Ahjussi! • Jaeyong

19. Menarik

sorry for typo(s) happy reading!

"Aku jadi berpikiran untuk segera menikah, apa ini terlalu cepat untuk pemuda seumuran ku? Bagaimana pendapatmu?"

Taeyong melepas pelukannya dan menatap Jaehyun intens. "Menurutku memang terlalu cepat untuk pria umur 23 tahun, tapi jika kau sudah yakin mengapa tidak? Bukankah sangat asik jika memiliki buah hati bersama orang yang kita sayang?"

Jaehyun mengangguk setuju, Taeyong benar. Ia harus memikirkan ini matang-matang. "Makanan sudah siap, ayo duduk."

Taeyong tersenyum riang dan duduk di meja makan dengan senyuman lebar. Taeyong suka makan, semua makanan ia suka. "Nyam! Ini sangat enak!"

Jaehyun tersenyum lebar; pria itu memang sangat bahagia jika ada yang memuji hasil kerja nya. Ia merasa bangga.

"Ngomong-ngomong, kriteria istri idamanmu seperti apa, uncle?"

Jaehyun tersenyum kecil, "bagiku.. kriteria itu tak penting. Yang terpenting adalah jika kita sama-sama cinta dan setia. Aku menyukai perempuan yang lembut dan sopan."

'Ahh.. perempuan ya?'

"Maka dari itu, setiap hari minggu pagi atau sore kau harus sering-sering pergi ke taman. Biasanya banyak perempuan cantik yang sedang berolahraga ataupun bergosip dengan teman-temannya." Taeyong terkekeh.

"Sebenarnya, aku sudah mempunyai seseorang yang aku sukai saat ini." Ucap Jaehyun, ia rasa tidak ada salahnya berbagi curahan hati dengan Taeyong.

"Oh ya? Siapa dia? Dia pasti sangat cantik. Ahh, aku jadi membayangkan rupa nya." Gumam Taeyong pelan; ia tersenyum kecil ketika merasa dadanya berdenyut nyeri.

"Lupakan saja, ayo kita lanjut makan. Kau pasti sudah sangat lapar kan, sayang?"

Taeyong mengangguk dan memakan makanan di hadapannya.

---

Jam menunjukkan pukul empat sore, Jaehyun baru saja pulang. Kini Taeyong sedang berbaring di atas ranjangnya. Ia menyesali semua yang telah ia lakukan. Taeyong merasa berdosa.

Taeyong menghembuskan napasnya pelan, kenapa ia begitu bodoh dan mudah terlena? Ia merasa bersalah kepada ayah dan ibunya.

"Hhh.. bodoh! Kenapa aku sangat bodoh? Aku pikir.. u-uncle Jaehyun menyukai ku." Gumamnya.

Taeyong ingin menangis, tapi untuk apa menangisi ini semua? Semua telah berlalu dan semua adalah salahnya.

Ponselnya bergetar dan notif pesan memenuhi lookscreen ponselnya. Taeyong mendengus ketika melihat isi pesan tersebut.

"Biar saja, aku ingin menjauh sebentar darinya. Aku takut jatuh semakin dalam.. huft.. bye, uncle Jaehyun."

Taeyong lantas me-nonaktifkan ponselnya. Lebih baik ia segera mandi agar tubuhnya terasa segar dan pikirannya tenang.

(aku ingetin lagi sekali, ABAIKAN timestamps nya ya! males ngedit)

---

Keesokan harinya, Taeyong kembali sekolah seperti biasa. Sakit? Tentu, Taeyong masih merasa kesakitan. Namun, kini ia telah berada di kelas tingkat akhir, sebentar lagi ujian kelulusan, jadi tidak boleh sering-sering meliburkan diri.

"Selamat pagi, Taeyong! Apa kau sudah merasa lebih baik? Kau sakit apa kemarin?" Winwin menyapa saat Taeyong meletakkan tas nya di bangku.

"Selamat pagi, Winwin. Aku sudah lebih baik, kemarin hanya tidak enak badan." Sahut Taeyong dengan senyum kecil. "Astaga, ini pasti karena kau sering bergadang kan? Jaga lah kesehatanmu, sebentar lagi kita ujian."

Taeyong mengangguk, "Ten dimana?"

"Dia belum datang, mungkin kesiangan lagi." Kata Winwin, "bagaimana jika kita ke kantin terlebih dahulu? Aku belum sarapan."

Taeyong berjalan beriringan menuju kantin sekolah bersama dengan Winwin, koridor sekolah pagi-pagi begini memang ramai. Taeyong merasa risih saat ia memergoki beberapa adik kelas yang menatapnya memuja.

"Psssttt, Taeyong! Lihat, Hyunjin memperhatikan mu!" Bisik Winwin. Taeyong menatap balik kepada seseorang yang ia rasa bernama Hyunjin. Hm, tidak buruk.

'Hyunjin ya? Boleh juga.. menarik.'

---

aku kobam Hyunjin :(((((

ganteng bgt asksgshkabs

banyakin vomment dung, ga cape jadi sider terus? :)

see you di chapter berikutnya, semoga masih berkenan membaca 💚

[Ariyaxn©️2020]