Selamat membaca^∇^
━━━━━⸙̸━━━━━
Sudah beberapa hari berlalu sejak kejadian Anne menemukan kotak di pintu apartemennya, selama itu juga mereka terus mendapatkan teror. Entah itu berupa barang mengerikan atau pesan yang dikirim dari nomor tidak dikenal, yang sialnya mereka tetap tidak bisa mendapat petunjuk apapun.
Jeff sudah mencoba untuk melacak nomor handphone itu namun hasilnya nihil, tidak ada data kepemilikan nomor itu. Jujur saja Jeff dan Anne sudah lelah dan muak mendapatkan teror setiap hari, bahkan Jeff pernah memaksak Anne untuk pergi ke London.
Tidak ada yang tahu jika mereka mendapatkan teror, hanya mereka dan para bodyguard serta Ryan yang tahu masalah ini. Mereka memang sengaja menutupi hal ini, karena jika banyak orang yang tahu permasalahan itu maka pelaku itu akan lebih hati-hati dalam bertindak dan itu akan sangat menyusahkan mereka untuk mendapatkan petunjuk.
Kini Anne dan Jeff sedang berjalan menuju kafetaria, ya sekarang jam makan siang dan mereka sudah pasti ingin mengisi perut kosong mereka. Nafsu makan Anne sudah membaik seiring berjalannya waktu, mungkin ia sudah terbiasa dengan teror itu.
Mereka sudah mendapat berbagai macam teror, boneka rusak, bangkai hewan atau mawar hitam yang tentu semua itu selalu berlumuran darah—oh jangan lupakan surat ancaman dengan inisial ‘Ms. H’. Kebanyakan isi surat itu mengancam Anne untuk menjauhi Jeff, namun Anne tidak peduli—hey Jeff tunangannya dan mereka saling mencintai, untuk apa Anne menjauhi lelaki yang ia cintai, ayolah Anne tidak sebodoh itu.
“Hai Anne!” sapa Megan.
“Hmm, hai” balas Anne tidak bersemangat.
“What’s wrong Anne? Apa kau sakit? Kau terlihat tidak bersemangat belakangan ini, atau kau sedang mendapat masalah?” tanya Fiona.
“Aku tidak apa-apa, hanya saja aku masih tidak percaya jika beberapa bulan lagi aku akan lulus,” jawab Anne berbohong.
“Sebegitu sayangnya kau kepadaku hingga kau tidak bersemangat seperti itu karena kau tidak sanggup berpisah denganku Anne? Kita masih bisa bertemu dan bermain Anne, jangan takut aku akan meluangkan waktuku untukmu dan yang lainnya,” goda Olivia.
“Kau terlalu percaya diri Ms. Hampton,” ejek Anne, namun sedetik kemudian ia tertegun. “Ms. H? Ms. Hampton? Apa pelaku itu adalah Olivia? Tidak mungkin, Olivia tidak pernah menunjukan gelagat yang mencurigakan. Mungkin ini hanya pikiran randomku karena terlalu lelah,” batinnya, dengan cepat ia menggelengkan kepalanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Possessiveness Of My Ex | End ✔
Romansa[Bad Possessiveness of My Ex] Mempunyai mantan kekasih yang possessive merupakan kutukan bagi Anne, bahkan Anne sendiri ragu apakah lelaki itu pantas disebut sebagai mantan kekasihnya atau tidak. Ini semua berawal dari permainan bodoh yang Anne main...