37. S p e c i a l

2.6K 215 143
                                    

Sekarang Sicily sudah mulai menguasai beberapa ilmu-ilmu hitam tingkat tinggi dengan bantuan Snape, tak jarang Draco juga membantunya walaupun Sicily masih dingin dengan Draco.

"Tapi ini illegal!" seru Sicily kepada Snape. Snape baru saja memberitahu kepada Sicily dan Draco kalau pelajaran hari ini tentang 3 Kutukan-Tak-Termaafkan.

"Tidak untuk sekarang, Sicily. Kau tidak boleh lemah terhadap musuhmu, kutukan Cruciatus sudah biasa dikalangan kami" ucap Snape.

"Tapi aku bukan bagian dari 'kalian'!" Gertak Sicily.

"Lalu kau akan membiarkan kami mengutukmu tanpa perlawanan?" ujar Snape jengkel, "Bisakah sehari saja kau tidak keras kepala? Atau kau memang lemah?"

Sicily menatap Snape tajam, tentu saja dia benci ketika dibilang lemah, padahal dia masih trauma dengan kutukan Cruciatus.

"Emm.. Sir, kurasa Secyl bukan lemah, dia hanya belum terbiasa dengan hal seperti itu" ucap Draco membela Sicily.

Sicily menatap Draco yang langsung dibalas senyuman dari Draco, namun Sicily masih menampilkan muka datarnya.

"Wah..wah..wah.. Ada apa ini? Apa kalian kekurangan bantuan?" Bellatrix datang dengan tiba-tiba, memecah keheningan. "Apa anak ini masih belum pandai?"

"Apa yang kau lakukan disini, Bellatrix? bukankah pangeran kegelapan sudah bilang kalau tempat ini khusus untukku mengajar mereka?" ucap Snape datar.

"Memangnya kenapa? aku hanya bosan. Lagipula pangeran kegelapan tidak pernah melarangku datang" ujar Bellatrix, lalu menatap Sicily dengan teliti. "Kau mirip ibumu"

Sicily yang sebenarnya ketakutan ketika Bellatrix mendekatinya hanya menatap Bellatrix dengan tajam.

"Aku tidak percaya kau akan menjadi keponakanku sebentar lagi" ucapnya.

Sicily masih diam tak bergeming.

"Kau beruntung karena akan menjadi seorang Malfoy sebentar lagi. Kau tahu, semua gadis ingin menjadi menantu Malfoy" lanjut Bellatrix, "Ayo lihat seberapa kemampuan mu"

Sicily dengan berani memegang tongkatnya dengan erat, sementara Bellatrix masih menatapnya. Sicily mencari-cari kearah hutan yang ada dibelakang Malfoy Manor, dan melihat ada seekor rusa jantan sedang makan.

"Crucio!" Seru Sicily kepada rusa itu, awalnya dia ragu, namun dia berpikir kalau dia harus kuat terutama dihadapan pelahap maut. Dia membayangkan kalau rusa itu adalah Voldemort dan melampiaskan semua amarahnya terhadap rusa itu.

"Ya!Ya! Benar begitu, Anakku!" Bellatrix menjerit senang dibelakang Sicily saat melihat rusa itu meraung-raung kesakitan.

Sicily terlalu fokus dengan rusa itu sehingga dia tidak mendengar jeritan senang Bellatrix, juga Draco yang memanggilkan namanya. Namun, tiba-tiba dia terbayang saat dirinya diberi kutukan Cruciatus itu, bagaimana rasa sakitnya, dan bagaimana dia menjerit-jerit memohon ampun kepada orang yang mengutuknya. Bayangan itu menghentikan aksi Sicily.

"Hah? Hanya segitu?!" ucap Bellatrix kecewa.

"Bella! Kau harus kembali sebelum aku mengadukan ini kepada Narcissa!" Snape memperingati.

"Ya..Ya.. baiklah" cemooh Bellatrix dan langsung pergi dari pandangan.

Sicily menatap kearah rusa itu dengan tatapan kosong, Apa dia adalah orang jahat? Kenapa dia melampiaskan kekesalannya terhadap Voldemort ke binatang yang tidak tahu apa-apa?

"Secyl?" Sicily terlonjak ketika Draco menyentuh pundaknya. "Kau baik-baik saja?"

Sicily mengangguk singkat dan menepis tangan Draco yang berada dipundaknya.

𝙊𝙐𝙍 𝙎𝘾𝘼𝙍𝙎|| 𝘿. 𝙈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang