36. Montre-moi

1.5K 199 60
                                    

"Mum?"

Semua orang yang ada diruangan itu terlonjak begitu mendengar suara Sicily. Termasuk Voldemort.

"MUM!" seru Sicily dan berlari menghampiri ibunya

Dilihatnya ibunya yang berlumuran darah di seluruh badannya, dan beberapa luka-luka disekitar tubuhnya. Ibunya terbaring kaku, tak berdaya. Sicily mematung, tidak mempercayai apa yang baru dilihatnya, apa ini mimpi ?
Air mata mulai turun dari matanya yang sudah sembab dari semalam.

"Mum..." Lutut Sicily melemas, dirinya terjatuh tepat disamping ibunya. "APA YANG KAU LAKUKAN PADA IBUKU?!''

"Menghukumnya karena tidak mau memberi informasi tentang Harry Potter" Voldemort.

"TIDAK! KUMOHON! MUM BERTAHANLAH!" raung Sicily, mengguncang tubuh ibunya. "MUM!! KUMOHON!! APA MUM INGAT JANJIKU? KITA AKAN BERSENANG-SENANG BERDUA,MUM! HANYA BERDUA! MUM KUMOHON BERTAHAN!"

Sicily menangis, memeluk tubuh ibunya tak peduli bajunya yang ikut terkena darah. Bagaimana bisa ibunya pergi secepat itu? apa mimpi Sicily tadi itu memang pertanda sejak awal? Sicily tidak pernah menduga kalau dia akan membenci orang seperti dia membenci Voldemort.

"tidak ada gunanya kau merengek-rengek seperti itu, dia sudah mati sejak 2 jam yang lalu" ujar Voldemort.

"TIDAK!! bukankah aku sudah memberitahu mu tentang Harry? kenapa kau melakukan ini?!" kata Sicily, tidak sadar kalau dia baru saja melotot kearah Voldemort.

"Dan aku bertanya pada ibumu soal rencana Harry Potter! bukan keberadaanya, aku harus tahu apa yang dilakukan musuhku" jawab Voldemort.

"SUDAH KUBILANG KALAU HARRY TIDAK MEMBERITAHU PADA SIAPAPUN! APA KAU TULI? DASAR GILA!" Teriak Sicily.

"Diam!"

"KAU GILA! TIDAK PUNYA OTAK! BRENGSEK!BAJINGAN!"

"TUTUP MULUTMU!"

"BODOH! TOLOL! IDIOT! IBLIS! MONSTER!"

"Sicily!" seru Lucius Malfoy, sedangkan yang lain melongo menatap Sicily, dan Voldemort bahkan tidak bisa bergerak.

Draco bersumpah kalau dia melihat api panas yang membara disekitar tubuh Sicily, membuat ruangan terasa sangat panas. Dia tidak menyangka kalau Sicily bisa seseram ini.

"BANGSAT! BOTAK! TAK PUNYA HIDUNG—"

"STUPIFY!"

brukk

Tubuh Sicily terjatuh lemas, dan secepat datangnya, aura panas tadi menghilang. Hening, semuanya menatap siapa yang memantrai Sicily.

"Aku memantrainya supaya pingsan lebih lama sementara aku menyelesaikan kekacauan ini. Draco, bawa dia ke kamar." ucap Snape.

Draco mengangguk, dan tanpa disuruh dua kali dia langsung menggendong tubuh Sicily kembali kekamarnya.

"Lucius, sebaiknya kau nikahkan mereka lebih cepat. Kita tidak pernah tahu kapan anak itu bisa membebaskan diri. Dia cukup pintar" ujar Snape.

°°°

Sicily terbangun, rasanya seperti tidur dalam waktu yang lama, kepalanya terasa nyeri sekali. Dia menerjapkan matanya, mencoba mengingat-ingat apa yang baru saja terjadi padanya. Dirinya sedang berbaring di ranjangnya, sedangkan Draco duduk dipinggir kasurnya.

"kau sudah bangun?"

"MUM!" Teriak Sicily dan menangis tersedu-sedu. "Mum! Kau masih hidupkan? aku pasti bermimpi! Ya, benar hahahahah mimpi yang aneh hahahahah"

𝙊𝙐𝙍 𝙎𝘾𝘼𝙍𝙎|| 𝘿. 𝙈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang