40. B O R N

1.9K 207 62
                                    

Tiada hari yang membahagiakan kecuali hari ini, Sicily menggendong bayi kecilnya sambil menatap bayi yang sedang tertidur pulas itu. Bayi mungil itu memiliki beberapa rambut hitam sesuai dengan rambut Sicily, bentuk wajahnya sama persis seperti punya Draco tetapi mata,hidung, alis dan bibirnya menggambarkan milik Sicily. Bayi mungil itu tampak imut, tenang ketika tertidur. Sicily tersenyum melihat bayinya, rasa sakit yang ia rasakan tadi setimpal dengan hasilnya.

"Oh, dia sangat imut" Kata Narcissa mengelus kepala bayi itu. "Dia mirip denganmu, Secyl"

Sicily hanya tersenyum dan mengangguk.

Setelah persalinan tadi, Draco dan kedua orangtuanya dipersilahkan masuk ke kamar Sicily untuk menegok keadaannya. Healer memberi beberapa nasihat dan obat-obatan yang perlu Sicily minum serta beberapa tips untuk Sicily, setelah Healer itu dibayar oleh Lucius, dia pulang beserta beberapa asistennya. Ya, Sicily melahirkan di Malfoy Manor karena masih tidak memungkinkan untuk pergi ke St.Mungo mengingat Lucius dan Draco adalah pelahap maut.

"Well, aku kecewa karena aku tidak bisa mendapat cucu laki-laki" ucap Lucius dingin menatap kearah luar jendela. Ucapannya sangat menusuk hati Sicily, bagaimana bisa Lucius sekejam itu?

Draco menggeram, ingin membuka suara tetapi Narcisaa menyela, "Lucius! Gunakan akal sehatmu. Bagaimana pun dia adalah cucumu!"

"Cucu yang tidak diinginkan, maksudmu" balas Lucius, langsung keluar dari ruangan itu sebelum Draco bisa menerjangnya.

Sicily menunduk, menahan air matanya tetapi telat, airmatanya terlanjur jatuh. Apa salahnya memiliki anak perempuan?

"Sayang, aku minta maaf kau harus mendengar itu setelah semua perjuanganmu melahirkan cucuku. Tolong jangan dengarkan dia" ucap Narcissa lembut, memeluk Sicily.

"Iya, Mama" jawab Sicily dalam isak nya.

"Aku akan berbicara dengan Lucius, kau tidak apa-apa kalau aku tinggalkan, sayang?" kata Narcissa.

Sicily mengangguk, "Aku tidak apa-apa lagipula ada Draco disini"

Narcissa keluar menyisakan Sicily dan Draco diruangan itu.

"Kau butuh sesuatu?" tanya Draco mengelus rambut Sicily.

Sicily menggeleng, masih menatap putri kecilnya.

"Aku minta maaf soal ayahku, aku bersumpah aku akan meninjunya kalau—"

"Draco, jangan berbicara seperti itu didepan putri kita" potong Sicily.

"Oh, yeah. Maafkan aku"

"Aku sudah memikirkan namanya, apa kau tidak keberatan kalau aku yang memberinya nama?" tanya Sicily

"Aku tidak keberatan. Dan apa itu?" kata Draco.

"Aciel Lucyn Malfoy. Aku menambahkan nama ibuku sebagai nama tengahnya, bagaimana menurutmu?" ujar Sicily.

"Itu nama yang bagus! Aciel Malfoy? tidak buruk!" jawab Draco memandang putri mereka, "Hi, Aciel. Ini Daddy"

Draco mengecup pipi lembut Aciel yang tidak terganggu sama sekali dengan kecupan itu. Sicily tersenyum memandang pemandangan itu, dia bahagia karena dia memiliki harta yang lebih berharga daripada berlian atau emas. Meskipun ada rasa sedih karena dia ingin ibu dan ayahnya disini, melihat cucu mereka dan mengucapinya selamat atau memberinya kata-kata hiburan yang membuat Sicily lebih baik.

"Hei, kenapa melamun?" Draco membuyarkan lamunan Sicily.

"Tidak, aku hanya senang dengan kehadiran Aciel" jawab Sicily.

°°°°

Seiring berjalannya waktu, Aciel tumbuh dengan baik. Aciel memiliki wajah yang sangat mirip dengan Sicily namun ketika dia tersenyum, menampilkan senyum Draco. Aciel sudah bisa merangkak, mengayunkan kedua tangannya ketika sedang senang atau tertawa, dan ketika dia marah dia akan menarik-narik rambutnya sendiri.

𝙊𝙐𝙍 𝙎𝘾𝘼𝙍𝙎|| 𝘿. 𝙈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang