.
Aku mengangguk. "Kak Benny, tadi kakak gak mukulin Adnan kan?"
Kak Benny mengeratkan rangkulannya. "Cuma sedikit kok."
"Tapi Adnan gak ngelakuin apa-apa, kak."
"Aku tetap gak percaya."
Kak Benny menghempaskan tubuhnya di sofa. Wajahnya kelihatan kusut banget.
Aku ambilkan segelas air putih untuknya. Lalu kukeluarkan juga es buah yang tadi dibeliin Disty waktu dalam perjalanan pulang.
"Kak Benny mau makan?"
"Gak laper---" sahutnya dengan mata tertutup.
"Minum dulu ya ---"
"Gak haus ---"
"Tadi Disty beliin es buah. Segar deh, kak --"
Kak Benny yang lagi rebahan, tiba-tiba bangun dengan wajah tegang dan mata membulat. Kupikir dia akan marah, tapi nyatanya...
"Suapin dong --"
"Kak Benny kok jadi manja...?"
Kak Benny menatapku dengan tatapan heran. "Kamu juga kok --- ihh, cubit-cubit segala barusan.."
"Maaf, kak." aku malu sekali dengannya.
"Jalan yuk...!?"
"Kemana, kak?"
"Makan --" ujarnya sambil memainkan alis.
"Tapi diminum dulu --"
Kak Benny menerima segelas air yang kusodorkan padanya. Dia meneguknya sampai habis, dengan cepat sekali.
"Ngomong-ngomong, kok si bawel bisa ada di sekolah tadi?"
"Disty pindah sekolah, kak."
"Ke sekolah kita?"
Aku mengangguk sambil nyengir. "Iya, kak."
"Biasanya dia gak betah loh sama udara Jakarta."
"Emang Disty asalnya darimana, kak? Luar negeri ya?"
"Boro-boro!" Kak Benny menepuk pahanya sendiri. "Dia aja asli Malang. Emang kamu gak sadar, kalo bicaranya dia itu medok?"
"Enggak, kak. Maaf."
Kak Benny melepas seragamnya. Hingga tersisa kaos oblongnya saja. "Hei ---" Dia tiba-tiba memegang daguku. "Mau mandi bareng gak?"
"Enggak, kak! Jangan!" Aku gugup sekali menjawabnya.
"Okelah --- aku mandi dulu, habis itu kita cari makan."
"Kenapa gak makan di rumah aja, kak? Mau aku buatin samyang?"
"Lagi panas gini, masa makan samyang sih --" Kak Benny mengacak rambutku.
"Aku mau ke kamar dulu ya, kak."
"Juan ---"
"Iya, kak?"
Kak Benny sedikit merunduk. Tanpa kuduga, dia mencium pipi kiriku. Lalu dia bergegas ke kamar mandi dengan salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Father Like Son
Teen FictionIni adalah kisah kehidupanku, yang seharusnya tidak pernah kuceritakan kepada siapapun... Ketika satu-satunya orang kumiliki, berlaku sangat tidak adil kepadaku... Hai, selamat datang di duniaku...