"Sebenarnya kau ada rasa atau tidak sih pada Taeyong?" Taeil melanjutkan bicaranya.
"Entahlah, aku tidak tahu."
Jawaban Jaehyun membuat Taeil ingin memukul kepala lelaki tampan tersebut. "Kau... jangan sampai aku memukul kepalamu, Jung."
"Astaga, kau ini selalu saja memarahi ku." Jaehyun mendengus pelan. Padahal biasanya Taeil selalu menggodanya dengan membawa-bawa nama Taeyong, namun kenapa sekarang ia malah dimarahi.
"Bukan begitu, Taeyong anak baik, tidak seharusnya kau bermain-main dengannya. Lagipula aku yakin, kalian sudah melakukan hal lebih selain berpelukan ataupun berciuman."
"Tidak juga." Jawaban Jaehyun lagi-lagi membuat Taeil ingin memukulnya, astaga Taeil harus sabar menghadapi Jaehyun.
"Terserah. Aku menunggu kabar Taeyong hamil."
Plak.
Jaehyun memukul pelan tangan Taeil, "jangan sembarangan begitu."
"Ya ya ya, kembali bekerja. Jangan menjadi pemalas." Taeil beranjak dari duduknya dan kembali ke meja kasir. Berlama-lama dengan Jaehyun bisa membuatnya darah tinggi.
---
Malam ini Jaehyun pulang lebih cepat. Dirinya cukup lelah setelah berjam-jam bekerja. Jaehyun segera membersihkan tubuhnya dan pergi tidur.
Bukannya tidur, Jaehyun malah teringat dengan Taeyong. Sedang apa ya lelaki mungil itu? Jaehyun agak merindukannya.
"Bagaimana jika aku telepon saja?" Gumamnya. Jaehyun jadi ingat dengan pertanyaan Taeil, apa dia menyukai Taeyong? Entahlah, Jaehyun tidak paham dengan perasaannya.
Walau begitu, ia tetap mencoba menghubungi lelaki mungil itu. Percobaan pertama, panggilannya tidak dibalas. Sampai percobaan ketiga, akhirnya Taeyong mengangkat panggilannya.
"Halo?"
"Taeyong, sedang apa?"
"Belajar, sebentar lagi ujian."
"Mau aku temani?"
"Tidak, terima kasih."
Alis Jaehyun mengerut, tumben sekali Taeyong begini. Ahh, Jaehyun jadi sedikit kesal karena sikap Taeyong yang mudah merajuk dan sensitif.
"Hey, ada apa? Aku membuat salah?"
"Tidak, hanya saja aku sedang tak ingin diganggu."
"Kurasa kau berbohong, kau sedang marah kan padaku? Karena perempuan yang kau lihat di restauran tadi siang?"
....
Taeyong tidak memjawab; membuat Jaehyun berdecak sebal. "Jangan terlalu posesif, dia itu temanku."
"Ya..."
"Terserah. Aku tutup teleponnya, selamat malam." Jaehyun memutuskan panggilan. Ia merasa jengkel.
"Lebih baik aku tidur."
---
Sedangkan di seberang sana, Taeyong menahan tangisnya. Mengapa Jaehyun memarahinya? Memang salah jika Taeyong cemburu?
"Hiks, uncle Jaehyun jahat."
Taeyong mematikan laptopnya; mood nya sedang buruk, lelaki cantik itu tidak bisa melanjutkan acara belajarnya.
"Bahkan pesanku tadi siang hanya dibaca saja, hiks."
Taeyong merasa tidak enak badan dan terus mual, sepertinya obat masuk angin yang sudah ia minum tidak memberikan efek apapun.
"Huekk.. mungkin aku harus perbanyak istirahat." Gumamnya.
---
Keesokan harinya, Taeyong memilih untuk pergi bersekolah, ia merindukan teman-temannya.
"Taeyong, kau tahu, semalam Winwin ditelepon oleh Mr. Yuta!" Ten agak berbisik; mereka bertiga sedang berada di kantin saat ini.
"Huh? Benarkah, Win?"
Winwin mengangguk malu-malu, "hu'um! Mr. Yuta akan mengajak ku berkencan malam minggu nanti."
"Oh! Wow!" Taeyong bertepuk tangan heboh, ia turut senang bila temannya memiliki seorang kekasih.
"Apa kau dan Mr. Yuta sudah menjadi sepasang kekasih?" Kini Ten yang bertanya.
Winwin lagi-lagi mengangguk dengan pipi yang memerah. "Keren! Mintalah nilai yang besar pada Mr. Yuta." Ten cekikikan sembari memukul paha Taeyong.
"Bagaimana denganmu, Ten?" Taeyong bertanya.
"Um... aku belum menemukan seseorang yang pas." Sahut Ten sambil menggaruk kepalanya.
"Bohong! Aku tidak percaya padamu." Ujar Winwin yang diangguki oleh Taeyong.
"Aku serius! Belum ada yang menarik."
Mereka terus berbincang secara random sampai bel masuk menginstrupsi. Obrolan anak muda memang tidak jauh dari kekasih ataupun idola favoritnya.
---
hello! any1 still waiting for this fanfic? 👀
jangan lupa vote dan komennya ya! bila perlu kritik dan sarannya juga~
see u di chapter berikutnya! 💗
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.