19

1.3K 107 5
                                    

Tiiinnn...!

"Masuk...!"

Aku pura-pura gak dengar waktu dia berteriak sambil memerintahkanku masuk ke dalam mobilnya yang norak itu.

"Mas Juan ya...?" Ojek online yang kupesan datang disaat bersamaan.

"Iya, pak." jawabku sambil kupakai helm yang ia sodorkan padaku.

"Tunggu-tunggu!" Pria itu keluar dari mobilnya. "Turun --"

"Enggak..!"

"Turun, atau saya angkut paksa kamu..!?"

"Jalan, pak." aku menepuk pundak si bapak driver.

"Kalau bapak maksa jalan, bapak akan saya laporkan perihal penculikkan paksa terhadap anak di bawah umur!"

"Aduh, ini saya harus ikut yang mana...?"

"Turun ---" Pria itu terus memaksa.

Karena aku tidak mau ada keributan konyol terjadi di pinggir jalan raya, maka akupun mengalah.

"Masuk sekarang --"

"Gak usah tarik-tarik, Uncle!!"

"Jangan buat saya marah mangkanya."

"Mas-mas, helmnya...!?"

Pria menyebalkan itu memberikan uang kepada si bapak driver.

"Saya rasa cukup untuk beli enpat lusin helm!"

"Ehhh, ini kebanyakkan pak!"

Sekarang ini aku sudah seperti korban penculikkan aja.

"Kenapa gak dilepas helmnya?"

"Suka-suka, aku! Protes aja!"

Pokoknya aku tidak akan bicara lagi dengannya! Sekalipun dia memaksa, aku akan tetap menutup mulutku rapat-rapat.

"Saya jadi wali kelasnya anak itu --"

Sedikitpun aku tidak tertarik dengan perkataannya.

"Benny. Dia anak yang cukup baik dan pintar. Meski kelihatannya sangat dingin ---"

"Apa maksud uncle dekat-dekat sama Pak Hakim?!" aku mengingkari janjiku sendiri.

Dengan santainya dia bersiul-siul sambil memukul stir mobil dengan kedua telunjuknya.

"Karena dia menggemaskan."

Aku memutar kedua bola mataku. "Pak Hakim bukan boneka, uncle!? Dia itu wali kelasku!"

"Tapi dia memang menggemaskan. Apalagi saat dia sedang bicara --- hhhaahha.."

"Gila!"

"Senin besok ikut uncle."

"Aku sibuk."

"Dengan siapa? Benny atau Adnan?"

"Uncle jangan sok tahu!"

"Loh, saya kan cuma tanya?"

Kutatap dia dengan emosi yang sudah sampai ke ubun-ubun. "Kalau masih ikut campur, aku blokir semua rekening uncle dan aku sita semua aset ---"

"Oke-oke! Sorry, tuan muda..."

"Satu lagi! Jangan bawa-bawa mobil norak ini lagi deh!"

"Astaga, Juan --- mobil ini uncle dapetkan dengan susah payah. Kamu tahu kan, kalau di dunia ini cuma ada sepuluh unit saja?"

"Awas aja kalau masih bawa-bawa, aku bikin ringsek mobilnya!"

"Kalau gitu, kamu harus temani uncle cari mobil lagi."

Like Father Like SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang