"Apa yang kita lakukan semalam?" Taeyong bertanya tanpa menoleh kearah Jaehyun.
Jaehyun tersenyum miring, ia berjalan pelan mendekati Taeyong.
"Having sex."
Mata Taeyong melebar. Ia menatap kearah Jaehyun. Tangisannya mengeras. Taeyong benar-benar bodoh!
"Hey.. kenapa menangis? Ssssttt.. aku hanya bercanda."
Taeyong berdecak, selalu saja begitu. Iki hinyi bircindi.
"Serius! Katakan yang sebenarnya."
Jaehyun menghela napas, ia bersimpuh di hadapan Taeyong.
"Hampir. Tapi tidak jadi karena kau tertidur. Jadi aku harus menyelesaikannya sendiri." Ujar Jaehyun, tangannya menggenggam tangan Taeyong.
"Yang benar? Kenapa aku telanjang ketika bangun tadi?"
"Kita hampir saja melakukan hal yang tak senonoh, namun ketika kita sudah sama-sama naked kau malah tertidur. Jangan khawatir. Aku tidak melakukan hal macam-macam saat kau tertidur." Jaehyun mengusap puncak kepala Taeyong dengan lembut.
Jaehyun tidak mengarang, dia mengatakan yang sebenarnya.
"Kau tak percaya? Coba saja jalan, apakah bagian bawahmu sakit? Tidak kan? Aku bukan seorang pembohong."
Benar juga. Taeyong tidak merasakan sakit apapun pada bagian bawahnya. Hanya saja.. terdapat banyak bercak merah di lehernya.
"Aku percaya.."
"Baiklah, ayo kita sarapan. Aku sudah membuat sarapan yang sehat untuk kita."
Taeyong mengangguk. Ia berjalan mengikuti Jaehyun.
Taeyong merasa sedikit lega sekarang.
---
"Bagaimana cara menutupi kissmark ini, uncle? Tidak mungkin aku pulang dengan keadaan seperti ini, mom dan dad pasti akan marah." Taeyong bersandar pada dada bidang Jaehyun. Saat ini mereka sedang maraton drama Korea.
"Pakai saja concealer. Akan aku belikan." Sahut Jaehyun; tangannya mengusap puncak kepala Taeyong.
"Sekarang?"
"Ya. Kau tunggu sebentar ya?"
"Tidak mau, uncle. Tetaplah disini~" Taeyong merengek, ia memeluk erat tubuh kekar Jaehyun.
"Baiklah, nanti saja kita beli sama-sama ya?"
Taeyong mengangguk semangat, lelaki mungil itu memindahkan posisinya menjadi duduk di pangkuan Jaehyun. Sifat manja nya muncul.