"Udah buruan lo tanda tangan!" Idam (karena muak dengan sikapnya, aku gak akan menyebutnya lagi dengan panggilan kakak!) benar-benar keterlaluan. Dia bahkan berani menggeplak kepala Adnan, di depan Kak Benny.
"Jangan kasar, bang!" Dria tak terima. Aku merasakan kalau dia rupanya benar-benar telah masuk perangkap.
"Diem aja lo! Gue ngelakuin ini kan buat lo, juga!"
"Ya gak perlu main tangan juga!"
"Gue gak papa, kok." Adnan tersenyum kecut. Akhirnya ia menandatangani surat pernyataan itu juga. "Selamat ya, lo udah resmi jadi ketua OSIS yang baru."
"Hmmm, iya. Nanti kamu gak keberatan kan kalau jadi wakilnya?"
"Maksud lo apaan?!"
"Kenapa, bang?!" Dria gak mau kalah. "Aku mau Adnan jadi wakilku, emang gak boleh?!"
"Sejak kapan lo berani bentak-bentak gue..?!" Idam narik kerah seragam Dria.
Aku memberi kode kepada Kak Gery untuk memulai siaran live yang sangat seru dan menegangkan ini.
"Gak usah narik-narik seragam gua!!"
"Gak tau diri lo!"
"Kenapa abang harus marah?! Abang gak suka kalo gua jadi ketua OSIS?!"
"Seharusnya lo terima kasih, hah!Karena, berkat gue lo bisa langsung jadi ketua OSIS!!"
"Ohhh, gua paham --- lo marah karena --- lo mau ngerebut Adnan dari gua!! Iya kan...?!"
"Jaga mulut lo!!"
Aku memberikan kode kepada Adnan untuk sedikit menjauh, dari mereka berdua.
"Gua udah ngalah, supaya lo bisa jadian sama Kak Juan! Lo pikir gue gak sakit, bang...?!!"
"Bacot lo...!?"
"Dan sekarang, lo mau ngerebut Adnan dari gua lagi, hah...?!!"
Idam melayangkan bogeman mentah ke wajah Dria. Dria yang bersikap manja, kini pun terlihat sangat garang dan buas sekali. Alhasil, kakak beradik itu kini saling melayangkan bogeman mentah.
Kak Gery cengar-cengir sambil mengacungkan jempol padaku. "Kereenn...!"
BRAAKKK...!!
Dan aktor utama yang ditunggu-tunggu pun akhirnya muncul juga...
"IDAM...!! DRIA...!! KALIAN BERDUA APA-APAAN, RIBUT-RIBUT SEPERTI INI...?!"
"Abang yang mulai duluan, pi!"
"Bangsat lo ya...!?"
"CUKUP...!! PAPI BILANG CUKUP...!!"
"Abang mau ngerebut Adnan dari Dria, pi!!"
"Jangan asal bacot tuh mulut, jing!!"
"Ada apa, ini?!!"
Akhirnya, si kakek tua itu pun muncul juga...
"Kenapa anak anda ribut disini, Pak Matias?!"
"Kurang ajar sekali, cucu anda itu!!"
Yaaa, pertarungan antar dua rekan yang tadinya sejawat itu --- kini dimulai...
"Apa maksud anda, menghina cucu saya..?!"
"Anak saya bukan gay!! Tapi cucu anda yang sakit jiwa itu, sudah berani meracuni pikiran anak saya!!"
"Gak mungkin!! Adnan adalah cucu saya yang normal!! Jangan bicara sembarangan, anda!"
"Ini buktinya!! Cucu anda tengah berhubungan badan dengan anak saya, Idam!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Father Like Son
Teen FictionIni adalah kisah kehidupanku, yang seharusnya tidak pernah kuceritakan kepada siapapun... Ketika satu-satunya orang kumiliki, berlaku sangat tidak adil kepadaku... Hai, selamat datang di duniaku...